Mohon tunggu...
lisan dipo
lisan dipo Mohon Tunggu... Seniman - PERBEDAAN ITU BUKAN MASALAH TAPI YANG MASALAH ITU APABILA SUKA MEMBEDA-BEDAKAN
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BELAJAR DANDANI ATI TEKAN PUCUK

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teladan Santri NU Mencontoh Sifat dan Watak Lebah

11 April 2020   20:05 Diperbarui: 11 April 2020   20:04 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Menjadi manusia mulai tentunya merupakan impian bagi setiap Muslim di dunia. Namun terkadang keinginan itu jarang sekali sejalan dengan usaha dan kenyataan.

GUS ALI MASHUDI  mengatakan bila ingin berusaha untuk lebih baik sebagai Muslim Dan Terutama Para Pesilat PSNU PAGAR NUSA    yang MenJadi Benteng  Terakhirnya  NAHDLATUL ULAMA,contohlah kehidupan seekor lebah/Tawon.

GUS ALI MASHUDI menilai orang mukmin itu ibarat lebah/Tawon seperti dalam sabda Rasulullah SAW.

"Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah, ia makan makanan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih. Dan tidak mematahkan tempat yang dihinggapinya," (HR. Ahmad, Hakim dan Al-Bazzar).

Lebah/Tawon hanya hinggap di tempat-tempat pilihan, seperti bunga-bunga atau buah-buahan yang mengandung bahan madu atau nektar. 

"Mestinya Sebagai Pesilat PAGAR NUSA  juga seperti itu, hanya mendatangi tempat-tempat pilihan, seperti majelis-majelis ta'lim, masjid atau tempat-tempat lain yang mendatangkan ke-ridhaan Allah," Kata Beliau.

Jika kita amati, ketika Tawon mengambil sari bunga secara langsung maupun Tidak tawon membantu penyerbukan Bunga.

Hal ini memberikan kita inspirasi sebagai Generasi penerus Bangsa & Nahdlatul Ulama.  ketika kita melakukan segala sesuatu baik bekerja ataupun yang lainnya, kita harus sebisa mungkin memberi manfaat kepada sesama, bukankah orang yang paling baik adalah orang yang paling berguna, dan kebergunaan kita menentukan seberapa besar eksistensi kita didunia, sehingga ketika kita tidak ada akan ada banyak orang yang merasa kehilangan.

Tiada yang dihasilkan Tawon kecuali madu

Dari Olah Bathin dan Ngaji  akan dihasilkanlah  ilmu Yang Bermanfaat. Begitu juga dengan Tawon, tiada yang dihasilkannya kecuali madu. Madu Tawon sangat manis dan mengandung manfaat yang sangat banyak untuk kesehatan dan pengobatan. 

Tidak pernah saya dengar ada Tawon yang error dan keliru menghasilkan limbah. Karena kelebihan lebah yang dapat menghasilkan madu inilah, ALLAH Subhana Wa Ta'ala sampai mengabadikannya dalam kitab suci Al-Qur'an.

Hal ini juga memberikan kita inspirasi Sebagai Pesilat PAGAR NUSA  untuk tidak menghasilkan sesuatu dalam hidup ini kecuali yang berharga dan penuh manfaat bagi orang banyak. 

Semua profesi menghasilkan suatu produk, baik barang maupun jasa. Bila kita sudah belajar dari Tawon, maka tiadalah produk tersebut tersaji melainkan dengan kualitas yang terbaik dan penuh manfaat.

Seperti yang disebutkan di atas, Tawon tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang ia hinggapi. Begitu pula sebagai PESILAT PAGAR NUSA, setidaknya ia tidak pernah melakukan perusakan Dimanapun berada dan dalam hal apapun baik material atau pun non-material.

Tidak pernah melukai kecuali kalau diganggu

Tawon tidak pernah memulai untuk menyerang, Ia akan menyerang hanya manakala merasa tergangggu atau terancam Contohnya {Apabila kyai/Ulama Nahdlatul Ulama Dalam Keadaan Bahaya & Terancam ini Tugas Para Pendekar Pagar Nusa untuk Turun Tangan Membela & Membentengi Kyai/Ulama Hingga Tetes Darah Terakhir}. Dan Sifat ini Yang Seharusnya perlu dimiliki oleh seorang Pendekar / Santri Pagar Nusa.

Demikian Pesan GUS ALI MASHUDI Untuk Para Pesilat PAGAR NUSA Dimanapun Berada Selau Jaga Adab Sopan santun,dan Tata krama.
(Red: lsndipo)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun