Oleh karena itu, Pancasila dapat berfungsi sebagai inspirasi baru untuk menghadapi masalah-masalah yang muncul dalam era globalisasi yang serba cepat ini. Dengan mempertahankan nilai-nilai dasar Pancasila, Indonesia akan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kemajuan zaman tanpa kehilangan identitasnya dan nilai-nilai luhurnya.
Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Liberalisme.
Nasionalisme global dan demokrasi berkembang karena politik liberalisme. Nasionalisme, yang menginginkan negara yang berpemerintahan sendiri, berkembang bersama dengan liberalisme di negara-negara yang telah dijajah, karena hak setiap bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri. Di bidang agama, liberalisme berarti kebebasan berpikir dan kebebasan setiap orang untuk memilih dan menentukan agama mereka sendiri.
Wartawan bebas dapat menyiarkan berita apa pun yang mereka ketahui, sementara sastrawan bebas dapat menyuarakan pendapat dan perasaan mereka. Ini adalah konsekuensi dari politik liberal dalam bidang pers. Semua orang berhak untuk membaca dan menilai karya para sastrawan dan wartawan secara mandiri. Mengenai ide liberalisme, perhatikan hal-hal berikut:
1. Inti pemikiran , yakni kebebasan individu
2. Berkembang sebagai respon terhadap pola kekuasaan negara yang absolut
3. Landasan pemikirannya adalah bahwa manusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi pekerti, tanpa harus diadakannya pola peraturan yang ketat dan bersifat memaksa
4. Sistem pemerintahannya harus demokrasi.
Ciri-ciri ideologi liberalisme adalah:
1. Negara sebagai penjaga malam. Rakyat atau warganya memiliki kebebasan untuk bertindak apasaja asal tidak melanggar tata tertib hukum
2. Kepentingan dan hak warga negara lebih diutamakan dari pada kepentingan negara