untukmu seseorang yang dalam diamku selalu kudoakan
diam-diam aku sujud pada tuhanku menyebut namamu dengan malu
tersipu malu diri ini yang memintamu untuk bersamakuÂ
sedikit kemerahan pipiku saat aku mengadu pada tuhanku betapa inginnya aku padamu
dengan perlahan aku bisikan setiap doaku pelan-pelan pada tuhanku
tuhan bolehkah aku hambamu yang tidak baik ini mencintai diaÂ
ia dia hamba mu yang taat padamu yang mencintaimu tanpa tapi
tuhan bolehkan aku bersama hambamu yang setia ibadah padamu
dia hambamu yang selalu menegakan agamamu
jujur tuhan aku benar-benar kagum dengan hambamu itu
saat ia membaca ayat-ayatmu dengan penuh hayat aku sangat sangat kagum
bolehkan aku si pendosa ini engkau satukan padanyaÂ
oh tuhanku aku tau engkau maha segalanya
izinkan si pendosa ini bersatu dengan nya dalam ikatan yang halal
izinkan aku si pendosa ini mencintai hambamu yang baik tak terhingga itu
izinkan aku tuhan untuk menemani hari-harinya
aku sadar bahwa sejatinya aku tidak sebaik dia
tidak setaat dia tapi aku benar-benar mengagumi dia
mengagumi cara nya mencintaimu tuhanku
perlahan aku bangun dari sujudku dan aku letakan tubuh mungilku dalam kursi kecil  di ujung teras
sambil termenung aku memikirkan dirimu
dalam hati bertanya duhai si baik hati yang aku sanjung namanya di sujudku
aku mencintaimu dalam diamku dan mengadukan pada tuhanku
semoga tuhanku meridhoi hatiku menyatukan kita dalam keadaan yang sebaik-baiknya
untukmu satu nama indah yang tiap kali aku curahkan pada tuhanku
jika nanti tuhan tidak menyatukan kitaÂ
 carilah
carilah wanita yang sama indah dengan namamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H