Mohon tunggu...
Lisa Lia
Lisa Lia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

aha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesehatan Mental Korban Bullying

22 November 2022   22:28 Diperbarui: 22 November 2022   22:48 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus bullying sekarang dianggap remeh oleh kebanyakan orang, padahal dampaknya begitu besar bagi kesehatan mental. Bullying bukan hanya terjadi di reall life, tetapi juga di media sosial. Kasus bullying di zaman sekarang dianggap sebagai hal yang wajar. Banyak yang saling serang di media sosial dan saling serang hujatan tidak pantas. 

Memang mengerikan, jadi kita harus pandai pandai menggunakan media sosial dan memilah antara yang benar dan salah. Banyak anak yang bahkan untuk memposting sesuatu jadi sangat berfikir keras, padahal tidak ada salahnya kan? toh itu juga akun milik pribadi. Tetapi komentar komentar yang nantinya akan timbul memunculkan perasaan takut akan hujatan. 

Karena kondisi mental seseorang sangat berbeda beda. Kita tidak bisa hanya meremehkan "alah cuman gitu doang" terdengar sangat enteng tetapi bagi penerima hujatan itu hal yang mengerikan. Orang tua juga harus memperhatikan perkembangan medsos anak, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Efek bullying seringkali masih dapat dirasakan oleh para korban puluhan tahun setelah kejadian tersebut. Efek jangka panjang dari bullying sendiri jarang terlihat, akan tetapi hal ini membuat korban merasa sangat tersiksa dan tertekan. Akibatnya, para korban mengalami beberapa efek jangka panjang sebagai berikut. 

Efek dari bullying itu sendiri tidak selalu bisa diprediksi. Anak-anak yang menjadi korban bullying mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda terganggu oleh perlakuan yang berbeda ini. 

Akan tetapi , di kemudian hari, anak-anak ini memiliki risiko lebih besar mengalami depresi dan menerima perawatan psikiatris. Anak yang pernah mengalami perundungan juga lebih mungkin menderita berbagai gangguan kecemasan dan panik. Selain itu, trauma akibat bullying di masa kanak-kanak juga mengubah struktur otak di masa depan dan memengaruhi pengambilan keputusan yang tepat. 

Terakhir, anak-anak yang di-bully di masa kanak-kanak mengalami kesulitan dalam interaksi sosial saat dewasa, seperti beberapa masalah tersebut. Lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan atau mempertahankan pekerjaan, sulit untuk fokus pada satu hal, kesulitan dalam bersosialisasi dengan orang lain, ada kecenderungan merasa lebih rentan terhadap penyakit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun