Mohon tunggu...
Lisa Fadiyah
Lisa Fadiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kita hanya teman 👍

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yuk Ketahui Konsep Dasar Pembelajaran Sosial Emosional

9 Desember 2022   18:30 Diperbarui: 9 Desember 2022   18:32 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesuai dengan judul di atas maka pada postingan kali ini kita hendak mengulas tentang konsep dasar pembelajaran sosio emosional. Pembelajaran sosial emosional ialah salah satu pendekatan dalam meningkatkan ranah emosi anak. Kompetensi- kompetensi sosial emosional anak diorganisasikan dalam tugas- tugas pertumbuhan yang positif. Pengembangan kompetensi tersebut akan dicapai lewat eksplorasi serta interaksi anak dengan orang tua, pendidik, sahabat, ataupun lingkungan. Dengan demikian diharapkan anak mempunyai kepribadian unggul yang dapat diterima selaku makhluk sosial.

Kompetensi sosial serta emosional merupakan keahlian guna menguasai, mengelola, serta mengekspresikan aspek- aspek sosial serta emosional kehidupan seorang dengan demikian seorang anak sanggup mencapai keberhasilan, melakukan tugas tiap hari seperti belajar, membentuk ikatan/ berhubungan, memecahkan permasalahan kehidupan tiap hari, serta menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan serta pertumbuhan yang kompleks. Ini mencakup pemahaman diri, kontrol impulsif, bekerja kooperatif, serta peduli tentang diri sendiri serta orang lain. Menurut Elias dkk ( 1997: 2). Pembelajaran sosial serta emosional merupakan "the process through which children and adults develop the skills, attitudes, and values necessary to acquire social and emotional competence". Proses dimana kanak- kanak serta orang dewasa meningkatkan keterampilan- keterampilan, perilaku, serta nilai- nilai yang dibutuhkan buat mendapatkan kompetensi sosial dan emosional. 

Norris juga berkata pendidikan sosial emosional merupakan pendekatan pendidikan yang mengarahkan regulasi diri, monitoring diri serta keahlian sosial dalam bermacam setting/ area. Zins dkk( 2001) berkata Pendidikan sosial serta emosional merupakan proses dimana kanak- kanak meningkatkan keahlian mereka guna mengintegrasikan benak, perasaan, serta sikap guna menggapai tugas- tugas sosial yang berarti. Mereka belajar guna mengidentifikasi serta mengelola emosi mereka; membangun ikatan yang sehat; menetapkan tujuan yang positif; penuhi kebutuhan individu serta sosial; membuat keputusan yang bertanggung jawab serta memecahkan permasalahan. Mereka diajarkan untuk memakai bermacam keahlian kognitif serta interpersonal guna menggapai secara etis tujuan yang relevan serta pertumbuhan sosial.

Selanjutnya, mendukung diciptakan area guna mendesak pengembangan serta pelaksanaan keahlian ini buat sebagian pengaturan serta situasi. Ini menampilkan kalau pendidikan sosial emosional bisa meminimalisir perilaku- perilaku negatif serta menanamkan perilaku- perilaku positif sehingga terjadinya kepribadian unggul pada anak. Sejalan dengan definisi di atas Jean Gross berpendapat pembelajaran sosial emosional adalah proses pembelajaran yang dilalui oleh anak guna memperoleh pengetahuan, perilaku, serta skill guna memahami serta mengendalikan emosi, menyusun, serta mencapai tujuan positif, mempertunjukkan kepedulian dan atensi pada orang lain, menghasilkan serta memelihara ikatan yang baik, membuat keputusan yang dipertanggungjawabkan, dan sanggup mengatasi situasi interpersonal secara efisien.

Goleman( dalam Elias, 1997) memaparkan kecerdasan emosional terdiri dari 5 bidang, yaitu

1) self- awareness; memahami perasaan( pemahaman) sebab terletak dalam suasana kehidupan

nyata

2) managing emotions; mengendalikan emosi dengan perasaan yang kokoh sehingga tidak kewalahan serta terbawa oleh emosi.

3) self- motivation; motivasi diri yang berorientasi pada tujuan serta sanggup menyalurkan emosi ke arah hasil yang diinginkan.

4) empathy and perspective- taking; berempati serta mengidentifikasi emosi serta menguasai sudut pandang orang lain.

5) social skills, keahlian melindungi ikatan di area sosial. 

Kelima area intelegensi sosial tersebut dijadikan sebagai kompetensi kunci yang dapat dibesarkan, dipraktikkan serta dikuatkan dalam pembelajaran sosial emosional. Sebab dengan meningkatkan kelima kompetensi tersebut akan melahirkan bermacam sifat- sifat positif serta keterampilan- keterampilan sosial yang lain. Keterampilan- keterampilan tersebut ialah karakter- karakter unggul yang diperlukan anak pada tiap sisi kehidupannya guna dapat hidup nyaman serta aman dengan orang lain. 

1. Self- Awareness/ Emotional Expressiveness 

Kesadaran diri/ manajemen diri dan ekspresi emosional, terutama pengakuan serta penyampaian pesan dengan positif, ialah pusat guna pembelajaran sosial emosional.

2. Self- Management

Emosi negatif ataupun positif memerlukan regulasi, kala emosi mengecam untuk mengalahkan atau perlu diperkuat.

3. Social Awareness 

Pemahaman sosial hendak menjadikan anak dapat mempunyai empati terhadap orang lain, serta tekun dalam menangani bermacam cobaan dalam kehidupan tiap hari, memahami serta menghargai perbedaan serta persamaan pribadi dan orang banyak, serta memahami kalau keluarga, sekolah serta warga merupakan sumber segalanya.

4. Responsible Decision Making

Sebab pemikiran serta emosi berkolaborasi dalam hidup, yakni berguna untuk meningkatkan keahlian tiap anak dalam berpikir tentang interaksi antar individu, melampaui pengalaman emosional, pengetahuan, regulasi, serta ekspresi. Kanak- kanak wajib belajar guna menganalisis suasana sosial, menetapkan tujuan sosial, serta menentukan metode yang efisien guna menyelesaikan perbedaan yang muncul antara mereka serta teman- teman mereka.

5. Relationship Management

Kemampuan mengendalikan hubunganmerupakan komponen berarti juga dalam pengembangan sosial emosional anak. Ini termasuk, misalnya, membuat tawaran positif pada diri sendiri buat bermain dengan orang lain, mengawali serta mempertahankan obrolan sepanjang bermain bersama, mendengarkan aktif, bekerja sama, berbagi, bergiliran, perundingan, serta mengatakan" tidak" ataupun mencari dorongan apabila dibutuhkan. Anak bisa memakai banyak keahlian tertentu semacam dalam pelayanan berteman dengan teman- teman sepermainannya.

Ada pula standar tingkatan pertumbuhan sosio emosional anak usia dini yang bisa kita amati pada peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 137 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini.

Sebagai contoh:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun