Mohon tunggu...
Lisa Monalisa
Lisa Monalisa Mohon Tunggu... -

Menulis data dan fakta mengungkap untold story

Selanjutnya

Tutup

Politik

PAN Harus Keluar Dari Bayang-bayang Demokrat

24 Februari 2015   10:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:37 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_398980" align="aligncenter" width="614" caption="inilahbanten.com"][/caption]

Kongres IV PAN di Bali, 28 Februari - 3 Maret 2015 mendatang diharapkan dapat melahirkan kepemimpian baru sehingga PAN bisa menjadi lokomotif perubahan dan pembaharuan dan menjadi partai yang dapat diperhitungkan dalam percaturan politik tanah air. Dengan demikian PAN dapat berbuat lebih banyak untuk kepentingan yang lebih besar yakni kepentingan bangsa dan negara. Hal tersebut disampaikan oleh M. Yasin Kara sebagai salah satu pendiri PAN.

Pernyataan Yasin tersebut cukup beralasan, pasalnya selama 5 tahun terakhir tidak ada kader PAN di DPR RI yang menonjol dalam pertarungan issue dan gagasan di DPR RI. Para anggota Fraksi PAN di DPR terkesan tidak punya nyali sama sekali bahkan cenderung mengekor pada gagasan dari fraksi partai lain. Berbeda dengan Fraksi Golkar dan Fraksi PKS meski sama-sama anggota Koalisi Indonesia Bersatu, namun mereka lantang dan berani mengkritik kebijakan pemerintahan SBY bila dinilai merugikan rakyat.

Selama 5 tahun terakhir ini para anggota Fraksi PAN di DPR merasa ada "kekuatan misteri" yang menyandera mereka sehingga tidak bisa bebas bergerak dalam mengemukakan pendapat dan gagasan. Kekuatan misteri saat itu tidak lain adalah posisi Ketua Umum PAN Hatta Rajasa sebagai besan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Maka wajar jika ada yang menilai selama ini PAN berada di bawah bayang-bayang Partai Demokrat dan SBY.

Tidak dapat dipungkiri jika selama 5 tahun terakhir ini memang faktanya PAN berada di bawah bayang-bayang partai politik lain. Jika situai ini terus dipertahankan akan sangat merugikan bagi masa depan kemajuan PAN, karena pertarungan Pemilu 2019 akan lebih sengit dan ketat. Karena itu PAN harus berani keluar dari bayang-bayang partai lain yang selama ini menyelimutinya.

PAN harus menjadi partai yang independent, mandiri dan dicintai oleh rakyat Indonesia. Yasin menambahkan, Jika PAN ingin menjadi partai yang disegani dan diperhitungkan oleh partai politik lain, maka PAN harus melakukan reorganisasi, reorientasi, revitalisasi dan reaktualisasi. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mereorganisasi kepemimpinan partai. Sulit rasanya jika ingin melakukan perubahan tanpa melalui tahapan reorganisasi kepemimpinan partai.

Kongres IV PAN di Bali mendatang adalah momentum yang tepat untuk menentukan arah kemana PAN akan melangkah selanjutnya. Apakah menjadi partai yang independent, mandiri dan dicintai rakyat, atau memilih tetap berada di bawah bayang-bayang partai politik lain. Untuk itu Yasin menghimbau agar para peserta Kongers IV PAN di Bali, bijak dalam menentukan pilihan karena jika salah memilih maka PAN akan tergerus oleh bayang-bayang partai politik lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun