Sebenarnya di kamar aku mendapati diriku, bukan diriku tapi orang yang mirip denganku sedang bermain-main dengan tali tambang di lehernya. Hahaha itu lucu.
Angin malam menghembuskan gorden jendela kamarku dan membiarkan cahaya bulan menerangi kamarku, aku terkejut ketika mendapati bakso gorengku berubah menjadi bola mata dan coklat panas aku menjadi darah dalam gelas. Aku sempat bengong, lalu tanpa pikir panjang aku menyantap baksoku---bola mata ayahku yang kucabut semalam dan meminum darah calon adikku, rasanya nikmat.
Aku memandangi kembaran ku yang tergantung, dia mirip dengaku, itu karena dia yang menciptakan aku dengan hal aneh, karena dia menyebalkan aku membunuh dia dengan menggantungkan leherku menggunakan tali tambang, tapi lucu yah, aku masih hidup padahal aku sudah lahir di tahun 1975 padahal sekarang sudah 2018. Tapi kenapa aku jadi begini? Menikmati setiap inchi dari tubuh keluargaku?.
Oh iya mantra itu...
"Et Couvrus En Et Vakla Er Ena Bun Vlaviyur 666"
---TAMAT---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H