Bagi saya dan keluarga, akhirnya mengartikan makan mewah sebagai makan bersama yang tidak harus bermewah-mewah lauk pauknya, apalagi sampai melimpah ruah. Oh tidak seperti itu. Malah kalau itu yang terjadi, ada kekhawatiran berlebih dan mubazir. Cukuplah dengan Bakmi Mewah, membuat kami sekeluarga dapat merasakan sensasi makan mewah dengan cara sederhana dan kepraktisan yang tak bisa dipungkiri lagi. Saya misalnya, mulai sering sarapan pagi dengan Bakmi Mewah di dalam kendaraan sepanjang perjalanan ke kantor. Anak-anak yang sudah terbiasa masak mie instan sendiri di rumah pun, ketika pulang sekolah, dapat memasak Bakmi Mewah dengan mudah dan cepat. Sedangkan pada malam hari, ketika suami saya menekuni pekerjaannya sebagai penulis dan ‘dijemput’ rasa lapar, maka Bakmi Mewah selalu siap saji bahkan malah menjadi teman setia baginya dalam menyusun setiap kata.
![Sama persis aku memasaknya seperti di foto kemasan. Membuktikan rasa mewah dan keaslian ayam juga jamurnya. (Foto: Lisdiana Sari)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/25/bm-2-585fc4da10977363261975d1.jpg?t=o&v=555)
Pokoknya, benar-benar berasa makan bakmi ala resto!
Terima kasih, Bakmi Mewah.
Sluuurrrrrpppp …!