Kami kembali ke Denpasar jam 19.00 WIT setelah menghabiskan satu jam di salah satu restaurant di kawasan ini untuk mengisi baterai telefon genggam karena power bank yang dibawa tidak sesuai dengan jenis telefon genggam saya.  Jalan kembali ke Denpasar cukup mudah, tidak serumit dengan banyaknya putaran dan belokan pada saat kami datang. Tinggal jalan lurus mengikuti papan jalan petunjuk arah.Â
Perjalanan satu hari itu tentu melelahkan tapi hati gembira.Â
Dua Hari Terakhir
Dua hari terakhir di Bali saya habiskan di wilayah Canggu, Pantai Berawa. Ada beberapa pantai di wilayah ini termasuk Pantai Seminyak.
Pantai di wilayah ini juga terkenal dengan pemandangan sunset yang indah. Suasana kontras/jauh berbeda dengan wilayah Pantai Kuta yang masih sepi hampir senyap. Wilayah ini sungguh hidup. Banyak turis asing berlalu lalang. Cafe-cafe terlihat ramai waktu dua malam terakhir melintas. Motor dan mobil berdesak-desakan parkir. Â Bahkan macet di beberapa ruas jalan terutama di lampu merah perempatan menuju Canggu. Banyak cafe dan restoran mulai buka dengan ketentuan protokol kesehatan tentu saja.Â
Pembangunan hotel/villa baru juga terlihat aktif di beberapa lokasi terutama di pinggir Pantai Berawa. Tampak mengkhawatirkan sebab hampir tak ada jengkal tanah yang tersisa. Di beberapa ruas jalan kita akan jumpai air yang menggenang pertanda saluran pembuangan yang tak lancar.
Pantai-pantai di wilayah ini terkenal di kalangan pecinta surfing/selancar. Banyak terlihat pengendara motor membawa papan selancar dan juga toko-toko yang menyediakan perlengkapan surfing. Secara keseluruhan menyenangkan melihat kehidupan berdenyut lebih kencang dibandingkan wilayah lain di Bali yang telah saya kunjungi.
Dari perjalanan ini, satu hal yang patut disyukuri pelan-pelan kita bisa menyesuaikan kebiasaan baru. Kampanye tentang pentingnya masker dan vaksin juga masih gencar dilakukan oleh pemerintah daerah Bali melalui radio dan juga di lokasi-lokasi wisata. Menurut data Kementerian Kesehatan, vaksin dosis pertama di Provinsi Bali telah mencapai 98 persen. Tertinggi kedua setelah DKI Jakarta. Lihat datanya di sini. Sebagai wilayah yang menggantungkan kehidupan ekonomi melalui sektor pariwisata hal ini merupakan capaian penting.  Saya sendiri pun merasa aman karena protokol kesehatan diikuti dan diterapkan di mana-mana. Termasuk berlakunya penggunaan aplikasi PeduliLindungi di tempat-tempat umum seperti mall. Walaupun menurut saya tak membantu bahkan cenderung merepotkan. Â
Soal aplikasi PeduliLindungi, sebagaimana banyak pengguna yang lain, saya juga mengalami kendala. Beberapa kali data tidak muncul, perlu beberapa saat menunggu atau refresh/memuat ulang. Selain itu, karena vaksin tidak melalui pemerintah Indonesia, status vaksin di aplikasi yang telah disetujui oleh sistem Kementerian Kesehatan sempat berubah dari Hijau menjadi Merah yang berarti kita belum vaksin dan tidak dapat bepergian ke fasilitas publik. Jadi penting mempersiapkan salinan dokumen untuk mengantisipasi hal ini terjadi di masa kenormalan baru ini.