Jika pada minggu sebelumnya kita telah membahas tentang otak kanan dan otak kiri manusia maka kali ini kita akan membahas lebih dalam lagi tentang kemampuan otak manusia. Seperti judul di atas maka kita akan membahas tentang bagian otak kita yang menjadi tempat pusat penggolahan bahasa. Pada artikel sebelumnya kita pernah membahas bahwa otak manusia yang membahas tentang kemampuan berbahasa kita terletak pada bagian otak sebelah kiri lebih spesifiknya yakni terletak pada Area Broca dan Area Wernicke.
Karena itu maka artikel pada minggu ini akan membahas lebih lanjut tentang dimana dan bagaimana sih cara otak kita bekerja dalam mengelola bahasa pada Area Broca dan Area Wernicke?.
Bahasa merupakan bagian yang cukup penting dari apa artinya menjadi manusia. Karena sejatinya bahwa manusia merupakan makhluk sosial jadi kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan terhubung dengan sesame manusia yang lain. Tapi bahasa itu kompleks, dan komunikasi yang kompleks itu memerlukan arsetektur saraf yang cukup rumit untuk menanggani pekerjaan itu.
Bahasa umumnya dianggap universal dan unik untuk semua manusia. Hebatnya, bayi belajar bahasa utama mereka hanya dengan mengenal atau terbiasa dengan lingkungan sekitar. Tentunya hal itu tidak memerlukan pengajaran khusus. Dan anak-anak tunarunggu yang tumbuh tanpa bahasa isyarat formal seringkali menciptakan pengertian suatu kata sendiri untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman.
Tentu saja, bahasa adalah sistem yang sangat kompleks. Jadi tidak mudah untuk mengetahui dengan tepat dari mana asalnya. Para ahli saraf pertama kali tidak memiliki alat seperti fMRI atau EEG untuk melihat ke dalam otak kita seperti yang telah dilakukan oleh para ahli saraf seperti sekarang.sangat sulit melihat dari dekat tentang apa yang terjadi di otak selama produksi bahasa berlangsung. Penelitian pertama tentang daerah otak yang terlibat dalam bahasa berasal dari study kasus pasien yang menderita lesi otak/ Brain Lesions, cedera yang mengakibatkan kemaatian jaringan di otak.
Penelitian ini membantu para dokter menemukan 2 wilayah otak utama. Yakni Area Broca dan Area Wernicke. Area Broca ditemukan oleh seorang pria yang bernama Paul Broca, seorang dokter Prancis. Broca area disebut juga Afasia ekspresify. Pasien dengan cedera pada Area Broca tahu persis apa yang ingin mereka katakan. Mereka hanya tidak dapat menemukan kata-kata atau tata bahasa yang sesuai untuk mengekspresikannya dengan benar.
Sedangkan Area Wernicke di temukan oleh ahli saraf Jerman Carl Wernicke, dia adalah orang yang pertama kali memperhatikan hubungan antara kerusakan pada bagian belakang gyrus temporal superior dan jenis kesulitan tertentu dalam berbicara. Afasia ini membuat pasien sulit memahami bahasa dengan benar. Tetapi mereka tidak memiliki masalah dalam memproduksi bahasa,mengunakan kalimat gramatikal yang tidak masuk akal. Inilah sebabnya mengapa Afasia Wernicke kadang-kadang disebut dengan Afsia lancar.
setelah membaca tulisan di atas mungkin kita juga bertanya-tanya, "bagaimana sih otak memproses bahasa?".
Teori motorik lateralisasi menyatakan bahwa otak kiri mengontrol gerakan-gerakan halus kita seperti berbicara, tatapi kemampuan kita untuk membuat suatu suara keluar dari mulut kita tidak seperti makhluk lainnya, kita dapat menghasilkan suku kata dengan menggunakan elemen-elemen dari alfabet yang di susun dan digunakan untuk mengekspresikan ide apa pun yang dapat dibayangkan, baik itu ide yang baru atau lama, suatu ide yang konkret atau abstrak.
Pada pembahasan di atas telah di jelaskan bahwa bagian otak manusia yang spesifik bertanggung jawab atas pemprograman bahasa ada 2 yakni Area broca dan Area Wernicke. Area Broca ini bertanggung jawab atas fungsi motorik yang memungkinkan kita untuk menyusun atau menggolah suku kata dengan mulut kita, karena kerusakan pada area ini mengakibatkan penurunan fungsi ini. Sedangkan Area Wernicke bertanggung jawab unntuk pemahaman bahasa, karena kerusakan yang terjadi pada area ini tidak menganggu kemampuan untuk bersuara, tetapi lebih kepada menghasilkan omong kosong yang di ucapkan.
Kedua area tersebut bersama-sama dengan inti basal membentuk sistem implementasi bahasa yang menganalisis kata-kata yang didengar dan menghasilkan ucapan kita sendiri sebagai tanggapan. Sekarang mari kita telusuri aktivitas otak yang terjadi selama percakapan. Ketika kita mendengarkan seseorang berbicara, suaranya di ubah menjadi sinyal yang kemudian dikirimkan ke korteks pendengaran utama lalu di teruskan ke Area Wernicke. Disinilah kita dapat membayangkan bahwa kata-kata itu benar-benar dipahami. Karena di sinilah representasi saraf dari pemikiran yang mendasari jawaban dihasilkan, yang kemudian dikirim melalui fasikulus arkuata ke Area Broca. Dari sanalah informasi dikirin ke korteks motorik utama, yang mengontrol otot-otot di mulut kita sehingga kita dapat merespon. Sebaliknya, ketika kita membaca dengan suara keras, maka informasi visual dari kata-kata tertulis di kirim ke korteks visual primer dan informasi ini ditransmisikan ke Gyrus sudut yang nantinya bertugas menerjemahkan kata tertulis ke dalam sinyal pendengaran yang sesuai dan mengirimkannya ke Area Wernicke. Pengertian di atas merupakan model sederhana yang masuk akal yang berfungsi sebagai pemahaman dasar tentang bagaimana cara otak kita melakukan aktivitas dan menghasilkan bahasa.
Setelah kita membaca bagaimana cara otak memproses suatu bahasa mungkin kita juga ingin tahu bagaimana cara otak menentukan/menyusun jawaban yang sesuai dari banyaknya kosa kata yang telah kita dapat?
Menurut video di atas di jelaskan bahwa Sebagian besar teori berasumsi bahwa setiap kata yang kita ketahui diwakili oleh unit pemprosesan terpisah yang hanya memiliki satu pekerjaan untuk menilai kemungkinan ucapan masuk yang cocok dengan kata tertentu. Dalam konteks otak unit tertentu yang mewakili sebuah kata kemungkinan merupakan pola aktivitas pemenbakan di sekelompok neuron di korteks otak. Ketika kita mendengar awal sebuah kata, beberapa ribu unit tersebut dapat menjadi aktif, karena hanya dengan awal sebuah kata ada banyak kemungkinan kecocokan. kemudianseiring berjalannya waktu semakin banyak unit yang mencatat bahwa beberapa  informasi penting hilang dan kehilangan aktivitas. Mungkin jauh sebelum akhir kata, hanya satu pola penembakan yang tetap aktif, sesuai dengan satu kata. Ini di sebut "titik pengakuan".  Dalam prosess mengasah satu kata, unit aktif menekan aktivitas lain untuk menghemat milidetik penting.
Kebanyakan orang dapat memahami hingga sekitar 8 suku kata perdetik. Namun tujuannya tidak hanya untuk mengenali kata, tetapi juga untuk mengakses makna yang tersimpan. Otak mengakses banyak kemungkinan makna pada sat yang sama, sebelum kata tersebut di identifikasi sepenuhnya. Kita mengetahui hal ini dari penelitian yang menunjukkan bahwa setelah mendengar penggalan kata seperti cap pendengaran kita akan mulai mencatat beberapa kemungkinan arti seperti captain atau capital sebelum kata lengkapnya muncul. Ini menunjukkan bahwa setiap kali kita mendengar sebuah kata ada ledakan singkat makna dalam pikiran kita dan pada titik pengenalan otak telah menetapkan satu interpretasi.
Berbicara tentang bahasa Adapun 4 hal yang diketahui tentang pembelajaran bahasa secara umum, yakni:
1. Fondasi otak kita dibanggun melalui pengalaman di awal kehidupan.
2. Kita belajar bahasa secara sosial dengan mengamati dan meniru orang lain.
3. Pertumbuhan otak bahasa kita paling kuat adalah pada tahun pertama.
4. Bahasa membuat dunia kita: keterampilan bahasa yang kaya memungkinkan kita untuk benar-benar mendengarkan, berbicara dengan baik, menikmati membaca dan menguasai menulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H