Tindakan hari itu menghabiskan biaya tiga jutaan rupiah. Asuransi yang disediakan kantor terdapat benefit untuk tindakan bedah satu hari dengan plafon lebih dari cukup untuk menanggung biaya tersebut.
Untuk meyakinkan tindakan operasi, saya menemui dokter specialis bedah Orthopedic khusus Foot and Ankle di RS berbeda. Penjelasannya pun sama. Bahkan menunjukkan retak yang cukup lebar karena kaki digunakan menapak setelah kejadian. Dokter sampaikan, jika telah siap operasi bisa dilakukan keesokan malam dan masuk Emergency Room/unit gawat darutat mulai pagi untuk persiapan. Operasi akan dilakukan di RS berbeda dimana dokter juga berpraktek di sana.
Saya semakin yakin dengan tindakan operasi dan mengiyakan dengan RS yang ditunjuk disamping karena RS tersebut satu group dengan RS tempat operasi besar pertama. Keesokan hari saya datang ke Emergency dengan membawa surat rujukan dari dokter. Saya tinggal berbaring selagi adminstrasi diproses untuk tindakan berikut menyiapkan kamar perawatan. Setelah pengambilan darah, urine, rongent jantung, torax, saya kemudian dibawa ke kamar perawatan. Sambil menunggu operasi yang akan berlangsung malam hari, sesuai yang direncanakan, kurang lebih ada tiga dokter (umum, jantung, anastesi) mendatangi untuk memastikan kondisi saya sebelum operasi. Semua berlangsung cepat, rileks dan menyenangkan.
Demikian pula dengan operasi. Selama di ruang transit sebelum masuk ruang operasi, asisten dokter bedah menyiapkan segala sesuatu dengan cekatan dan membuat suasana lebih segar. Ia mengajak bicara hal-hal yang ringan sambil sesekali melempar lelucon kecil. Bahkan boleh juga berfoto! Sebagai pasien saya semakin merasa tenang.
Memasuki ruangan operasi yang mirip di serial TV Good Doctor atau Greys Anatomy, yang dilengkapi peralatan canggih dan modern. Tim dokter bedah mulai berdatangan. Saya sempat ditawari mau mendengarkan musik apa. Tawaran yang mengundang tawa karena bagaimana saya bisa menikmatinya, sebentar lagi saya akan tertidur karena bius?
Waktu terbangun, saya telah terbaring rapi dan sedikit merasa nyeri di bagian kaki. Singkat kata, operasi lancar dan kami menerima hasil foto untuk kemudian konsultasi penanganan lebih lanjut. Karena kondisi bagus, saya hanya menginap satu setengah hari saja. Dan operasi ini menghabiskan biaya 90-an juta lebih. 90 persen ditanggung penuh oleh asuransi kantor. 10 persen saya ajukan klaim ke asuransi pribadi.
Setelah satu bulan tindakan operasi, kondisi kaki berangsur pulih. Saya siap beraktifitas kembali bulan depan, mungkin tanpa harus bantuan kruk. Yeay!
Tidak terbayang bukan, tanpa perlindungan asuransi dari seluruh pengalaman sakit dan operasi yang saya alami akan betul-betul menguras seluruh penghasilan dan tabungan. Mungkin saya juga tidak dapat mengakses layanan RS yang terbaik. Selain kita selalu menjaga kesehatan, jangan pernah abaikan perlindungan melalui asuransi ini. Tentu saja kita selalu harus waspada dan berhati-hati, namun ada saja peristiwa 'untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak' terjadi dalam perjalanan hidup kita.
Semoga tahun baru membawa banyak keberkahan kesehatan dan perlindungan agar kita #BebaskanLangkah dan #FWDBebasBerbagi untuk hal-hal yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar. Â Selamat Tahun Baru 2020!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H