Mohon tunggu...
Lisdiana Sari
Lisdiana Sari Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer

Terus Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Finish Bali Marathon, Bersiap Jakarta Marathon

4 Oktober 2014   16:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:24 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_327187" align="aligncenter" width="567" caption="Berpose pada tanda putaran balik arah di lintasan lomba kategori Bali Marathon 10K, pada Minggu, 14 September 2014 kemarin, di Gianyar, Bali. (Foto: Dokpri)"][/caption]

Sejumlah alasan mengapa saya tertarik untuk menjadi peserta lomba lari Bali Marathon di Gianyar, Bali, pada Minggu, 14 September 2014 kemarin, antara lain karena tertarik dengan ajakan dari sejumlah kawan-kawan se-kantor. Saat itu, mereka tengah bersemangat mengatur rencana, agar bisa berangkat dan berlomba secara “berjamaah”. Ujungnya, saya menyatakan diri bersedia untuk ikut.

Terus-terang, ikut serta dalam ajang lomba lari yang bertajuk lengkap BII Maybank Bali Marathon 2014 ini, adalah kali pertama buat saya. Lomba lari yang sebenarnya rutin dilaksanakan sejak tahun 2012 lalu ini, pesertanya begitu membludak, karena tidak hanya berasal dari Indonesia saja, tapi juga seluruh dunia. Sebut saja misalnya, dari Kenya, Australia, Polandia, Singapura, Jerman, Swiss, Inggris, Perancis, Brazil, Jepang, Belanda, Italia, Swedia, Malaysia, Jepang, Rusia, Belgia, Brunei Darussalam, Spanyol, Slovenia, dan masih banyak lagi. Target panitia pelaksana, konon hingga mencapai 5.000 peserta. Banyaknya jumlah peserta lomba lari asal mancanegara ini bukan sesuatu yang aneh, lantaran Bali memang masih menjadi magnet utama pariwisata Indonesia.

[caption id="attachment_327188" align="aligncenter" width="440" caption="Dua jam sebelum waktu Start lomba lari Bali Marathon 2014, melakukan sarapan pagi di hotel. (Foto: Dokpri)"]

14123888011905789474
14123888011905789474
[/caption]

Selain tertarik dengan ajakan kawan-kawan se-kantor untuk ikut Bali Marathon, alasan lain saya adalah untuk tetap menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh. Maklum, ikut bergabungnya saya dengan komunitas (karyawan) penggemar olahraga lari di kantor, sejak beberapa bulan terakhir, adalah juga karena pertimbangan kesehatan. Waktu itu, hasil medical check up rutin tahunan menunjukkan gelagat yang kurang normal antara kolesterol baik dan jahat. Belum lagi, angka trigliserida yang “naik-naik ke puncak gunung” alias cukup tinggi. Sesuai saran dokter, saya diwajibkan untuk melakukan olahraga secara rutin, sebagai salah satu sarana ampuh mengembalikan kondisi normal raport medical check up yang kadung sudah memburuk itu.

Begitulah, tiga bulan belakangan ini, saya kemudian memilih untuk bergabung dengan kawan-kawan yang sudah lebih dulu rutin berolahraga lari. Kebetulan, jarak antara lokasi kantor dengan Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno, Senayan, Jakarta, hanya segaris lurus dan tidak terlalu jauh. Jadilah saya mulai giat berolahraga lari. Saban hari Selasa dan Kamis sore, tentu setelah tergelincirnya jam kantor, saya bersama kawan-kawan menuju GBK Senayan. Sesuai kaidah berolahraga yang baik dan benar, biasanya saya dan kawan-kawan melakukan terlebih dahulu pemanasan dan stretching, sebelum berlari mengitari lingkar luar stadion utama yang berbentuk oval ini.

[caption id="attachment_327189" align="aligncenter" width="567" caption="Suasana pantai di hotel tempat saya dan rombongan menginap di Gianyar, Bali. (Foto: Dokpri)"]

14123888981070753445
14123888981070753445
[/caption]

Terbang Menuju Bali Marathon

Singkat cerita, setelah melakukan pendaftaran lomba lari Bali Marathon secara kolektif, seluruh kelengkapan piranti lomba (race kit) sudah kami peroleh pada Jumat sore, 12 September 2014. Sebut saja misalnya, kaos lari, souvenir dari para sponsor, dan sudah tentu tanda nomor peserta (bib) yang musti dijepitkan di bagian dada kaos lari. Sayangnya, karena kami mendaftar sesudah periode tanggal 10 Agustus 2014, maka pada tanda nomor peserta itu tidak tercetak nama kami. Tapi, satu hal yang paling menarik dari tanda nomor peserta ini adalah, penggunaan teknologi lumayan canggih, yang disematkan di balik nomor tersebut. Bentuknya, berupa chip timing device, yang nantinya secara digital dan online, akan mencatat perolehan waktu secara otomatis dari masing-masing peserta, khususnya pada beberapa pos pencatatan waktu yang lokasinya sudah ditentukan panitia.

Sehari sebelum pelaksanaan lomba, saya bersama rombongan terbang menuju Pulau Dewata. Pada Sabtu siang, 13 September 2014, seluruh anggota rombongan melakukan check in di Hotel Komune and Beach Club di Jalan Pantai Keramas, Gianyar. Hanya butuh waktu sekitar 50 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, menuju ke hotel yang terletak di pinggir pantai dan memang cocok menjadi pilihan tempat menginap, karena lokasinya yang dekat dengan arena Bali Marathon. Malam minggu di Gianyar pun berlalu begitu cepat. Maklum, saya harus beristirahat lebih awal, untuk mempersiapkan diri mengikuti Bali Marathon besok pagi.

[caption id="attachment_327191" align="aligncenter" width="567" caption="Masih temaramnya pagi dan kerumunan peserta lomba lari. Detik-detik menjelang pelepasan Start lomba lari Bali Marathon kategori 10K. (Foto: Dokpri)"]

14123889701617562223
14123889701617562223
[/caption]

Hari berganti, tibalah saat yang dinanti-nantikan yaitu, pelaksanaan BII Maybank Bali Marathon 2014. Jarum jam masih menunjukkan pukul 04.00 Waktu Bali, tapi bukan alasan bagi saya dan kawan-kawan rombongan peserta lomba lari ini untuk bermalas-malasan, dan bersegera menyelesaikan sarapan pagi. Menu sarapan pilihan saya cukup berat juga, mulai dari roti, telur mata sapi, daging sosis panggang, sayur-mayur, dan menyeruput segelas kopi. Agak janggal rasanya, masih sepagi buta ini, tapi sudah harus melahap hidangan sarapan. Bayangannya, mungkin malah lebih mirip santap sahur ketika bulan suci Ramadhan. Lantas, kenapa musti sarapan sepagi ini sebelum Bali Marathon? Memangnya, jam berapa jadwal pelepasan Start peserta lomba lari itu?

Sejak pertama kali dilaksanakan pada 2012 lalu, gelaran BII Maybank Bali Marathon ini terdiri dari beberapa kategori lomba. Pertama, kategori Full Marathon, untuk peserta usia minimum 18 tahun, dengan pelaksanaan Start jam 05.00 Waktu Bali. Full Marathon ini memiliki jarak hingga sejauh 42,195 Kilometer (42,195K). Kedua, Half Marathon, untuk usia minimum 17 tahun, dengan pelepasan tanda Start jam 05.30 Waktu Bali. Adapun untuk Half Marathon ini, jaraknya adalah 21,1 Kilometer (21,1K). Ketiga, Bali Marathon 10 Kilometer (10K), usia minimum 12 tahun, dengan pelaksanaan Start pada jam 06.00 Waktu Bali. Dan keempat, kategori lomba lari Sprint untuk anak-anak usia hingga 12 tahun, dengan Start yang dilakukan pada jam 08.30 Waktu Bali. Ada pula kategori lomba, yang diperuntukkan bagi mereka yang menggunakan kursi roda.

[caption id="attachment_327192" align="aligncenter" width="567" caption="Sebagian peserta melakukan selfie dulu sembari bersiap melakukan Start pada lomba lari Bali Marathon 10K di Gianyar, Bali. (Foto: Dokpri)"]

1412389044869327090
1412389044869327090
[/caption]

Dengan melihat jadwal pelepasan Start itu, wajar bukan kalau saya dan rombongan peserta Bali Marathon ini sudah harus menyantap menu sarapan yang “kepagian”. Hal ini penting, karena berdasarkan tips kesehatan yang sering kami diskusikan, dua jam sebelum berolahraga lari marathon, hendaklah makan terlebih dahulu. Waktu jeda dua jam ini teramat penting, terutama apabila menu makanan yang kita santap agak rumit untuk dicerna, seperti misalnya karbohidrat atau protein, sehingga pada saat kita berolahraga lari nanti, terhindar dari gejala sakit kram perut.

Untuk pilihan kategori lomba, saya sengaja memilih yang sesuai kemampuan saja, yaitu Bali Marathon 10K. Sesuai kemampuan yang saya maksudkan di sini adalah, bukan berarti saya berhasrat mengejar kemenangan. Bagi saya, turut memeriahkan Bali Marathon bersama sekitar 5000 peserta lomba lari dari Indonesia dan mancanegara saja, sudah teramat sangat menyenangkan. Target saya sederhana yaitu, berolahraga agar tubuh tetap sehat, pikiran dan hati senang, serta yang juga penting adalah mampu melewati garis Finish. Sebagian kawan-kawan saya dalam rombongan, ada juga yang memilih untuk mengikuti lomba dengan kategori Half Marathon.

[caption id="attachment_327193" align="aligncenter" width="567" caption="Tanda nomor peserta saya pada BII Maybank Bali Marathon 10K. (Foto: Dokpri)"]

14123891081985128853
14123891081985128853
[/caption]

[caption id="attachment_327194" align="aligncenter" width="567" caption="Di balik tanda nomor peserta Bali Marathon tertempel chip timing device. (Foto: Dokpri)"]

14123891581517343316
14123891581517343316
[/caption]

Melaju Dari Garis Start

Karena jarak hotel tempat saya dan rombongan menginap dekat dengan lokasi Bali Marathon, maka jam 04.50 Waktu Bali, kami sudah sampai di lokasi lomba, yaitu di Jalan Bypass Prof Dr Ida Bagus Mantra, Gianyar. Apa yang saya saksikan kemudian, sungguh membuat terkesima, karena ribuan orang ternyata sudah memadati lokasi Start. Wajah-wajah mereka menampakkan keceriaan, ditingkahi semangat yang menyala-nyala. Sesuai jadwal yang sudah diagendakan, tepat jam 05.00 Waktu Bali, peserta lomba lari kategori Full Marathon 42K mulai diberangkatkan dari garis Start.

Menyusul kemudian, pada jam 05.30 Waktu Bali, peserta lomba lari kategori Half Marathon 21K diberangkatkan. Di belakangnya, bersiap-siap peserta lomba lari BII Maybank Bali Marathon untuk kategori kursi roda. Para peserta kategori ini, jarak tempuhnya sejauh 5 Kilometer (5K). Jadi, hanya menempuh 2,5 kilometer dari lokasi Start, untuk kemudian kembali lagi. Peserta lomba kategori kursi roda ini berangkat Start pada jam 05.45 Waktu Bali.

[caption id="attachment_327195" align="aligncenter" width="464" caption="Rute lomba lari Bali Marathon 10K yang aku lintasi dan berhasil mencapai Finish. (Sumber: balimarathon.com)"]

1412389226582316924
1412389226582316924
[/caption]

Usai panitia melepas Start peserta lomba kategori pengguna kursi roda, maka peserta lomba kategori Bali Marathon 10K pun gantian bersiap-siap melesat dari garis Start, termasuk saya yang berada agak di tengah-tengah kerumunan peserta. Tepat jam 06.00 Waktu Bali, saya bersama peserta kategori lomba Bali Marathon 10K bergerak meninggalkan lokasi Start. Kedua kaki saya mulai mengayun satu-persatu di atas jalan beraspal yang mulus, seiring ayunan kedua lengan. Penuh semangat saya berlari, berbarengan dengan ribuan peserta lomba lari Bali Marathon 10K, yang memang dari segi jumlah peserta merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan kategori lomba lari lainnya. Saya prediksi, untuk yang kategori Bali Marathon 10K ini, jumlah pesertanya mungkin mencapai 2.000 orang.

Hingga melintasi jarak tempuh 2,5 kilometer, wajah-wajah peserta Bali Marathon 10K masih nampak fresh dan ceria. Tepat pada jarak 2,5 kilometer, di kiri kanan lintasan jalan beraspal, panitia menyediakan minuman bagi para peserta lari, yang sebagian terlihat sudah mulai merasa kehausan. Termasuk saya, pastinya. Saya melihat ada minuman isotonik yang sekaligus menjadi salah satu sponsor Bali Marathon ini, selain ada juga air mineral biasa. Sesekali, saya dan rombongan peserta Bali Marathon 10K lainnya, berpapasan dengan peserta kategori lomba pengguna kursi roda, yang rupanya sudah berbalik arah atau kembali menuju ke garis Start semula demi mencapai Finish.

[caption id="attachment_327197" align="aligncenter" width="426" caption="Akhirnya bisa mencapai garis Finish dan langsung mendapat minumam segar, pisang, handuk kecil, dan yang tak boleh ketinggalan Medali Finisher Bali Marathon 10K. (Foto: Dokpri)"]

14123893021912254303
14123893021912254303
[/caption]

Lintasan lari sepanjang 2,5 kilometer di Jalan Bypass Prof Dr Ida Bagus Mantra masih merupakan jalan mendatar dan lurus. Sehingga praktis masih nyaman bagi saya untuk terus berlari. Barulah, selepas lintasan lari 2,5 kilometer, track lomba mulai saya dapati terus menanjak, hingga lintasan jarak sejauh 5 kilometer. Menghadapi track yang terus menanjak ini, sesekali saya menghentikan lari, dan mengkombinasikan dengan melakukan jalan cepat.

Akan tetapi, ternyata, lintasan menanjak ini masih terus berlangsung hingga jarak tempuh sejauh 7,5 kilometer. Saat melintasi lintasan berjarak 5 kilometer, saya dan para peserta lomba lari mendapat sambutan meriah, berupa pergelaran tari-tarian daerah oleh sejumlah penari putri yang begitu elegan dengan balutan busana tradisional di pinggir-pinggir jalan. Selain itu, warga setempat, tua-muda, besar-kecil banyak yang ikut berjajar untuk memberi kami semangat, dan sesekali mengajak salam give me five atau toss serta meneriakkan yek-yel motto keep push your limit, agar para peserta lomba lari terus konsisten memacu kecepatannya untuk berlari.

[caption id="attachment_327198" align="aligncenter" width="567" caption="Medali Finisher BII Maybank Bali Marathon 2014 untuk kategori lomba lari 10K yang berhasil aku peroleh. (Foto: Dokpri)"]

14123893601201913828
14123893601201913828
[/caption]

Untunglah, lintasan lari tidak selamanya menanjak. Usai melewati jarak tempuh 7,5 kilometer, lintasan lari mulai menurun, dan terus menurun, hingga garis Finish. Rasanya, buat saya, cukup lega juga hati ini mendapati lintasan lari yang menurun. Seingat saya, lintasan menurun mulai dirasakan sejak rute melintasi daerah Keramas menuju ke Medahan, dan kemudian ke arah Bali Safari and Marine Park.

Peringkat Finish Rada Buncit

Sepanjang lomba lari berlangsung, saya menyaksikan sendiri betapa panitia pelaksana amat sangat cermat bekerja secara profesional. Tidak hanya pra pelaksanaan Bali Marathon saja yang kerjanya patut diacungi jempol, bahkan pada saat lomba berlangsung pun, kesigapan panitia menata segala tetek-bengek bagi peserta sangat detil dan sukses. Misalnya, mulai dari penandaan setiap jarak tempuh 1 kilometer, lokasi penyediaan dan pemberian air minum, juga titik area untuk mencatat waktu melalui bib atau chip timing device---yang tertempel di balik tanda nomor peserta---secara digital, elektronis, dan tidak dilakukan secara manual. Pada saat peserta sudah mencapai Finish pun, kerja panitia juga ekstra teratur, misalnya pada saat pemberian handuk kecil, buah pisang, kalung Medali Finisher bagi seluruh peserta yang berhasil melintasi garis Finish, hingga photo booth dengan “menghadirkan” sejumlah caption binatang yang ada di Bali Safari and Marine Park.

[caption id="attachment_327199" align="aligncenter" width="567" caption="Senangnya bisa mencapai Finish Bali Marathon kategori lomba 10K. Menyempatkan berpose di gerbang Bali Safari and Marine Park, Gianyar, Bali, yang tak jauh dari lokasi Finish para peserta lomba lari. (Foto: Dokpri)"]

14123894191365557632
14123894191365557632
[/caption]

Tak hanya itu, laporan catatan waktu seluruh peserta yang berhasil melintasi garis Finish pun dapat diketahui melalui situs balimarathon.com, termasuk siapa-siapa saja yang berhasil keluar sebagai juara pada tiap-tiap kategori lomba. Karenanya, tidak berlebihan, apabila sejumlah kawan saya yang jauh sebelumnya sudah beberapa kali mengikuti lomba lari marathon, sangat memuji kerja panitia yang rapi, terorganisir, solid, dan profesional ini.

Berdasarkan hasil seluruh kategori lomba yang dipublikasikan oleh panitia melalui situsnya, saya bisa menyaksikan sendiri bahwa ternyata, catatan waktu bersih (net time) saya dalam mengikuti Bali Marathon 10K ini adalah 2 jam 2 menit 5 detik. Urutan ke berapa posisi saya? Dari total 1.482 peserta lomba lari Bali Marathon 10K yang berhasil mencapai garis Finish, saya berhasil menempati urutan 1.467, posisi yang rada buncit dengan hanya 15 peserta terakhir lainnya yang berada di belakang saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun