Mohon tunggu...
Lisa Fadiyah
Lisa Fadiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kita hanya teman 👍

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali Faktor yang Membuat Anak Mendapatkan Penolakan dari Teman Sebaya

8 Desember 2022   12:46 Diperbarui: 8 Desember 2022   12:53 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sesuai dengan judul di atas maka pada peluang kali ini kita hendak mengulas mengenai definisi dari teman sebaya, aspek di terima ataupun di tolaknya orang dalam teman sebaya, jenis- jenis teman sebaya, bentuk interaksi dengan teman sebaya dan sedikit mangulas kaitanya teman sebaya dengan bermain dan permainan untuk anak usia dini. pertama kita akan mangulas definisi dari teman sebaya.

Apasih yang di maksud dengan teman sebaya itu?

Interaksi teman sebaya ialah wujud ikatan sosial yang terjalin di antara siswa. Dalam berhubungan timbullah respon selaku akibat dari ikatan yang terjalin di golongan siswa. Respon tersebutlah yang menimbulkan seseorang siswa jadi meningkat luas pengetahuan dan sekaligus menjadi pengalaman untuk dirinya di masa akan datang. Bisa di katakana kalau sahabat sebaya ialah sesuatu wujud ikatan antara 2 ataupun lebih anak dimana kelakuan anak yang satu pengaruhi, mengganti ataupun memperbaiki kelakuan anak yang lain ataupun kebalikannya serta ikatan ini terjalin antara anak dengan anak yang yang lain yang mempunyai umur relative sama ataupun sebaya. Sedangkan Santrock juga mendefinisikan kalau teman sebaya ialah orang dengan tingkatan usia serta kedewasaan yang kira- kira sama.

Terdapat sebagian Factor- faktor yang bisa menimbulkan anak diterima oleh teman sebayanya, meliputi:

a) Penampilan( performance) serta perbuatan antara lain berperilaku baik dan aktif dalam kegiatan- kegiatan kelompok.

b) Keahlian berpikir antara lain memiliki inisiatif ataupun ide- ide yang positif serta senantiasa mementingkan kepentingan kelompok

c) Perilaku, watak, serta perasaan antara lain bersikap sopan, peduli terhadap orang lain, penyabar serta tidak egosentris.

d) Individu antara lain bertanggung jawab serta bisa melaksanakan pekerjaan dengan baik, menaati peraturan- peraturan kelompok, serta sanggup membiasakan diri dalam berbagi suasana serta pergaulan social.

Tidak hanya aspek yang bisa menimbulkan anak di terima oleh teman sebaya adapun

Faktor- faktor yang menimbulkan seorang ditolak oleh teman sebayanya, meliputi:

a) Penampilan( performance) serta perbuatan antara lain kerap menentang, pemalu, serta senang menyendiri.

b) Keahlian berfikir antara lain malas.

c) Perilaku serta watak anatara lain egosentris, suka melanggar peraturan dan tidak suka memahami anak lain

d) Ciri lain yakni karena faktor rumah yang sangat jauh dengan teman- teman sebayanya.

Suatu wujud Penerimaan ataupun penolakan dalam kelompok teman sebaya mempunyai makna berarti untuk seseorang anak ataupun remaja yaitu memiliki pengaruh kokoh terhadap benak, perilaku, perasaan serta perbuatan anak. Sejalan dengan penjelasan diatas, Hurlock membagi kelompok teman sebaya ke dalam sebagian tipe serta karakteristiknya, yaitu:

1) Teman Dekat merupakan orang yang memuaskan kebutuhan anak akan teman lewat keberadaannya di area anak tersebut. Anak bisa mengamati serta mencermati namun mereka tidak mempunyai interaksi langsung dengan yang lainnya. Mereka dapat terdiri atas bermacam umur serta tipe kelamin.

2) Teman bermain merupakan orang yang melaksanakan kegiatan yang menyenangkan dengan sang anak. Mereka dapat terdiri atas bermacam umur serta tipe kelamin, namun umumnya anak mendapatkan kepuasan yang lebih besar dari mereka yang mempunyai umur serta tipe kelamin yang sama, dan memiliki atensi yang sama.

3) Sahabat merupakan orang yang dengannya anak tidak cuma bisa bermain namun malah berbicara lewat pertukaran inspirasi, serta rasa yakin, permintaan nasihat serta kritik. Anak yang memiliki umur, tipe kelaimn serta taraf pertumbuhan sama lebih diseleksi selaku sahabat.

Ada pula Bentuk- bentuk Interaksi Teman Sebaya Bentuk- bentuk interaksi teman sebaya bisa berbentuk:

1) Kerjasama, sesuatu usaha yang dicoba secara bersama- sama,

2) Akomodasi, upaya buat menuntaskan sesuatu pertikaian ataupun konflik,

3) Persaingan, sesuatu proses dimana orang bersaing tanpa ancaman kekerasan,

4) Pertentangan, proses sosial yang dicoba orang menggapai tujuannya diiringi paksaan serta kekerasan,

5) Pertikaian, pertengkaran yang disebabkan oleh kesalah pahaman

Apabila kita mangulas konteks teman sebaya dengan anak usia dini maka juga akan mangulas terkait bermain serta permainan. Sebab anak usia dini mendapatkan pertemanan ataupun cara anak untuk mendapatakan teman umumnya lewat dengan bermain bersama teman- teman sebayanya. Oleh sebab itu kita hendak mangulas sedikit terkait bermain serta permainan pada artikel ini.

Apasih definisi dari bermain?

Bermain ialah serangkaian aktivitas ataupun kegiatan anak untuk bersenang senang. Seluruh tipe aktivitas yang ada faktor kesenangan serta kebahagiaan untuk anak usia dini bisa di sebut sebaai aktivitas bermain. Bagi Piaget bermain ialah suatu aktivitas yang dicoba secara berulan- ulang serta memunculkan kesenangan ataupun kepuasan untuk diri sendiri. sedangkan bagi Vygotsky menyatakan kalau bermain merupakan metode guna menolong diri anak sendiri. Dengan bermain, zona of proximal development( ZPD) dilengkapi dengan scaffolding akan memperoleh stimulus sehingga akan menambah menggapai potential development anak.

Lebih lanjut tentang teori bermain dipaparkan oleh Piaget serta Vygotsky berlandaskan tahapan pertumbuhan. Piaget serta Vygotsky memandang tahapan pertumbuhan anak terdiri dari tahapan sensori motor, praoperasional, serta konkrit operasional. Tahapan tersebut mempunyai satu ciri bermain sendiri. Dalam permainan ada kaitan antara kegiatan, raga, perlengkapan permainan, orang lain, yang ikut serta baik secara raga ataupun psikis.

Terdapat banyak game yang bisa di mainkan dengan teman sebaya baik itu permaiann tradisional maupun modern. Sebagai contoh terdapat game meong- meongan, game ular naga, game cina buta, game dolip, permaianna balap karung, serta masih banyak lagi. Dari contoh permainan yang sudah di sebutkan dapat meningkatkan keahlian bersosialisasi anak dalam membangun ikatan dengan teman sebaya, seperti:

1. permaianan meong- meongan daapat melatih anak dalam Mencermati ketentuan permainan, Mengajak teman bermain bersama, Berikan support kepada teman.

2. permaianna ular naga bisa melatih anak buat Mencermati ketentuan main, Mengajukan persoalan, Menolong teman kala terjatuh.

3. game China buta bisa melatih anak buat Mendengarkan ketentuan permainan, Mengajukan persoalan dikala dipaparkan ketentuan main.

4. game dolip bisa melatih anak dalam Berkerjasama dengan teman- temannya, Menolong teman, Meminta pertolongan.

5. permaianan balap karung bisa melatih Mencermati perintah dengan baik, Menolong teman dikala terjatuh, Membagikan dorongan/ menyemangati sahabat kala bermain, Membagikan ucapan terimakasih.

Bisa kita simpulkan kalau dengan bermain anak bisa mendapatkan pengalaman yang dapat menunjang pertumbuhan dirinya. Oleh sebab itu, aktivitas bermain jadi berarti untuk pertumbuhan serta belajar anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun