Mohon tunggu...
Lisa Bella
Lisa Bella Mohon Tunggu... -

When I want to write, nobody read, when they want me to write, I have nothing to write at all

Selanjutnya

Tutup

Healthy

MERS-CoV Intai Jamaah Haji dan Umroh serta TKI

8 Juli 2015   11:53 Diperbarui: 8 Juli 2015   12:02 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan penelitian tahun 2015 di Arab Saudi terjadi peningkatan kematian bagi orang yang positif terinfeksi virus MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome - Coronavirus) mencapai 1.038 kasus. Kini virus tersebut telah menyebar ke beberapa negara, antara lain Tiongkok, Thailand, Korea Selatan, dan Indonesia yang dikenal memiliki jamaah haji terbesar di dunia.

Kasus MERS-CoV pertama kali ditemukan di Timur Tengah pada April 2012 dan hingga kini penularannya masih terjadi di Arab Saudi, bahkan rasio angka kematiannya terus meningkat. Penularan MERS-CoV terjadi ketika ada kontak langsung dengan penderita ataupun melalui hewan seperti unta dan kelelawar. Gejala yang ditimbulkan berupa demam, batuk, sesak napas, dan tidak enak badan. Beberapa orang juga mungkin mengalami gejala diare dan mual. Banyak penderita MERS-CoV juga mengalami komplikasi lebih lanjut, seperti pneumonia dan gagal ginjal yang akhirnya berujung pada kematian.

Kementerian Kesehatan RI juga telah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat Indonesia dalam mempersiapkan diri menghadapi MERS-CoV, khususnya bagi kelompok beresiko seperti jamaah haji, jamaah umroh dan TKI yang bekerja di negara-negara terjangkit virus tersebut.

Sementara itu WHO juga memberikan saran terkait dengan penanganan MERS-CoV, sebagai berikut :

  1. Semua negara anggota dihimbau meningkatkan surveilans terhadap kasus Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan gejala yang tidak biasa.
  2. Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi sangat penting untuk mencegah kemungkinan penyebaran MERS-CoV di fasilitas pelayanan kesehatan. Karena gejala awal MERS-CoV tidak spesifik dan sulit untuk mengidentifikasi gejala tersebut diawal, maka petugas kesehatan harus selalu menerapkan SOP tindakan pencegahan untuk semua pasien, terlepas dari diagnosis mereka
  3. Bagi penderita diabetes, gagal ginjal, penyakit paru-paru kronis, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang dianggap berisiko tinggi terhadap infeksi MERS-COV harus menghindari kontak dekat dengan hewan, terutama unta, ketika mengunjungi peternakan, pasar, atau daerah yang berpotensi tinggi menyebarkan virus. Mencuci tangan secara teratur sebelum dan setelah menyentuh hewan dan menghindari kontak dengan hewan yang sakit, harus dipatuhi. Orang harus menghindari kencing unta dan jangan minum susu mentah unta atau makan daging yang belum dimasak dengan benar.
  4. WHO tidak menyarankan skrining khusus pada pintu masuk negara dan tidak merekomendasikan penerapan pembatasan perjalanan atau perdagangan apapun.

Karenanya, masyarakat Indonesia perlu memahami lebih jauh tentang MERS-CoV dan bagaimana cara penanganan serta pencegahannya agar tidak panik ketika berpergian ke luar negeri yang telah terjangkit virus tersbut.  

Sumber:

http://www.depkes.go.id

https://www.deherba.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun