[caption id="attachment_336944" align="aligncenter" width="567" caption="Bersama ikan Nemo di dasar laut Tulamben, Bali. (Foto: Dokpri)"]
Usai penyelaman perdana pada pagi hari itu, rombongan lalu mandi, berganti baju, dan menikmati sarapan pagi yang telah disediakan oleh pihak resort, dive and spa. Setelah beristirahat sejenak, saya dan rombongan sudah harus mempersiapkan diri untuk melakukan penyelaman kedua, pada jam 10.00. Kali ini, lokasi penyelaman di sebut Kuani, kami berangkat dengan menggunakan kendaraan bak terbuka, menuju ke lokasi penyelaman yang posisinya berada di arah kanan dari resort, dive and spa. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai di lokasi. kemudian sesampainya di lokasi yang dituju, langsung mempersiapkan dan mengenakan segala piranti untuk menyelam.
Di bawah sinar matahari yang mulai naik, sinarnya menembus ke dalam air seolah mengiringi penyelaman untuk taman coral dan rangka-rangka terumbu atau /rumpon yang sengaja dibuat dan dipasang untuk menambah rumah bagi biota laut.
[caption id="attachment_336931" align="aligncenter" width="393" caption="Lokasi dive spot Suci yang terdapat patung-patung di dasar laut. (Foto: Dokpri)"]
[caption id="attachment_336933" align="aligncenter" width="567" caption="Membentangkan spanduk panjang untuk berfoto bersama di dasar laut Tulamben. (Foto: Dokpri)"]
[caption id="attachment_336934" align="aligncenter" width="567" caption="Salah satu patung yang terdapat di dasar laut, di dive spot yang bernama Tempat Suci. (Foto: Dokpri)"]
Menjelang siangkami kembali ke resort, dive and spa untuk beristirahat dan menikmati makan siang pada hari pertama---dari dua hari yang dijadwalkan---diving di Tulamben. Usai santap siang, sekitar jam 13.30, penyelaman ketiga mulai dipersiapkan. Kali ini, lokasinya langsung darilokasi resort, dive and spa. Tujuan penyelaman kali ini adalah sebuah lokasi di dasar laut yang namanya ‘Tempat Suci’ atau ‘Suci’s Place’. Lokasi penyelaman ini mulai diperkenalkan oleh Matahari Tulamben Resort pada tahun 2012, dan merupakan dive spot baru yang sengaja dibuat di depan resort dengan berjalan kaki 30 meter ke arah kanan resort.
Kedalaman Suci’s Place ini ada pada sembilan hingga 17 meter di bawah permukaan laut. Pada dasarnya, dive spot ini merupakan sebuah taman buatan dengan kelengkapan asesoris berupa patung-patung seperti ‘Buddha’ dan ibunya, Dewi ‘Dewi Tara’, serta berbagai benda artefak lain yang berbeda-beda, unik dan menarik. Dive spot ‘Tempat Suci’ kini semakin populer di kalangan penyelam domestik, maupun mancanegara, terutama mereka yang berasal dari Perancis, Belanda, Inggris, Czech, dan Swedia. Selain suasana taman dengan patung-patung yang sengaja ditata sedemikian rupa di dasar laut, Suci’s Place juga menyuguhkan berbagai jenis ikan yang sangat unik dan menarik, seperti misalnya murane, cleaner fish, serta hewan-hewan laut lainnya yang menggunakan “taman suci” ini sebagai habitat hidup dan berkembang biaknya.
Penyelaman kali ini jelas lebih terbantu dengan sinar matahari yang menerobos masuk hingga ke tengah laut. Praktis menjadikan pemandangan bawah laut menjadi semakin menawan dan indah, dengan batu-batu karang, tanaman laut, dan ikan-ikan beragam jenis yang begitu cantik.
[caption id="attachment_336936" align="aligncenter" width="567" caption="Pada penyelaman ketiga arus air di bawah laut terasa menyulitkan. (Foto: Dokpri)"]
[caption id="attachment_336937" align="aligncenter" width="567" caption="Saya sempat ditarik menuju ke atas oleh dive master pendamping. Disinilah fungsi dive master menjaga dan membantu penyelam yang kesulitan, akibat arus air di bawah laut terasa kuat dan deras. (Foto: Dokpri)"]
Karena saya belum memperoleh sertifikat level Advance (Advanced Open Water Diver atau AOWD) dalam penyelaman, maka bersama sejumlah anggota rombongan yang satu level, saya masih diberikan toleransi untuk dapat menyelam pada kedalaman maksimal hingga 20 meter di bawah permukaan laut. Sedangkan teman-teman yang sudah mengantongi sertifikat level Advance, mereka ditolerir untuk menyelam hingga kedalaman lebih dari 30 meter di bawah permukaan laut. Tentu saja, berapa jarak kedalaman laut yang sudah saya selami, dapat dengan mudah terbaca pada piranti pengukur penyelaman yaitu Depth Gauge.
Nah, pada penyelaman yang ketiga ini, saya dan rombongan sempat merasakan cukup kuatnya aliran air bawah laut yang membuat gerak penyelaman menjadi cukup sulit. Mengayuhkan tangan dan kaki, nyaris tak membuat saya dan kawan-kawan bergerak dari satu posisi ke posisi berikutnya. Padahal, saya dan rombongan berniat untuk naik ke permukaan laut, dan memang lokasi waktu penyelaman sudah lebih dari cukup. Sesuai prosedur keamanan, setiap kali penyelaman pasti selalu didampingi oleh dive master berpengalaman dari pihak penyelenggara, yang pasti sudah sangat terlatih dan paham dengan lokasi penyelaman. Disinilah peran dive master sangat menentukan, saya yang nampak agak kesulitan untuk menuju ke permukaan laut karena cukup kuatnya aliran air, langsung dibantu oleh dive master dengan cara agak ditarik menuju ke atas. Hingga akhirnya, pada posisi yang sudah cukup aman dan terkendali, saya pun kembali dilepas untuk leluasa bergerak menuju ke permukaan. Wah, sungguh pengalaman yang baru, menemukan kondisi alam bawah laut yang kurang mendukung penyelaman seperti ini. Bersyukur, semua dapat terkendali, dan kami pun kembali ke resort, dive and spa Matahari lagi.
[caption id="attachment_336938" align="aligncenter" width="393" caption="Saya bersyukur dapat menyaksikan keindahan ciptaan Allah Sang Maha Pencipta di dalam laut Tulamben. (Foto: Dokpri)"]
[caption id="attachment_336939" align="aligncenter" width="567" caption="Gerombolan ikan yang hilir mudik menemani para penyelam di Tulamben. (Foto: Dokpri)"]
Sebenarnya pada jadwal sore dan malam hari, terjadwal penyelaman keempat dan kelima pada hari yang sama, tapi karena sudah terlalu letih, dan memang tidak boleh memaksakan diri untuk ikut, maka saya memutuskan untuk absen dan memilih beristirahat saja di resort, dive and spa.
Rekan-rekan saya yang sudah level advance mengikuti penyelaman keempat dan kelima (night dive) yang membutuhkan lampu senter khusus untuk dapat melihat biota laut yang tidur siang hari seperti ikan pari dan sebangsanya.
Pada hari kedua, Sabtu (15 November 2014), penyelaman pertama dilakukan sama, pagi hari juga. Jam 06.30, saya dan rombongan sudah harus bersiap diri,mempersiapkan perlengkapan menyelam. Usai puas menikmati dive spot Coral Garden dan Wreck kembali, saya dan rombongan kembali ke resort, dive and spa, untuk bersalin busana dan menikmati sarapan pagi yang telah siap tersaji. Jam 09.30, saya dan rombongan sudah diminta untuk bersiap-siap melakukan penyelaman terakhir. Asal tahu saja, lokasi penyelaman kali ini dikenal dengan nama ‘Tulamben Wall’, atau yang biasa disebut sebagai Drop Off. Menyelam di ‘Tulamben Wall’ ini sekaligus menjadi uji nyali bagi para penyelam. Kenapa? Karena ‘tembok batu’ yang dasarnya mencapai kedalaman antara 60 hingga 70 meter ini menjanjikan pesona yang luar biasa. Bayangkan, menyelam dengan dasar laut yang sangat dalam, tentu yang akan nampak hanya gambaran pemandangan yang serba membiru tua hingga mengarah menuju kedalaman. Hebatnya lagi, ‘Tulamben Wall’ ini menjadi ajang ujian bagi para penyelam technical, lantaran seringkali dijumpai hewan-hewan bawah laut yang berukuran besar, seperti hiu karang, dan hiu martil.
[caption id="attachment_336940" align="aligncenter" width="567" caption="Biota laut yang masih hidup secara alami dan terjaga kelestarian dan keindahannya di Tulamben. (Foto: Dokpri)"]
[caption id="attachment_336941" align="aligncenter" width="567" caption="Salah satu ikan yang memiliki rumbai-rumbai panjang yang hidup secara alami dan terjaga kelestariannya di Tulamben. Hindari untuk disentuh oleh tangan. (Foto: Dokpri)"]
Meski demikian, bukan berarti suasana “di atas” dan bagian “tengah” kedalaman laut ‘Tulamben Wall’ ini tidak menampakkan keelokannya. Karena, di bagian atas, terumbu karang warna-warni akan seolah menyapa para penyelam, begitu pula dengan makhluk-makhluk laut nan eksotis ciptaan Allah Yang Maha Mencipta yang tiada tandingannya.
Jujur saja, buat saya pribadi, menyelam di Drop Off alias Tulamben Wall ini lebih mengesankan, karena mengundang kengerian, ketakjuban, sekaligus mengundang decak kagum akan segala ciptaan-ciptaanNya. Bahkan, saking terbawa suasana penyelaman Tulamben Wall yang begitu dalam, dengan suasana makro yang ‘gelap’ karena kedalaman dasar lautnya, bayangan akan pemandangan ini terbawa mimpi. Ceritanya, saat malam harimenjelang tidur di hotel Kuta diDenpasar, awal saya tertidur karena letih. Dan benar-benar terjadi, penyelaman di Tulamben Wall dengan kedalaman puluhan meter itu pun terbawa mimpi, seolah saya berada dalam kedalaman laut yang meskipun mempesona, tapi tetap memompa adrenalin semakin terpacu.
[caption id="attachment_336942" align="aligncenter" width="393" caption="Salah satu warna-warni biota laut yang ditemukan di bebatuan karang yang indah di Tulamben. (Foto: Dokpri)"]