Mohon tunggu...
Lisa Anjelin
Lisa Anjelin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswi Universitas Pamulang yang gemar menulis puisi. Hobi saya selaiin menulis puisi yakni berenang dan memasak. Saya suka menjelajah hal baru terkait dengan resep makanan. Seelain itu saya juga gemar merias wajah dan melakukan cosplay.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gebrakan Literasi

3 Juli 2023   12:40 Diperbarui: 3 Juli 2023   12:44 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Literasi merupakan kualitas seseorang dalam membaca dan menulis, atau dapat dikatakan kemampuan seseorang untuk melek aksara. Dengan literasi, seseorang dapat meraup informasi sebanyak-banyaknya. Ingat kata pepatah bahwa “Buku adalah jendela ilmu”. Pepatah tersebut merepresentasikan betapa pentingnya sebuah buku dalam memberikan wawasan pengetahuan kepada individu. Dengan membaca buku, maka kita dapat melihat dunia yang bahkan raga kita pun belum dapat menapakinya.

Namun di masa sekarang ini, ketertarikan kepada buku mulai berkurang. Khususnya pada generasi muda saat ini, tak diragukan lagi karena banyak kita lihat di generasi sekarang yang terdapat dalam genggaman mereka bukanlah sebuah buku bacaan melainkan sebuah ponsel pintar. Bagi mereka membaca buku cukup membosankan, apalagi buku dengan halaman tebal dan berisi penuh dengan tulisan. Jangankan membaca, menyentuhnya pun mungkin mereka engggan. Hal tersebut tak dapat dielakkan lagi pada anak muda zaman sekarang.

Walaupun kebanyakan remaja zaman sekarang seperti enggan menoleh terhadap dunia literasi, namun masih ada beberapa remaja yang masih tertarik dengan dunia tersebut, walaupun jumlahnya mungkin bisa dihitung dengan jari. Mereka yang masih gemar membaca buku pun masih ada, namun sebagian dari mereka gemar membaca tulisan yang hanya mereka senangi saja. Contohnya novel-novel romansa dengan alur cerita ringan dan sesuai dengan ekspektasi mereka, atau sebut saja dengan cerita fiksi. Namun untuk membangun kembali generasi yang gemar literasi, kita dapat mengembangkan ide-ide penulisan dari sana. Kita dapat mengubah gaya menulis mengikuti dengan trend kaula muda, serta tak lupa menyisipkan beberapa pesan moral pada karya yang kita buat.

Minat literasi tetap dapat ditingkatkan pada kaula muda di era saat ini, terbukti dari beberpa karya-karya novel yang bahkan masih banyak peminatnya walaupun novel tersebut bertemakan fiksi belaka. Menilik dari beberapa trend yang sempat ramai, bahwa fiksi yang ditulis menggunakan nama idola yang sedang digemari saat ini mampu menarik perhatian membaca anak-anak muda saat ini. Contohnya dari beberapa karya yang akhirnya dibukukan seperti Novel Azzamine, Novel Dikta dan Hukum, dan masih banyak lagi novel-novel yang tadinya ditulis dengan nama idola mereka sebagai pemeran utama.

Selain itu, buku-buku yang direkomendasikan oleh para idola yang sedang digandrungi saat ini juga mempengaruhi minat baca para kaula muda. Seperti contohnya buku yang dibawa oleh Kim Taehyung saat dirinya tengah berada di bandara, buku tersebut berjudul “The Power of Words” karya Shin Do Hyun dan Yoon Naru. Akhirnya banyak yang membeli buku tersebut karena penasaran akan isi yang terkandung di dalamnya, terlebih lagi yang membaca buku tersebut adalah idola yang mereka cintai.

Literasi tetap dapat dikembangkan melalui berbagai hal, tidak melulu terpaku pada buku-buku tebal dengan segudang tulisan. Juga, untuk dapat menarik perhatian membaca para kaula muda juga tak sesulit yang dibayangkan. Kita hanya perlu melihat pasar apa yang sedang digandrungi untuk saat itu, dan kita dapat mengkolaborasikannya dengan kegiatan literasi, seperti contoh di atas. Kita dapat menjadikan sebuah idola yang sedang digandrungi anak muda saat ini untuk mengkampanyekan sebuah gebrakan literasi. Atau pada institusi pendidikan dapat dimulai dengan program membaca yang diadakan setiap hari, tidak mesti lama, cukup lima belas menit sehari saja sebenarnya sudah dapat menambah wawasan pengetahuan para peserta didiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun