mama
mama waktu ku dan kamu begitu singkat
tak sampai separuh perjalananku
betapa hatiku hancur bagai badai yang menerjang diri ini
tiap malam aku selalu terbayang tentang kejadian malam itu
sungguh belum mampu diri ini melupakan hal itu
terlalu berat rasanya ketika alat pengukur denyut nadimu berhenti kala itu
tak pernah aku bayangkan rasanya sesakit apa
aku yang baru saja mencoba ikhlas tidak bisa menjalani hidup bersamamu
kini harus dipaksa untuk mencoba ikhlas kehilanganmu selamanya
tak tau betapa hancurnya aku dan tak tau kapan akan sembuh
aku hanya bisa berjalan dan mencoba mengikhlaskan walaupun itu tidak mudah
di antara duri yang pernah menancap kakiku,duri terberat adalah kehilanganmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H