Mohon tunggu...
Lisdiana Sari
Lisdiana Sari Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer

Terus Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sensasi Menyelam di Tulamben, Bali

22 November 2014   01:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:11 1656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_336918" align="aligncenter" width="567" caption="Banyak dive spot di Tulamben yang indah dan menakjubkan. (Foto: Dokpri)"][/caption]

Kesempatan yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang juga. Menikmati sensasi menyelam di Tulamben, Bali. Bagi kalangan penyelam, nama Tulamben, cukup menjanjikan keindahan dan pengalaman tersendiri. Tak melulu wisatawan penyelam domestik, bahkan mereka yang berasal dari mancanegara pun mengenal Tulamben sebagai lokasi penyelaman yang kaya akan biota laut. Termasuk, suasana penyelaman yang cukup merinding dan memompa adrenalin, karena di lokasi ini terdapat bangkai kapal milik tentara Angkatan Laut Amerika Serikat yang bernama Kapal USS Liberty. Hebatnya, lokasi bangkai kapal perang ini begitu mudah dicapai, dan menjadi tempat hunian berbagai ragam ikan, serta biota laut lainnya.

Keberangkatan dari Jakarta menuju ke Tulamben, Bali, dimulai pada Kamis (13 November 2014) siang. Berbagai perlengkapan penyelaman milik pribadi, saya bawa sendiri, mulai dari mask, snorkel, fins, regulator, exposure wetsuit, alternate air-source (octopus), Buoyancy Control Device (BCD)---sejenis rompi pelampung atau Compensator BC adalah jaket yang dipakai penyelam scuba---, dive booties, BCD Low Pressure Inflator (LPI), Submersible Pressure Gauge (SPG), minus tabung udara (air tank). Cukup berat memang, tapi karena sudah terbiasa dengan jadwal latihan menyelam sebelum-sebelumnya---terutama di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara---, maka semua itu dapat teratasi.

[caption id="attachment_336919" align="aligncenter" width="567" caption="Mengenakan wetsuit, bersiap melakukan penyelaman di Tulamben. Aku, duduk paling kiri. (Foto: Dokpri)"]

14165654401897810489
14165654401897810489
[/caption]

[caption id="attachment_336920" align="aligncenter" width="567" caption="Mengejar ikan di dasar laut untuk memotret dari jarak dekat. (Foto: Dokpri)"]

14165655441610441969
14165655441610441969
[/caption]

[caption id="attachment_336921" align="aligncenter" width="567" caption="Keindahan batu karang dan biota laut ketika berada di dive spot di Tulamben, sangat menarik. (Foto: Dokpri)"]

1416565590132479449
1416565590132479449
[/caption]

Setiba di Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, hari sudah sore menjelang malam. Rombongan kami seluruhnya, total berjumlah 16 orang. Tapi, terbagi dalam tiga kloterkedatangan di Ngurah Rai, pagi , sore dan malam hari. Setelah semua anggota rombongan berkumpul di salah satu kedai kopi di area bandara, kami pun berangkat menuju Tulamben, dengan meniti jalur melalui wilayah Karangasem. Perjalanan Denpasar menuju Tulamben, sejatinya berkisar antara 2 hingga 3 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan mini bus. Tapi, sesampainya di Karangasem, kami terlebih dahulu mampir di kediaman salah seorang rekan kerja, untuk dijamu makan malam. Perut yang lapar langsung saja menyantap nasi putih hangat, lengkap dengan sayur daun belimbingyang diurap, Sate Lilit, dan tak ketinggalan menu Ayam Suwir khas Bali. Minumannya menyegarkan, karena kami disuguhkan cincau hijau . Alhamdulillah, sungguh nikmat yang tak terkira.

Usai bersantap malam di Karangasem, kami bergegas menuju ke resort Matahari Tulamben, dive and spa, tempat kami menginap, sekaligus melayani seluruh aktivitas menyelam. Lokasinya, langsung berada di bibir Pantai Tulamben. Malam semakin larut di Tulamben, kami segera berangkat tidur sedari awal untuk persiapan melakukan penyelaman perdana keesokan pagi. Debur ombak, semilir angin pantai, dan suasana temaram di resort, dive and spa, segera saja melenakan tidur saya.

[caption id="attachment_336923" align="aligncenter" width="567" caption="Mengeksplorasi dive spot Wreck Kapal USS Liberty yang karam pada 1942 akibat ditorpedo oleh kapal selam milik Jepang. (Foto: Dokpri)"]

14165656831939307516
14165656831939307516
[/caption]

[caption id="attachment_336925" align="aligncenter" width="567" caption="Suasana di bangkai Kapal USS Liberty yang tenggelam di perairan Bali, dan kini menjadi salah satu dive spot andalan yang menjadi favorit para penyelam domestic dan mancanegara. (Foto: Dokpri)"]

14165657231987413659
14165657231987413659
[/caption]

[caption id="attachment_336926" align="aligncenter" width="567" caption="Di dasar laut Tulamben yang mempesona. (Foto: Dokpri)"]

1416565765832155208
1416565765832155208
[/caption]

Esok paginya, setelah shalat Subuh, rombongan sudah harus melakukan persiapan untuk menyelam. Jam 05.00 pagi sudah harus siap, dan 05.30 langsung menuju ke lokasi penyelaman. Lokasi penyelaman perdana di Tulamben, mengambil lokasi agak ke kiri, sekitar 50 meter dari lokasi resort, dive and spa. Di pinggir pantai itu, seluruh peralatan penyelaman sudah disiapkandan setelah memastikan penggunaannya sesuai prosedur, maka rombongan langsung melakukan penyelaman. Penyelaman perdana ini dimulai jam 06.00 pagi, dan selesai pada 07.00. Saat penyelaman dimulai, sudah dapat disaksikan karang-karang yang indah, berikut ikan-ikan berbagai jenis dan warna yang wara-wiri, hilir-mudik, dekat sekali jaraknya, target lokasi penyelaman yang dituju adalah dasar laut yang menjadi tempat bangkai Kapal USS Liberty bersemayam. , mulailah kami melakukan penyelaman menuju ke bangkai kapal angkut milik tentara Amerika Serikat, USS Liberty.

Menurut paparan Wikipedia, kapal ini sebenarnya bernama USAT Liberty yang merupakan kapal kargo milik tentara Amerika Serikat yang di-torpedo oleh kapal selam tentara Jepang yakni I-166, pada 11 Januari 1942. USAT Liberty atau USS Liberty---yang dioperasikan pertama kali pada 19 Juni 1918 ini---pun akhirnya tenggelam di Pulau Bali. Pada tahun 1963, terjadi erupsi gunung merapi yang kemudian justru menggeser posisi rongsokan (wreck) kapal ke arah pantai. Kini, di Tulamben, kalau kita menyebut penyelaman menuju ‘Wreck’, maka sudah dapat dipastikan bahwa tujuan penyelaman adalah lokasi karamnya Kapal USS Liberty.

[caption id="attachment_336927" align="aligncenter" width="393" caption="Di dive spot Wreck Kapal USS Liberty yang karam di dasar laut Tulamben. (Foto: Dokpri)"]

14165658971620790375
14165658971620790375
[/caption]

[caption id="attachment_336928" align="aligncenter" width="567" caption="Menjelajah bangkai Kapal USS Liberty di dasar laut bersama ikan yang cantik. (Foto: Dokpri)"]

14165659631893351181
14165659631893351181
[/caption]

[caption id="attachment_336929" align="aligncenter" width="567" caption="Aku ketika mengeksplorasi dive spot tempat dimana bangkai Kapal USS Liberty di Tulamben yang awalnya cukup menyeramkan tapi kemudian menjadi sangat mempesona. (Foto: Dokpri) "]

1416566022260200530
1416566022260200530
[/caption]

Lokasi ‘Wreck’ mudah diakses oleh para penyelam. Lokasi bangkai kapal itu hanya berjarak 30 meter dari Pantai Tulamben, dengan kedalaman maksimum adalah sekitar 30 meter. Ketika saya dan rombongan mengeksplorasi lokasi bangkai kapal, suasana memang cukup mendebarkan. Bayangan bahwa ini adalah kapal perang yang tenggelam akibat dihantam torpedo kapal selam milik Jepang, membayangi dengan penuh imajinasi. Secara perlahan namun pasti dan tetap mengikuti prosedur penyelaman, saya juga mulai mencicipi kedalaman dasar laut hingga 20 meter, tempat lokasi rongsokan Kapal USS Liberty berada.

Meski terkesan angker, tapi lama kelamaan, suasana penyelaman di sekitar rongsokan Kapal USS Liberty ini menjadi semakin menarik dan menyenangkan. Pasalnya, banyak sekali ditemukan beragam ikan dan biota laut lainnya. Ada surgeonfish yang memang cukup jinak, bumphead parrotfish, bahkan ikan berbentuk panjang yang merupakan predator bagi ikan kecil lainnya yaitu great barracuda yang memiliki gigi-gigi tajam. Ditemui juga siput laut yang warnanya cerah dan menarik. Sementara bangkai kapal itu sendiri, meski masih menampakkan rongsokan besi-besi bajanya, tetapi sudah terselimuti oleh tetumbuhan laut. Sewaktu masih berjaya, kapal milik tentara Amerika Serikat ini berukuran panjang sekitar 125 meter, dengan lebar 17 meter. Bisa dibayangkan, kalau kapal sebesar ini, akhirnya kini teronggok dan beralih fungsi menjadi rumah yang nyaman bagi ikan-ikan beraneka jenis, dan hewan-hewan beserta pernak-pernik keindahan kehidupan di dasar laut Tulamben. Penyelaman di lokasi Wreck Kapal USS Liberty berhasil kami tuntaskan dengan lancar dan penuh perasaan takjub.So Amazing!

[caption id="attachment_336930" align="aligncenter" width="567" caption="Pengelola resort, dive and spa juga membuat rumpon-rumpon khusus untuk menjaga kelestarian dan keindahan alam di dasar laut Tulamben. (Foto: Dokpri)"]

1416566128552205487
1416566128552205487
[/caption]

[caption id="attachment_336944" align="aligncenter" width="567" caption="Bersama ikan Nemo di dasar laut Tulamben, Bali. (Foto: Dokpri)"]

14165675522127524716
14165675522127524716
[/caption]

Usai penyelaman perdana pada pagi hari itu, rombongan lalu mandi, berganti baju, dan menikmati sarapan pagi yang telah disediakan oleh pihak resort, dive and spa. Setelah beristirahat sejenak, saya dan rombongan sudah harus mempersiapkan diri untuk melakukan penyelaman kedua, pada jam 10.00. Kali ini, lokasi penyelaman di sebut Kuani, kami berangkat dengan menggunakan kendaraan bak terbuka, menuju ke lokasi penyelaman yang posisinya berada di arah kanan dari resort, dive and spa. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai di lokasi. kemudian sesampainya di lokasi yang dituju, langsung mempersiapkan dan mengenakan segala piranti untuk menyelam.

Di bawah sinar matahari yang mulai naik, sinarnya menembus ke dalam air seolah mengiringi penyelaman untuk taman coral dan rangka-rangka terumbu atau /rumpon yang sengaja dibuat dan dipasang untuk menambah rumah bagi biota laut.

[caption id="attachment_336931" align="aligncenter" width="393" caption="Lokasi dive spot Suci yang terdapat patung-patung di dasar laut. (Foto: Dokpri)"]

1416566185715134841
1416566185715134841
[/caption]

[caption id="attachment_336933" align="aligncenter" width="567" caption="Membentangkan spanduk panjang untuk berfoto bersama di dasar laut Tulamben. (Foto: Dokpri)"]

14165662391571938167
14165662391571938167
[/caption]

[caption id="attachment_336934" align="aligncenter" width="567" caption="Salah satu patung yang terdapat di dasar laut, di dive spot yang bernama Tempat Suci. (Foto: Dokpri)"]

141656627614297944
141656627614297944
[/caption]

Menjelang siangkami kembali ke resort, dive and spa untuk beristirahat dan menikmati makan siang pada hari pertama---dari dua hari yang dijadwalkan---diving di Tulamben. Usai santap siang, sekitar jam 13.30, penyelaman ketiga mulai dipersiapkan. Kali ini, lokasinya langsung darilokasi resort, dive and spa. Tujuan penyelaman kali ini adalah sebuah lokasi di dasar laut yang namanya ‘Tempat Suci’ atau ‘Suci’s Place’. Lokasi penyelaman ini mulai diperkenalkan oleh Matahari Tulamben Resort pada tahun 2012, dan merupakan dive spot baru yang sengaja dibuat di depan resort dengan berjalan kaki 30 meter ke arah kanan resort.

Kedalaman Suci’s Place ini ada pada sembilan hingga 17 meter di bawah permukaan laut. Pada dasarnya, dive spot ini merupakan sebuah taman buatan dengan kelengkapan asesoris berupa patung-patung seperti ‘Buddha’ dan ibunya, Dewi ‘Dewi Tara’, serta berbagai benda artefak lain yang berbeda-beda, unik dan menarik. Dive spot ‘Tempat Suci’ kini semakin populer di kalangan penyelam domestik, maupun mancanegara, terutama mereka yang berasal dari Perancis, Belanda, Inggris, Czech, dan Swedia. Selain suasana taman dengan patung-patung yang sengaja ditata sedemikian rupa di dasar laut, Suci’s Place juga menyuguhkan berbagai jenis ikan yang sangat unik dan menarik, seperti misalnya murane, cleaner fish, serta hewan-hewan laut lainnya yang menggunakan “taman suci” ini sebagai habitat hidup dan berkembang biaknya.

Penyelaman kali ini jelas lebih terbantu dengan sinar matahari yang menerobos masuk hingga ke tengah laut. Praktis menjadikan pemandangan bawah laut menjadi semakin menawan dan indah, dengan batu-batu karang, tanaman laut, dan ikan-ikan beragam jenis yang begitu cantik.

[caption id="attachment_336936" align="aligncenter" width="567" caption="Pada penyelaman ketiga arus air di bawah laut terasa menyulitkan. (Foto: Dokpri)"]

1416566379680904102
1416566379680904102
[/caption]

[caption id="attachment_336937" align="aligncenter" width="567" caption="Saya sempat ditarik menuju ke atas oleh dive master pendamping. Disinilah fungsi dive master menjaga dan membantu penyelam yang kesulitan, akibat arus air di bawah laut terasa kuat dan deras. (Foto: Dokpri)"]

14165664221593418858
14165664221593418858
[/caption]

Karena saya belum memperoleh sertifikat level Advance (Advanced Open Water Diver atau AOWD) dalam penyelaman, maka bersama sejumlah anggota rombongan yang satu level, saya masih diberikan toleransi untuk dapat menyelam pada kedalaman maksimal hingga 20 meter di bawah permukaan laut. Sedangkan teman-teman yang sudah mengantongi sertifikat level Advance, mereka ditolerir untuk menyelam hingga kedalaman lebih dari 30 meter di bawah permukaan laut. Tentu saja, berapa jarak kedalaman laut yang sudah saya selami, dapat dengan mudah terbaca pada piranti pengukur penyelaman yaitu Depth Gauge.

Nah, pada penyelaman yang ketiga ini, saya dan rombongan sempat merasakan cukup kuatnya aliran air bawah laut yang membuat gerak penyelaman menjadi cukup sulit. Mengayuhkan tangan dan kaki, nyaris tak membuat saya dan kawan-kawan bergerak dari satu posisi ke posisi berikutnya. Padahal, saya dan rombongan berniat untuk naik ke permukaan laut, dan memang lokasi waktu penyelaman sudah lebih dari cukup. Sesuai prosedur keamanan, setiap kali penyelaman pasti selalu didampingi oleh dive master berpengalaman dari pihak penyelenggara, yang pasti sudah sangat terlatih dan paham dengan lokasi penyelaman. Disinilah peran dive master sangat menentukan, saya yang nampak agak kesulitan untuk menuju ke permukaan laut karena cukup kuatnya aliran air, langsung dibantu oleh dive master dengan cara agak ditarik menuju ke atas. Hingga akhirnya, pada posisi yang sudah cukup aman dan terkendali, saya pun kembali dilepas untuk leluasa bergerak menuju ke permukaan. Wah, sungguh pengalaman yang baru, menemukan kondisi alam bawah laut yang kurang mendukung penyelaman seperti ini. Bersyukur, semua dapat terkendali, dan kami pun kembali ke resort, dive and spa Matahari lagi.

[caption id="attachment_336938" align="aligncenter" width="393" caption="Saya bersyukur dapat menyaksikan keindahan ciptaan Allah Sang Maha Pencipta di dalam laut Tulamben. (Foto: Dokpri)"]

14165664652144079512
14165664652144079512
[/caption]

[caption id="attachment_336939" align="aligncenter" width="567" caption="Gerombolan ikan yang hilir mudik menemani para penyelam di Tulamben. (Foto: Dokpri)"]

14165665041658616020
14165665041658616020
[/caption]

Sebenarnya pada jadwal sore dan malam hari, terjadwal penyelaman keempat dan kelima pada hari yang sama, tapi karena sudah terlalu letih, dan memang tidak boleh memaksakan diri untuk ikut, maka saya memutuskan untuk absen dan memilih beristirahat saja di resort, dive and spa.

Rekan-rekan saya yang sudah level advance mengikuti penyelaman keempat dan kelima (night dive) yang membutuhkan lampu senter khusus untuk dapat melihat biota laut yang tidur siang hari seperti ikan pari dan sebangsanya.

Pada hari kedua, Sabtu (15 November 2014), penyelaman pertama dilakukan sama, pagi hari juga. Jam 06.30, saya dan rombongan sudah harus bersiap diri,mempersiapkan perlengkapan menyelam. Usai puas menikmati dive spot Coral Garden dan Wreck kembali, saya dan rombongan kembali ke resort, dive and spa, untuk bersalin busana dan menikmati sarapan pagi yang telah siap tersaji. Jam 09.30, saya dan rombongan sudah diminta untuk bersiap-siap melakukan penyelaman terakhir. Asal tahu saja, lokasi penyelaman kali ini dikenal dengan nama ‘Tulamben Wall’, atau yang biasa disebut sebagai Drop Off. Menyelam di ‘Tulamben Wall’ ini sekaligus menjadi uji nyali bagi para penyelam. Kenapa? Karena ‘tembok batu’ yang dasarnya mencapai kedalaman antara 60 hingga 70 meter ini menjanjikan pesona yang luar biasa. Bayangkan, menyelam dengan dasar laut yang sangat dalam, tentu yang akan nampak hanya gambaran pemandangan yang serba membiru tua hingga mengarah menuju kedalaman. Hebatnya lagi, ‘Tulamben Wall’ ini menjadi ajang ujian bagi para penyelam technical, lantaran seringkali dijumpai hewan-hewan bawah laut yang berukuran besar, seperti hiu karang, dan hiu martil.

[caption id="attachment_336940" align="aligncenter" width="567" caption="Biota laut yang masih hidup secara alami dan terjaga kelestarian dan keindahannya di Tulamben. (Foto: Dokpri)"]

1416566572804828315
1416566572804828315
[/caption]

[caption id="attachment_336941" align="aligncenter" width="567" caption="Salah satu ikan yang memiliki rumbai-rumbai panjang yang hidup secara alami dan terjaga kelestariannya di Tulamben. Hindari untuk disentuh oleh tangan. (Foto: Dokpri)"]

14165666141739776998
14165666141739776998
[/caption]

Meski demikian, bukan berarti suasana “di atas” dan bagian “tengah” kedalaman laut ‘Tulamben Wall’ ini tidak menampakkan keelokannya. Karena, di bagian atas, terumbu karang warna-warni akan seolah menyapa para penyelam, begitu pula dengan makhluk-makhluk laut nan eksotis ciptaan Allah Yang Maha Mencipta yang tiada tandingannya.

Jujur saja, buat saya pribadi, menyelam di Drop Off alias Tulamben Wall ini lebih mengesankan, karena mengundang kengerian, ketakjuban, sekaligus mengundang decak kagum akan segala ciptaan-ciptaanNya. Bahkan, saking terbawa suasana penyelaman Tulamben Wall yang begitu dalam, dengan suasana makro yang ‘gelap’ karena kedalaman dasar lautnya, bayangan akan pemandangan ini terbawa mimpi. Ceritanya, saat malam harimenjelang tidur di hotel Kuta diDenpasar, awal saya tertidur karena letih. Dan benar-benar terjadi, penyelaman di Tulamben Wall dengan kedalaman puluhan meter itu pun terbawa mimpi, seolah saya berada dalam kedalaman laut yang meskipun mempesona, tapi tetap memompa adrenalin semakin terpacu.

[caption id="attachment_336942" align="aligncenter" width="393" caption="Salah satu warna-warni biota laut yang ditemukan di bebatuan karang yang indah di Tulamben. (Foto: Dokpri)"]

1416566658440817742
1416566658440817742
[/caption]

[caption id="attachment_336943" align="aligncenter" width="567" caption="Warna-warni biota laut di dasar laut Tulamben yang mempesona. (Foto: Dokpri)"]

1416566698234424289
1416566698234424289
[/caption]

Akhirnya, dua hari penyelaman di Tulamben pun berakhir. Banyak kesan terbaik atas sejumlah dive spot yang telah saya hampiri. Keindahan alam bawah laut Tulamben dengan berbagai jenis ikan, makhluk laut, dan biota laut lainnya yang begitu mempesona, semoga tetap dapat lestari dan dipertahankan keasliannya. Jangan sampai terusik dan menjadi rusak hanya karena penyelam-penyelam yang tidak mencintai alam dan lingkungan yang alami. Selain itu, sejumlah fasilitas penunjang pariwisata, hendaknya juga dilengkapi, seperti misalnya, mesin ATM yang mudah terjangkau oleh para penyelam untuk bertransaksi keuangan.

Semoga pantai-pantai dan dasar laut Tulamben tetap asri dan lestari.

o O o

* maaf, dilarang mencomot foto-foto di atas tanpa izin penulis ya, makasih *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun