Kompasiana.com, Bojonegoro - Pengurus Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa PC. Bojonegoro melantik Pimpinan Ranting se- PAC Sugihwaras. Kegiatan itu dalam rangka tasyakuran pengukuhan anggota tetap dan Acara dirangkai dengan menggelar Istighosah do'a bersama yang bertempat di Yayasan Roudlotul Ulum Desa Wedoro Kecamatan Sugihwaras. Minggu (18/12/2022).
Hadir dalam Acara tersebut jajaran Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Sugihwaras beserta Banom. Pengurus  Pimpinan Cabang (PC) Pagar Nusa Bojonegoro, Pimpinan Anak Cabang  Pagar Nusa Sugihwaras dan Ranting se-Kecamatan Sugihwaras.
Novi Selaku PAC Sugihwaras dalam sambutanya menyampaikan bahwa acara Istighosah kali ini digelar dalam rangka tasyakuran pengukuhan anggota baru, yang mana anggota baru itu telah mengikuti proses ijazah dan pembaitan di Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo beberapa waktu lalu.
"Harapan ilmu yang didapat bisa bermanfaat untuk Agama Nusa dan bangsa, dan berharap anggota baru tetap berakhlaqul Karimah sebagai ciri khas pesilat NU." pungkas Novi.
Kyai Bisri Choiron, selaku Ketua PC Pagar Nusa Bojonegoro dalam sambutanya berpesan kepada anggota tetap, untuk terus belajar memperdalam ilmu beladiri Pagar Nusa yang jelas Sanad dan Nasabnya dari Ulama-ulama NU. Kader Pagar Nusa harus tunduk terhadap ulama dan NU, sebab NU adalah induk organisasi dari Pagar Nusa. Karena itu, sepak terjang kader Pagar Nusa tetap berkiblat kepada ulama dan NU, serta harus loyal. Apapun yang terjadi, jika ada panggilan NU, maka semua harus dikesampingkan.
Menurut beliau, jasa ulama begitu besar di negeri ini. Tidak ada yang menyangsikan loyalitas ulama dan NU terhadap NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Ulama sangat mencintai keutuhan NKRI Apapun taruhannya, ulama berada di barisan terdepan jika Pancasila dan NKRI ada yang merongrong. Semangat itu pula yang harus dimiliki oleh pesilat Pagar Nusa, menjadi pesilat Pagar Nusa harus sigap, siap membela ulama kapanpun diperlukan. Tidak boleh mundur sejengkalpun jika konteksnya membela ulama," ungkap beliau.
Di kesempatan yang sama, H. Moh.Yasin, S. Pd  Ketua MWC NU Sugihwaras juga menegaskan, Pagar Nusa tidak semata-mata menggodok orang dengan ilmu beladiri tapi juga mengajari akhlak. Sopan santun diajarkan dalam bentuk praktik dalam tingkah laku sehari-hari.
"Bagaimana yang muda harus menghormati yang tua, yang tua harus menyayangi yang muda, dan berharap agar antar pesilat saling menguatkan satu sama lain, menjaga kerukunan, dan jangan menimbulkan perpecahan. Ciri-ciri seorang pesilat (Pagar Nusa), pantang membuat keributan, pantang menjelek-jelekkan sesama pesilat. Kalau ada yang seperti itu, maka sesungguhnya dia bukan pesilat yang sejati," tandasnya. (Sandipo)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H