Mohon tunggu...
Retno Septyorini
Retno Septyorini Mohon Tunggu... Administrasi - Suka makan, sering jalan ^^

Content Creator // Spesialis Media IKKON BEKRAF 2017 // Bisa dijumpai di @retnoseptyorini dan www.retnoseptyorini.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membantu Stabilitas Harga Pangan dari Lahan Kosong di Sekitar Kita

13 April 2018   23:52 Diperbarui: 14 April 2018   00:12 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun belakangan, puluhan keluarga di dusun kami menggalakkan aksi tanam bahan pangan di lahan yang tersedia di sekitar rumah. Mengingat selera yang berbeda-beda antar keluarga, tak ada aturan baku harus menanam apa. Silahkan menanam sayur, buah, umbi atau empon-empon yang sering dibutuhkan.

Yang punya halaman belum diblok semen langsung menanam beralaskan tanah, yang punya lahan selebar satu hingga dua meter tapi sudah diblok semen mengakalinya dengan menanam tanaman merambat atau tanaman pangan yang dapat ditumbuhkan di dalam pot ataupun polybag.

Menanam Bahan Pangan di Sekitar Rumah (dok. pribadi)
Menanam Bahan Pangan di Sekitar Rumah (dok. pribadi)
Hasilnya, ada yang menanam lompong, terong, pohon papaya, daun bawang, camcao, kemangi, cabai hingga umbi-umbian semacam uwi, mbili, ubi jalar dan ketela pohung. Karena itulah jangan heran jika Anda melihat halaman rumah yang begitu sempit namun menawarkan panorama yang tak biasa karena ada terong atau tomat yang sedang berbuah cukup lebat.

Jangan heran juga jika sumber karbohidrat kami tidak selalu terbuat dari nasi karena ada kalanya kami memilih menikmati hari bersama olahan dari umbi-umbian.

Uniknya, lokasi penanamannya tak melulu di halaman rumah. Satu yang paling mencolok, terlihat pada gambar di atas. Memanfaatkan pinggiran lantai atas dengan puluhan polybag yang berisi tanaman daun bawang. Semua ini dilakukan tidak semata-mata untuk membantu mengendalikan harga bahan pokok saat hari besar tiba. Lebih dari itu, tersemat harapan agar kita kembali berjaya di negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi ini.

Mendukung Berdayanya Tetangga

Selain menanam bahan pangan lokal, sebagian besar keluarga di dusun kami berprofesi sebagai petani. Bahkan simbah dan pakde saya pun masih mendapatkan pemasukan dari hasil bercocok tanam di sawah. Seingat saya, jarang rasanya ada berita kekurangan pasokan beras di sekitar tempat tinggal kami.

Selain banyak yang berprofesi sebagai petani, selain dijual secara mandiri dengan menawarkan hasil panen ke tetangga, banyak pula beras hasil panen yang diterima di beberapa kios sembako yang dimiliki tetangga ataupun tetangga desa.

Selama ini keluarga kami pun menikmati beras dari hasil panen tetangga. Kadang dapat beras putih, kadang dapat beras merah, pernah juga kami mendapatkan beras hitam hasil panen warga. Seneng lho bisa menikmati hasil bumi tetangga sendiri. Pertama karena dapat stok bahan pangan yang baru. Istilahnya fresh from the oven.

Hal ini dapat diketahui umumnya tetangga menawarkan hasil panen usai proses penggilingan padi berakhir. Selain mengurangi rantai dan waktu distribusi, beli panenan tetangga itu dapat mengurangi resiko hasil panen yang dibeli di bawah harga normal. Jadi kedua belah pihak, baik pembeli maupun penjual sama-sama enak.

Mungkin karena jarang yang menimbun inilah yang jarang sekali terjadi kekurangan stok bahan pangan di sekitar tempat tinggal kami, bahkan saat libur hari besar keagamaan sekalipun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun