Mohon tunggu...
Lisa Fadiyah
Lisa Fadiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Miung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

5 Tahapan Perembangan Perilaku Prososial Menurut Nancy Eisenberg

27 November 2022   10:03 Diperbarui: 27 November 2022   10:12 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Emosi prososial merupakan salah satu emosi yang berperan pada perilaku atau kontak sosial. Emosi prososial juga dapat di sebut sebagai suatu perilaku yang dapat memberikan manfaat untuk orang lain, seperti menolong, memberikan bantuan, berbagi, menghibur orang yang sedang bersedih dan yang lainnya. Jadi dapat di katakana bahwa tindakan prososial merupakan suatu tindakan yang ditujukan untuk membantu atau menolong orang lain tanpa adanya suatu motif yang melatar belakangi si penolong untuk melakukan pertolongan pada orang lain. Dalam hal ini tindakan prososial yang dilakukan oleh seseorang tidaklah mengharapkan imbalan, baik itu imbalan merupa suatu hal yang berbau materi ataupun sosial manun tindan prososial ini merupakan tindakan menolong yang sifatnya sukarela, membutuhkan pengorbanan yang tinggi dan sepenuhnya dimotivasi oleh diri sendiri.

Robert dan Strayer (1986:2) menjelaskan bahwa empati memiliki hubungan dengan prilaku prososial seseorang. Pada dasarnya empati merupakan kemampuan seseorang dalam mengekspresikan emosinya atau mengaktualisasikan gagasan   prososial yang dimilikinya kedalam prilaku mereka ataupun tidak. Sedangkan menurut Hurlock empati merupakan suatu kemampuan individu dalam memahami perasaan dan emosi yang dimiliki oleh orang lain serta merupakan suatu kemampuan seseorang untuk membayangkan dirinya berad pada posisi orang lain. Seseorang dapat dikatan berperilaku prososial apabila orang/individu tersebut menolong atau memberikan hal-hal positif bagi orang lain tanpa adanya suatu motif yang melatar belakanginya. Hal-hal tersebut meliputi saling membantu atau tolong menolong, menghibur orang lain yang sedang bersedih, suatu persahabatan, tindakan penyelamatan, pengorbanan, kemurahan hati seseorang, gotong royong, dan yang lainnya.

Secara garis besarnya perilaku prososial merupakan prilaku yang di tujukan untuk menguntungkan orang lain. Menurut Mussen dalam Dayakisni (1988) Secara konkrit prilaku prososial merupakan perilaku yang meluputi tindakan-tindakan yang sifatnya berbagi (sharing), kerjasama (cooperation), menolong (helping), kejujuran (honesty), dermawan (generousity) dan meliputi hal yang mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain. Adapun aspek-aspek perilaku prososial yang meliputi:

  • Berbagi

Kesedian dalam berbagi perasaan dengan orang lain yang dalam suasana suka maupun duka.

  • Kerjasama

Sedia untuk berkerjasama dengan individu/kelompok yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan yang ingin di capai.

  • Menolong

Ketersediaan individu untuk memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan.

  • Bertindak jujur

Melkaukan segala hal sesuai dengan kemampuannya tanpa melkaukan kecurangan.

  • Dermawan

Bersedia memberikan suatu hal baik itu barang maupun jasa kepada orang ynag membutuhkan.

  • Persahabatan

Menjalin hubungan ynag lebih dekat dengan orang lain.

            Seperti yang kita ketahui bahwa masa yang paling baik untuk belajar adalah saat masih kecil atau masakanak-kanak. Termasuk juga emosi prososial, jika sedari kecil anak memiliki sikap prososial yang baik maka ketika anak dewasa juga akan memiliki kualitas prososial yang baik. agar perkembangan emosi prososial anak dapat berkembang dengan optimal, para orang tua hendaknya memiliki kepekaan terhadap sikap anak-anaknya. Seorang ahli dibidang perkembangan prososial yakni Nancy Eisenberg mengemukakan 5 tahapan dalam perkembangan prilaku prososial anak yang dapat di gunakan oleh para orang tua untuk memonitoring perkembangan perilaku prososial anak-anaknya.

  • Berorientasi pada kepentingan peribadi.

Perilaku prososial seperti ini sering di temui pada anak pra-sekolah dan Sebagian kecilnya di jumpai pada anak yang menginjak awal sekolah dasar. Pada tahap pertama ini perilaku prososial anak tidak lah murini karena merasa peduli dengan orang lain. Akan tetapi pada tahap ini perilaku anak masih berdasarkan dengan alasan anak dalam berbuat baik untuk menghindari konsekuensi negatif yang akan dia peroleh.

Sebagai contohnya: anak akan membereskan mainannya dengan alasan supaya tidak di marahi oleh ibunya.

  • Berorientasi pada kebutuhan

Tahap perkembangan prososial seperti ini biasanya dapat di lihat pada anak usia pra sekolah dan juga anak usia sekolah dasar. Pada tahap ini anak sudah dapat menunujukan sikap kepeduliannya atau anak sudah dapat merespon sinyal ketika ada seseorang yang membutuhkan bantuan tanpa dapat menunjukan sikap/ekspresi simpati serta belum dapat membayangkan berada pada posisi tersebut.

  • Berorientasi pada penilaian orang lain dan stereotip sebagai anak baik.

Tahap ini dapat kita lihap pada perkembangan prososial anak sekolah dasar dan beberapa dari anak sekolah menengah. Pada tahap ini anak memaknai perbuatan baik yang dia lakukan sebagai cara agar dapat di terima di lingkungan orang-orang yang ada di sekelilingnya dn agar mendapatkan pengakuan dari orang-orang sekelilingnya bahwa dia adalah anak yang baik.

  • Pada tahap ini di bagi menjadi 2 yakni tahap munculnya kemampuan reflektik dan empati serta tahapan transisi

Tahap munculnya kemampuan reflektif dan empati biasanya dapat kita jumpai pad anak sekolah dasar dan anak sekolah menengah. Pada tahap ini perbuatan baik yang dilakukan oleh anak sudah dapat melibatkan empati, prinsip kemanusiaan dan dapat mengambarkan emosi yang akan mereka rasakan jika memilih untuk menolong atau memilih untuk tidak menolong.

Tahapan transisi dapat kita lihat pada anak sekolah menengah dan orang-orang dewasa. Pada tahap ini anak melakukan tindakan prososial melalui banyak pertimbangan yang melibatkan nilai moral, norma dan tanggung jawab, serta suatu usaha untuk mengubah suatu kondisi kearah yang lebih baik. contohnya dengan menolak memberkan contekan kepada teman.

  • Berorientasi pada nilai-nilai moral yang telah terinternalisasi dalam diri.

Tahap ini kadang di temukan pada siswa sekolah menengah dan tidak di temukan pada siswa sekolah dasar. Perkembangan prososial anak pada tahap ini sebagian besar di pengaruhi prinsip-prinsip seperti tahapan transisi, hanya saja prinsip-prinsip tersebut telah terintenalisasi jauh ke dalam kepribadian anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun