Beserta segala yang ada di dalamnya, termasuk kamu dan segala kisah kita.
Kamu milik-Nya. Aku paham betul. Aku tak berkuasa atas kamu. Tapi kenapa? Di saat aku sudah mulai lupa akan segala sakit yang menerpa, kau pergi dengan membuka sayatan luka.
Goresan baru. Dengan segala biru yang mendarah daging hingga kalbu.
Air mata tak mampu mengembalikan kamu, semesta seperti tak memiliki rasa iba pada jiwa yang tengah memikul duka lara.
Ingin berteriak ketika segala garis takdir terasa terlalu membuat jiwa terisak. Gelisah dalam setiap langkah, karena sang pemimpin telah menyatu dengan tanah yang basah.
Untuk kamu yang telah diambil oleh semesta, membumilah kamu dengan tenang di alam kedua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H