Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Analisis Tingkat Kebutuhan Seorang Desainer

11 Juni 2018   01:21 Diperbarui: 11 Juni 2018   01:48 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desainer adalah seorang perancang, pencipta, atau penerjemah ide menjadi sesuatu yang terlihat. Berbeda dengan seniman murni, desainer bekerja dengan seorang klien. Sering kali klien yang didapat merupakan orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang desain, tetapi idealismenya tinggi. Di saat klien melakukan revisi-revisi, di saat itulah terkadang desainer diharuskan mengalah hingga terpaksa menurunkan selera mereka hanya demi klien yang ngotot. 

Bukannya ingin menyamaratakan semua klien, tetapi memang ada jenis klien yang "sedikit" keras kepala. Klien-klien tersebut suka bersikeras terhadap ide-ide mereka yang belum tentu membuat karyanya menjadi lebih bagus. Seringkali desainer dibuat pusing, susah tidur, serta stress berkat revisi yang sepertinya tak berujung dan berulang-ulang. 

Tetapi dari sinilah karakter seorang desainer perlahan-lahan mulai terbentuk. Sesungguhnya prioritas apa yang dipegang oleh para desainer ini sehingga mereka tetap betah melakukan pekerjaannya. Apakah untuk sekedar bekerja dan mendapatkan uang? Apakah untuk mewujudkan cita-cita? Atau karena sungguh-sungguh mencintai dunia desain?

Seorang psikolog bernama Abraham Maslow mengembangkan sebuah teori yang menggambarkan tentang prioritas kebutuhan manusia. Teori Maslow digambarkan sebagai sebuah segitiga dengan lima tingkatan. Tingkatan yang paling bawah adalah prioritas utama dalam hidup manusia dan harus tercukupi sebelum munculnya kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi. 

Isi ke-lima tingkatan itu adalah Physiological, Safety, Love, Esteem, dan Self-actualization. Physiological yaitu kebutuhan dasar yang menyokong hidup manusia (makanan, air, tempat tinggal, oksigen, dan lain-lain). Safety adalah prioritas kedua setelah kebutuhan fisik, karena manusia akan secara otomatis mencari tempat atau apapun yang sekiranya bisa menjamin keamanan mereka. 

Setelah merasa aman, manusia akan mencari cara untuk mengatasi kesepian yaitu dengan mendapatkan Kasih Sayang. Selain dicintai, manusia bisa mencintai sesuatu atau seseorang untuk memenuhi kebutuhan ini. Ada dua jenis cinta, yaitu Deficiency (D-Love) dan Being (B-Love). D-Love adalah mencintai sesuatu yang tidak dimiliki, misalnya pernikahan, hubungan spesial, harga diri. D-Love mementingkan cara memperoleh dari pada memberi, sedangkan B-Love merupakan cinta yang tidak berniat memiliki, cinta yang memberi dukungan dan dampak positif bagi orang lain. 

Tingkat ke empat yaitu Esteem (penghargaan), karena manusia membutuhkan kepercayaan diri agar termotivasi hidup. Kebutuhan ini bisa terpenuhi ketika seseorang mendapatkan pujian, apresiasi, prestasi, status, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan meningkatnya percaya diri. Kebutuhan tingkat terakhir yaitu Self-actualization (aktualisasi diri). 

Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai kebutuhan seseorang untuk mencapai apa yang ia inginkan, kebutuhan untuk membuktikan dirinya kepada orang lain. Apabila kebutuhan ini tidak tercapai, akan muncul rasa gelisah, tidak tenang, merasa harga diri berkurang, tidak berguna, dan lain-lain.

Setelah menyebarkan kuesioner kepada para desainer, terdapat 45 responden yang sebagian besar berdomisili di Kota Malang. Dari 45 responden, 51,1% berjenis kelamin perempuan dan 48,9% laki-laki. Sebanyak 75,6% berusia 19-22 tahun, 11,1% berusia 23-30 tahun, dan 11,1% berusia 30-40 tahun. Kebanyakan responden telah berkutat di bidang desain selama 3-5 tahun (total 55%), sedangkan ada 15,4% yang berkutat lebih dari 10 tahun. Sebanyak 73,3% dari total responden mempelajari desain dari sekolah atau kuliah, sedangkan sisanya belajar secara otodidak. 

Dari hasil kuesioner, terbukti bahwa ternyata sebagian besar desainer di Kota Malang memiliki sifat idealis yang cukup tinggi. Hal ini terbukti bahwa 40% dari responden mengaku alasan mereka terjun ke dunia desain adalah karena ingin mewujudkan impian. Selain itu, ada 24% yang mengatakan ingin berguna bagi orang lain dan 8,9% yang mengatakan ingin mendapatkan penghasilan dari mendesain. 

Walaupun banyak responden yang mengaku bahwa pendapatan mereka kurang dari 1 juta (64,4%), tetapi seluruh responden kompak mengaku mereka menikmati pekerjaan tersebut. Mungkin yang menjadi penyebab pendapatan mereka masih kurang dari 1 juta adalah karena kebanyakan responden masih berkuliah dan menjadikan desainer sebagai pekerjaan sampingan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun