Mohon tunggu...
Retno Septyorini
Retno Septyorini Mohon Tunggu... Administrasi - Suka makan, sering jalan ^^

Content Creator // Spesialis Media IKKON BEKRAF 2017 // Bisa dijumpai di @retnoseptyorini dan www.retnoseptyorini.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Takut Jadi Kreatif!

21 November 2017   23:49 Diperbarui: 22 November 2017   09:10 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Survei di Lok Baintan (dokumentasi foto oleh Casso Subhi)

Kayu Putih Aromatherapy (dokumantasi pribadi)
Kayu Putih Aromatherapy (dokumantasi pribadi)
Saya akui, perusahaan yang berdiri lebih dari 43 tahun ini terbilang sangat kreatif karena mampu membu inovasi dan teknologi dengan mengeluarkan produk baru berupa minyak kayu putih aromatherapy dengan varian aroma berupa lavender dan rose yang sangat sesuai dengan kebutuhan jaman. 

Kehangatan berbalut aroma bunga yang begitu menyegarkan ini sangat ampuh menangkal dinginnya udara saat bepergian. Tidak jarang aromatherapy yang ditimbulkan dari Kayu Putih Aroma menambah semangat saya saya bekerja, baik saat riset, melakukan reportase hingga menyelesaikan deadline pekerjaan.

Bagi saya pribadi, kreasi PT Eagle Indo Pharma ini sangatlah bermanfaat. Sebagai penikmat minyakan, saya sudah punya seni tersendiri dalam berminyakan. Kalau udara dingin menjalar sampai di kaki, saya teteskan Kayu Putih Aroma di telapak kaki. Usai diolesi minyak, saya gosokkan kedua telapak kaki saya agar kehangatan yang didapat bisa berlipat.

 Kalau butuh tambahan mood dan energi saat bekerja, saya kerap mengoleskan minyak di pergelangan tangan. Jadi kalau bete tinggal menghirup aroma bunga yang menempel di pergelangan tangan. Lain halnya jika perut saya mulai kembung, biasanya saya oleskan Kayu Putih Aroma melingkar di sekitar pusar.

Dengan aroma yang segar dan tidak eneg, kini saya tak khawatir lagi kalau mau mengoleskan minyak di beberapa bagian tubuh lainnya, seperti di leher, tangan maupun kaki. Kalau kawan-kawan merencanakan bepergian ke daerah rawa seperti menjelajah Tanah Banua untuk menikmati pesona "seribu sungainya" khas Banjarmasin, mengoleskan Kayu Putih Aroma dapat menjadi pertolongan pertama tatkala digigit nyamuk rawa.

Saat ingin plesiran ke Pasar Terapung Lok Baintan seperti yang saya lakukan beberapa waktu lalu misalnya. Mau tak mau saya harus siap berangkat sekitar pukul 05.00 WITA. Jika ingin melihat para acil keluar dari saka, sebutan untuk kanal air berukuran kecil yang banyak dibuat di sekitar Kalimantan Selatan harus siap-siap lebih pagi lagi. Dalam Bahasa Banjar,acilmerupakan sebutan untuk bibi. Uniknya, sebagian besar pedagang di pasar terapung itu perempuan, yang kerap disapa dengan sebutan acil.

Survei di Lok Baintan (dokumentasi foto oleh Casso Subhi)
Survei di Lok Baintan (dokumentasi foto oleh Casso Subhi)
Dinginnya perjalanan dari Banjarmasin menuju Lok Baintan saat itu dapat terslamurkan oleh hangat dan segarnya Kayu Putih Aroma Lavender. Survei dengan acil pun dapat berjalan dengan lancer tanpa disertai perut kembung ataupun masuk angin. Yeay!

"Tidak ada yang perlu dirisaukan jika kita menggeluti pekerjaan yang bertumpu pada hobi. Seringkali pekerjaan ini membawa saya pada aneka pengalaman menyenangkan yang sukar terlupakan. Selain bertemu kawan baru, tak jarang saya disuguhi ilmu dan pemandangan baru yang super uhuy".

Jadi jangan takut jadi kreatif! Tanya kenapa? Karena saat ini ekonomi kreatif (ekraf) merupakan salah satu bidang yang digadang-gadang dapat menjadi salah satu pilar penyokong ekonomi nasional. Jadi jangan heran jika bekerja di 16 sektor kreatif yang meliputi aplikasi dan pengembang permainan, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, ani,asi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, juga televisi dan radio itu juga dapat diandalkan sebagai mata pencaharian yang sangat potensial di masa depan.

Berdasarkan data statistik dan survei ekonomi kreatif tahun 2016 yang disusun Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Badan Pusat Statistik, bidang ini ternyata menyerap tenaga kerja hingga 15,9 juta jiwa penduduk Indonesia. Selain itu data kontribusi ekraf nasional tahun 2010-2015 juga mengalami rerata peningkatan sebesar 10,14% per tahun dengan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2015 meningkat dari 784,82 triliun rupiah di tahun 2014 menjadi 852,24 triliun rupiah. Jumlah ini tentu tidak bisa dibilang sedikit bukan?

So, jangan takut jadi kreatif kawan ! Karena hasil tak akan menghianati kerja keras kita! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun