Pada hari pelaksanaan, masyarakat berkumpul di makam untuk memanjatkan doa. Doa ini dipimpin oleh tokoh agama setempat, mencerminkan penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual dan keagamaan.
- Kenduri
Setelah doa, dilanjutkan dengan kenduri, di mana makanan yang telah disiapkan dibagikan dan dinikmati bersama. Momen ini menjadi ajang untuk mempererat hubungan sosial antarwarga. - Penutupan
Prosesi diakhiri dengan berbagai kegiatan seni tradisional, seperti wayang kulit atau karawitan, yang menghidupkan kembali nilai-nilai budaya dan seni lokal.
Nyadran merupakan contoh konkret penerapan etnopedagogi. Nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan ini mencakup:
- Gotong Royong: Terlihat dalam persiapan dan pelaksanaan acara, yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.
- Toleransi dan Keharmonisan: Masyarakat dari berbagai latar belakang bekerja sama tanpa memandang perbedaan.
- Pelestarian Budaya: Seni dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun dijaga dan dikembangkan melalui prosesi ini.
Penerapan etnopedagogi dalam Nyadran tidak hanya membangun kesadaran akan identitas budaya lokal tetapi juga menjadi sarana efektif untuk membentuk karakter masyarakat yang menghargai kebhinekaan.
Â
B. METODE PENELITIAN
1. Â Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini dipilih untuk mendeskripsikan secara mendalam tradisi Nyadran di Desa Sonoageng, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, serta relevansinya dengan konsep etnopedagogi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai lokal yang terkandung dalam kegiatan Nyadran sebagai salah satu bentuk pembelajaran berbasis budaya.
2. Â Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian adalah Desa Sonoageng, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk. Subjek penelitian meliputi tokoh masyarakat, pelaku budaya (seperti sesepuh adat), tokoh agama, dan masyarakat umum yang terlibat langsung dalam kegiatan Nyadran.
3. Â Teknik Pengumpulan Data
Observasi
Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap proses persiapan, pelaksanaan, dan penutupan tradisi Nyadran. Observasi dilakukan secara partisipatif untuk memperoleh data yang autentik.