Kurasakan pagi ini agak sedikit berbeda
Saat apa yang aku rasa tak selaras dengan yang aku inginkan
Bak karpet permadani yang menjalur panjang di tengah indah nya pesta
Bagai burung yang terbang berliku dengan irama angin
Aku bagai daun yang gugur
Ketika pagi itu aku berkedapatan dirimu menggandeng lembut tangan seseorang
Seketika harapanku perasaan ku hancur bagai butiran molekul yang tak terlihat
Kamu seseorang yang aku percayai ternyata malah bermain di belakangku
Aku bagai burung yang tak tau arah ku terbang
Aku bagi semut dalam tanah yang tak terlihat
Baru kini aku sadar bahwa berharap pada manusia adalah harapan yang sia
Aku di tempar kenyataan yang tak pernah aku inginkan
Aku yang bagai rembulan indah seketika redup tanpa daya
Kini aku harus sadar bahwa mencintai rabbku adalah yang lebih indah dari segalanya
Kini aku sadar bahwa yang rabbku inginkan lebih baik dari apa yang aku harapkan
Semenjak kejadian pagi itu aku sadar bahwa kau bukan yang terbaik untuku
Aku di tampar kenyataan lalu di sadarkan oleh kenyataan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H