Sesuai dengan judul diatas kita dapat mengetahui secara pasti pembahasan tentang apa saja yang akan di bahas dalam artikel ini, jika kalian menebak kita akan mempelajari tentang neuroscience maka jawabannya benar, karena itu mari kita luangkan waktu untuk membaca artikel ini 😊
Pertama mari kita bahas terlebih dahulu apa yang di maksud dengan neuroscience. Secara etimologi neurosciens merupakan ilmu neural (neural science) yang mempelajari tentang sistem syaraf, terutama mempelajari neuron atau sel syaraf dengan pendekatan multidisipliner. Sedangkan secara terminologi, Neurosains merupakan bidang ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik terhadap sistem syaraf (Susanti, 2021). Sistim pendidikan neuroscience sendiri di golongkan dalam suatu sistem pendidikan yang baru karena pendidikan pada umumnya kurang memperhatikan sistem ini (Wijaya Hengki, 2018).
Neuroscience sendiri lebih tepatnya merupakan bidang kajian yang mengarah pada sistem syaraf yang berada dalam otak manusia (Wijaya Hengki, 2018) karena otak bertanggung jawab dalam memperoses segala seuatu yang terjadi pada manusia. Jadi bisa di simpulkan bahwa neuroscience merupakan kajian yang mempelajari tentang sistem saraf otak pada manusia. Pengertian otak sendiri merupakan bagian organ penting yang terletak di dalam kepala manusia tepatnya di bagian belakang kepala yang terlindungi oleh kerangka tulang yang keras, dimana kerangka tersebut sering di sebut dengan tengkorak.
Hubungan dari neuroscience dengan sistem pendidikan yakni diharapkan para guru dan orang tua menemukan setrategi pembelajaran yang sesuai dengan kepribadian, perilaku, perkembangan, dan pemikiran/kondisi otak anak sehingga suasana pembelajaran yang anak dapatkan menjadi berkesan/ dapat merangsang anak dan tidak membosankan bagi anak tersebut. Selain itu dengan adanya ilmu neuroscience guru dan orang tua dapat memahami dasar biologis dari keterampilan dan perilaku anak sehingga pendidikan yang anak terima dapat optimal dalam mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak  sesuai tahap perkembangannya (Batubara, 2013).
Daftar Perpustakan
Batubara, H. H. (2013). EDUCATIONAL NEUROSCIENCE DALAM PENDIDIKAN DASAR. 140–148.
Susanti, S. E. (2021). Pembelajaran Anak Usia Dini dalam Kajian Neurosains. TRILOGI: Jurnal Ilmu Teknologi, Kesehatan, Dan Humaniora, 2(1), 53–60. https://doi.org/10.33650/trilogi.v2i1.2785
Wijaya Hengki. (2018). Pendidikan Neurosains Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Masa Kini. Pendidikan Dasar, 2(March), 1–19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H