Informasi di papan putih itu menjelaskan semuanya. Tulisannya berbunyi: BARAK KARANTINA HAJI. Ya, di Pulau Onrust bekas karantina tersebut masih tersisa reruntuhannya. Dibangun pada 1911, jumlah baraknya mencapai 35 unit, dan tiap barak mampu menampung 100 jamaah. Artinya, total jamaah haji yang dapat dikarantina mencapau 3.500 jamaah.
Kenapa karantina haji ada di pulau? Yaiyalah, lha wong dulu itu pergi hajinya naik kapal laut. Lama waktunya, bisa mencapai enam bulan. Bandingkan dengan sekarang ini, yang menggunakan pesawat terbang, dan lama beribadah haji yang maksimal hanya 40 hari saja.
Pulau Onrust hanya berjarak tempuh sekitar 30 menit menggunakan boat dari Dermaga Marina di Taman Impian Jaya Ancol (TIJA). Pulau ini termasuk dalam gugusan pulau yang berada di wilayah Kepulauan Seribu, di pesisir Teluk Jakarta. Lokasi Teluk Jakarta, pesisirnya membentang dari Tanjung Pasir di sebelah Barat dan Tanjung Karawang di sebelah Timur.
Asal tahu saja, sejarah Pulau Onrust bahkan lebih tua dari cerita kehadiran kolonial Belanda di Indonesia. Menurut Arkeolog, Candrian Attahiyyat, adalah Prasasti Kebon Kopi yang diketahui menceritakan tentang Kerajaan Sunda pada abad 10. Wilayah kerajaan mencapai pesisir Teluk Jakarta. Sebutan KALAPA sebagai pelabuhan baru ada pada sekitar tahun 1.500-an, tertulis pada manuskrip lontar karya Bujangga Manik.
KALAPA tak lain adalah pelabuhan yang paling bagus dan terbaik. Disinilah banyak kapal berasal dari Sumatera, Palembang, Laue, Tanjung Pura, Malaka, Makassar, Jawa dan Madura. “Waktu itu, Kerajaan Sunda dan Portugis membuat perjanjian bilateral pada 1522, yang isinya antara lain: Menjalin persahabatan, Portugis diberi hak monopoli perdagangan, Portugis diizinkan membangun benteng, dan Portugis setiap tahunnya wajib memberi upeti seribu karung lada,” ujarnya.
Sayangnya, perjanjian bilateral ini batal. Pelabuhan KALAPA berhasil dikuasai Fatahillah, gabungan Demak dan Cirebon, pada 1527. “Pada masa kekuasaannya, Fatahillah memerintahkan membangun kota pesisir dan pelabuhan yang diberi nama JAYAKARTA,” urai Candrian yang sejak 1986 bekerja di Pemprov DKI Jakarta dan pensiun pada 2013.
Teluk Jakarta di Masa VOC
Candrian melanjutkan, setahun sesudah Jayakarta ditaklukkan, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) merencanakan pembangunan kota baru yang dinamakan BATAVIA. “Rancangan kota menggunakan konsep kota ideal Simon Stevin dimana blok-blok diatur simetris yang dipisahkan dengan kanal. Kota Batavia dirampungkan selama 30 tahun yakni 1620 – 1650,” jelas lulusan Arkeologi UI pada 1985 ini.