Mohon tunggu...
Lisa Melinda Chaniago
Lisa Melinda Chaniago Mohon Tunggu... -

Bermimpi|Menulis|IPB

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belanda!! I'm Coming

2 November 2012   13:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:04 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Playlist di laptop ku masih terus berdendang, semua lagu tentang cinta yang di dendangkan Melly Goeslow di soundtrack Eiffel I’m in love, gak pernah bosen dan gak ada matinya, goyangan kepala dan kaki terus seirama, dan mulut pun ta henti berkomat-kamit menyamai dengan suara melly yang begitu syahdu, perah terbesit dulu ingin jadi penyanyi seperti Melly Goeslow, tapi keburu sadar diri bahwa suara pas-pasan, gak bisa di bilang bagus, dan gak bisa juga di bilang jelek, hihihi

Pejamkan mata, aku belum tertidur, pejamkan dann

, dann aku pun sedang dimana? Tunggu-tunggu, saya sedang dimana? Hah? Ini tempat apa? Kok asing?

Banyak sapi, padang rumput hijau, bangunan berwarna coklat dominan, bapak-bapak dan pemuda itu mamakai topi koboi, siapa mereka?tak pernah aku mengenalinya. Aku kemudian berjalan, serasa bingung di tempat ni, ini asing sekali bagiku. Tapi tunggu, suasannya serasa pernah aku baca tempat seperti ini, dimana ya? Disini ada jalan besar, tetapi sesekali saja mobil-mobil melewatinya dan tu bukan mobil mewah, tetapi mobil besar-besar yang terkadang membawa rerumputan. Lihat, di ujung sana *terpana, itu bukannya sungai, indah sekali !! tak pernah aku melihat sungai sejernih ini sebelumnya, sungai yang jernih, tak terlalu besar memang, tetapi ini cukup melengkapi suasana ini.

Sebenarnya aku dimana? Aku telusuri lagi, wahh itu.. itu, tunggu! itu kan taman bunga,

wawww, merah, kuning, biru, merah kuning biru, merah kuning biru, semakin aku telusuri jalan penuh bunga tadi, aku masuk ke dalam sisi bunga, aku terus berjalan, penasaran aku kemudian berdiri di tengah taman bunga tersebut, setiap batang bunga berdekatan, sepeti melihat mereka sedang mengobrol asyik membicarrakan aku dan bertanya “hai, kamu dating dari mana? Mengapa kami baru melihat mu pertama kali ini?” ku balas dengan senyuman saja.

Aku berlari, terus berlari, bukan karena aku takut karena aku sendiri, aku sedang berlari menikmati perlombaan ku dengan angin, melihat siapa yang paling jagoan. Tiba-tiba aku tersandung, hupp sakit, dengkulku membentur batu tersebut, berdarah, yahh kecewa sudah dikalahkan angin karena batu ini. Au menggerutu sendiri dalam hati, sambil memijit-mijit dengkulku agar darahnya berhenti untuk mengalir, aku tak bawa apa-apa, tak bisa membersihkan luka di dengkul ini dengan antiseptic atau betadine. Aku berniat berjalan lagi, tak ingin berlomba lagi dengan angin untuk sekarang, sambil menunduk aku berjalan. Beberapa meter aku berjalan, tak jau dari temapat aku terjatu, pemandangan yang berbeda lagi diberikan oleh tempat ini, dan bertanya sendiri dalam hati, “sebenarnya aku dimana?”. Aku lihat orang-orang berwajah bule, berwajah asia, dan berbagai waha-wajah asing yang ku temukan, berseliweran membawa buku-buku tebal seperti diktat kuliah ku, kamus-kamus tebal, mengenakan jas-jas berwarna putih, seperti jas laboratorium yang sering aku kenakan ketika praktikum.

Tiba-tiba, ada seorang anak kecil, menarik-narik rok yang aku kenakan, aku tersentak, terpeangah, ia senyum kecil kepadaku, memberikan ku sebuah amplop berwarna cokelat. Setelah itu, ia berlari menuju ibunya yang sudah menantinya di ujung parkiran mobil, ingin aku Tanya namanya siapa, anak kecil bermata biru dan berambur pirang yang telah membuat ku kaget itu. Tak lama kemudian, ku buka pelan-pelan amplop cokelat, penasaran ! hupp, belum sempat aku membaca, ada lagi yangmenarik tangan ku, menarik ku di bawah sebuah pohon, seoraang wanita cantik, memakai pakaian berlengan panjang, sedikit ketat, dan membawa diktat kuliah.

“kamu siapa? Kok aku baru pertama kali melihat mu J

“aku mungkin aku seorang mahasiswi juga, sama seperti mu, tapi entahlah, mengapa aku terdampar disini, disini indah sekali”

“oh ya? Kamu tak tau kamu ini dimana?”

“ yahh aku tak tau”

“yasudah, silahkan cari tahu J

“eitsss,, tunggu?”

Belum sempat aku mencegahnya, wanita itu sudah berlalu, dan menambah tanda Tanya besar di kepalaku. Tak mau ambil pusing, aku duduk di salah satu kursi di bawah pohon itu, aku buka amplop cokelat itu, dan betapa terkejutnya aku.

“Congratulation, you are in Wageningen University”

Aku melongo, tak bisa berkata apa-apa. Aku melonjak riang, dannn tiba-tiba.

Bukkk, handphone ku terjatuh, aku bingung, ternyata itu tadi khayalanku, ahhhh itu bukan kenyataan toh -__-

Melly goeslow masih berkicau dengan ost. Eiffel I’m in love, kenapa khayalanku tadi bukan ke Eiffel ya, apa karena aku kepingin gak ketuluangan ke negeri kincir angin sana. Semoga ini terwujud :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun