Meskipun hari masih gelap, tapi rona cahaya persiapan mentari terbit sudah mulai nampak. Keluar tenda pun bukan berarti kami langsung menunggu sunrise. Tidak! Tapi justru antri lebih dulu untuk membuang air kecil di belakang tenda.
Guide dan porter sepertinya masih tidur. Yaiyalah, mereka kan sudah bolak-balik ke sini, masak mau menunggu matahari terbit lagi. Bosen ngkali ... wkwkwkkkkk
Acapkali matahari terbit, pesona alamnya memang menjanjikan segala keindahannya. Sekitar dua minggu lalu, saya juga menikmati detik-detik matahari nongol di horizon timur, dari atas Gunung Kelimutu di Ende, Flores. Kelimutu terkenal dengan tiga danau berwarna alami. Segala tatap pandang indah yang saya saksikan ketika itu masih membekas. Dan, kecantikan menatap sunrise itu kini saya nikmati lagi dari atas Gunung Prau.
Tiada bosan rasanya menyaksikan warna langit yang kuning, oranye dan menggradasi kemerahan hitam, paruh perdana ketika mentari mulai singsingkan malasnya untuk terik kembali. Belum lagi gumpalan awan yang menggulung dan kelihatan begitu dekat seperti hendak dijamah.
Paham bahwa proses matahari terbit hanya akan berlangsung singkat, kami pun memilih untuk berjalan menuju ke arah bukit kecil yang agak lebih tinggi, dan kondisinya pun di sini sama saja, banyak tenda-tenda wisatawan. Langkah kaki kami semakin cepat demi mengabadikan momentum mentari 'bangun tidur'.
Puas berfoto dan menyatu dengan mentari di atas Gunung Prau, kami kembali tenda untuk berbenah ransel, carrier dan peralatan bawaan lainnya. Sampai di tenda ternyata guide dan porter sudah kompak menyediakan sarapan pagi dengan menu spaghetti sachet berikut teh panas. Waaahhh ... yummybener.
Kelar sarapan dan packing barang, kami kembali berfoto lagi, tapi kali ini dengan latarbelakang Gunung Sindara atau Sindoro di kejauhan. Ini gunung merapi aktif dan ada di Jawa Tengah dengan Temanggung sebagai kota terdekatnya. Ketinggian Sindoro 3.136 m, bandingkan dengan Prau yang sekali lagi hanya 2.590 m. Pagi ini, kemunculan Sindoro nampak malu-malu. Puncaknya seolah menyembul dari gumpalan awan yang mengitarinya.
Persis jam 09.00 wib kami sudah bersiap meninggalkan lokasi perkemahan. Jalan pulang bukan berarti lebih enak daripada jalan berangkat. Hahahaaaa ... tingkat kelelahannya sama saja 'bok. Kami membagi grup jadi tiga, masing-masing 4, 6 dan 2 orang, dengan didampingi oleh masing-masing porter.
Untuk kembali ke basecamp pos pendakian awal di bawah sana, kami harus melintasi jalur menanjak lebih dulu selama kira-kira 40 menit. Lagi-lagi gank kura-kura mulai didera kelelahan dengan sesekali nafas tersengal. Rasanya lutut kaki belum fresh setelah sejak sore hingga malam kemarin melakukan perjalanan mendaki.