“Kepanjangan dari Desa Wisata Wanurejo, Mbak”, jawabnya ramah.
Ditemani Bu Yayuk dan Bu Lucy, kami mempraktekkan rangkaian proses pembuatan batik.
Workshop Batik di Griya Dewi Wanu (dokumentasi pribadi)
Usai mencanting kain, ibu mengeluh kalau kakinya mulai terasa pegal. Tak perlu menunggu waktu lama, saya langsung sigap mengoleskan
Geliga Krim pada kaki ibu.
Oles dan Pijat Kaki Ibu dengan Geliga Krim (dokumentasi pribadi)
“
Geliga Krim ini manjur banget Nduk. Baru dipakai pijit sebentar saja, pegal di kaki ibu berangsur berkurang”, ujar ibu sembari tersenyum.
Lega rasanya melihat senyum bebas pegal ala ibu. Geliga Krim memang krim otot andalan keluarga!
Workshop Keramik di Nujiwa
Menu Masakan Desa Ala Kedai Nujiwa (dokumentasi pribadi)
Agenda kami selanjutnya adalah makan siang di Kedai Nujiwa. Sebuah kedai makan di ruang terbuka yang menyajikan kuliner enak berbalut pemandangan yang menakjubkan! Selain dikelilingi sawah dan perbukitan, eloknya Candi Borobudur juga terlihat dari sini. Asyik deh!
View Candi di Kedai Nujiwa (dokumentasi pribadi)
Selesai makan, kami melanjutkan praktik membuat keramik. Sekitar satu jam kemudian, kami bergerak menuju sebuah Balai Perekonomian Desa (Balkondes) yang dibangun di sekitar Borobudur untuk membeli cinderamata, kopi dan juga cokelat khas Borobudur.
Workshop Keramik di Belakang Kedai Nujiwa (dokumentasi pribadi)
Berkat
Geliga Krim, kami sekeluarga jadi bebas pegal saat menjalani
one day trip di Magelang. Perjalanan keluarga di awal tahun ini semoga menjadi kado manis di hari ulang tahun ibu.
Buah Tangan dari Salah Satu Balai Perekomian Desa (Balkondes) di Kecamatan Borobudur (dokumentasi pribadi)
Bagaimana dengan pengalaman treveling bebas pegal teman-teman semua? Ditunggu ceritanya ya ;)
Salam hangat dari Jogja
Lihat Travel Story Selengkapnya