Mohon tunggu...
Retno Septyorini
Retno Septyorini Mohon Tunggu... Administrasi - Suka makan, sering jalan ^^

Content Creator // Spesialis Media IKKON BEKRAF 2017 // Bisa dijumpai di @retnoseptyorini dan www.retnoseptyorini.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ajinomoto, Rahasia Dapur Ibu Dalam Membuat Masakan Lezat, Halal, Aman dan Bikin Ketagihan

8 Maret 2017   22:18 Diperbarui: 9 Maret 2017   08:00 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Walau pun banyak negeri kujalani, yang mahsyur permai dikata orang. Tetapi kampung dan rumahku, disanalah ku merasa senang”.

Penggalan lagu karya Ibu Sud ini rasa-rasanya tak hanya menggambarkan betapa Indonesia ibarat rumah yang begitu mengesankan, baik bagi penduduk lokal maupun wisatawan yang pernah singgah di negeri cantik ini.

Ada begitu banyak hal yang membuat orang begitu senang, terkesan atau bahkan menjadi kerasan berada di Indonesia. Panorama alamya yang memukau mata, keramah-tamahan penduduknya hingga pesona kuliner yang tiada duanya mampu menyedot perhatian berbagai kalangan, tidak terkecuali mereka yang singgah barang sehari dua hari saja.

Saking lezatnya citarasa kuliner nusantara, tahun 2011 lalu tiga masakan khas Indonesia, rendang, sate dan nasi goreng masuk dalam ajang bergengsi CNN yang bertajuk “50 World’s Most Delicious Food”. Kala itu, rendang dan sate nangkringdi posisi dua teratas, sedangkan nasi goreng masuk dalam daftar ke-14 makanan paling lezat di dunia versi CNN.

Bersinarnya kuliner Indonesia tak berhenti sampai di sini. Tahun lalu, Indonesia memenangkan belasan penghargaan dalam World Halal Tourism Award 2016, dimana salah satunya merupakan kategori World Best Halal Culinary yang jatuh pada Propinsi Sumatera Barat. Selain itu, lezatnya kuliner Indonesia juga pernah menginspirasi salah satu wisatawan asal Norwegia, Kvitland dalam menciptakan lagu berjudul Nasi Padang. Video yang diunggah pada bulan Oktober 2016 tersebut telah ditonton lebih dai 1,5 juta kali.

Potret keberagaman Indonesia yang tersaji dalam aneka varian makanan ini tentu membawa berbagai dampak baik tersendiri bagi banyak pihak, tidak terkecuali mempererat jalinan kasih dalam ikatan keluarga. Sudah bukan rahasia lagi jika urusan perut menimbulkan buih-buih kasih yang tak akan usang dimakan waktu. Salah satunya adalah ungkapan cinta dari ibu yang diwujudkan dalam serangkaian menu.

***

Sejak kecil, keluarga kami terbiasa makan di rumah, apalagi kalau bukan menikmati masakan hasil kreasi ibu. Sayangnya dari tangan ibu hanya tercetus dua  varian rasa pada makanan yakni enak dan enak banget. Tak jarang ibu juga memperkenalkan kuliner ndesoyang rasanya tidak sekedar bikin ketagihan, namun segala prosesi memasaknya bisa menambah wawasan. Cerita pagi ini misalnya. Tatkala ibu berencana memasak sayur pondo kelapa, kami bertiga pun memulai pagi dengan bahu-membahu membuka pondo yang tidak lain merupakan kuncup teratas batang pohon kelapa. Ceritanya ada beberapa pohon kelapa yang sengaja ditebang untuk mengganti kayu atap rumah. Karena pohon sendiri, pondonya pun dibawa pulang ke rumah untuk dimasak.

Saya tidak ingat betul kapan terakhir menikmati lezatnya sayur lawas ini. Mungkin puluhan tahun lalu, sewaktu saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Duh, ketahuan umurnya deh! Karena jarang-jarang dapat pondo, saya pun begitu antusias mengikuti kelas memasak pagi ini.

Setelah berhasil membuka beberapa lapisan pondo, akhirnya kami pun mendapati batang lunak pohon kelapa yang cukup besar. Selain berisi batang lunak, di dalam pondo juga terdapat bakal calon daun kelapa.

“Ini enak lho Nduk, gurih kaya kelapa”, kata bapak sembari mengambil sedikit bagian pondo lalu melahapnya begitu saja.

Karena penasaran, saya pun melakukan hal serupa. Ternyata rasanya gurih kaya kelapa muda. Makin antusias deh jadinya.

Pondo Kelapa
Pondo Kelapa
Setelah selesai dipotong tipis-tipis, saya bertugas menyiapkan bumbu, sedangkan ibu bertugas menyiapkan santan. Tidak seperti biasanya, usai membuka kelapa ibu tidak memperkenankan air kelapanya diminum.

“Air kelapanya jangan diminum, mau dibuat santan”, begitu katanya.

Seumur-umur saya baru tahu lho ada masakan yang santannya dibuat bukan dari perasan air kelapa yang ditambahkan dalam kelapa parut. Penasaran dong saya dengan rasa sayur lawas yang satu ini.

***

Karena ibu dan bapak menderita hipertensi, maka mau tak mau harus mengkontrol asupan garam harian, termasuk pada berbagai olahan makanan yang dibuat di rumah. Tadi saya pun melihat ibu hanya menambahkan sedikit garam pada masakannya. Pasalnya menurut Kementerian Kesehatan batasan konsumsi garam harian orang dewasa hanya berkisar 5 gram per hari. Padahal garam tidak hanya ada dari sayuran saj, namun terdapat pula pada gorengan, fast food hingga beragam makanan ringan dalam kemasan. Untuk mengurangi kadar garam saat memasak, ibu menambahkan penyedap rasa AJI-NO-MOTO, si pelopor rasa umami. 

Rasa umami merupakan rasa gurih yang terdapat dalam beberapa makanan khas Indonesia seperti terasi, tempe dan tauco. Salah satu komponen utama pembentuk rasa umami pada AJI-NO-MOTO ini terbuat dari asam amino glutamat atau yang dikenal luas dengan sebutan Monosodium Glutamate (MSG). Tidak perlu khawatir akan prosedur pembuatan penyedap rasa AJI-NO-MOTO. Pasalnya penyedap rasa yang telah berdiri hampir 60 tahun lamanya ini berasal dari bahan alami yaitu dari hasil fermentasi dari tetes tebu dan singkong. Selebihnya penyedap rasa ini hanya mengandung 78% glutamat, 12% sodium dan 10% air sehingga aman dan halal untuk keluarga. 

Penambahan penyedap rasa tentu dilakukan sesuai aturan yang tertera di dalam kemasan. Misalnya saja saat menggunakan AJI-NO-MOTO. Ibu hanya menggunakan seperempat sendok teh untuk 3 hingga 5 butir telur dadar. Begitu pula saat menambahkannya pada masakan. Ibu hanya menggunakan setengah sendok teh untuk sayuran yang dapat disantap 5 hingga 6 orang. Asal sesuai digunakan sesuai aturan dan tentu saja tidak berlebihan, penyedap rasa AJI-NO-MOTO aman untuk kesehatan.

Salah satu masakan favorit keluarga saya lainnya tidak lain adalah buntil daun pepaya. Keunikan buntil daun pepaya bikinan ibu tidak hanya terletak pada citarasa gurih pada kuahnya saja, melainkan pada rasa daun pepaya yang tidak pahit sama sekali. Ternyata ada trik tersendiri yang digunakan ibu untuk menghilangkan rasa pahit tersebut. Biasanya ibu merebus dulu daun pepaya dengan tanah liat. Kalau kehabisan persediaan tanah liat, bisa diganti dengan menggunakan pucuk daun jambu biji. Cara sederkana ini ternyata dapat mengusir rasa pahit daun pepaya. Hasilnya buntil dapat dinikmati siapa saja tanpa ada rasa pahit yang mengganjal di lidah.

Lagi-lagi untuk mendapatkan rasa umami yang lezat, ibu tinggal menambahkan garam dan penyedap rasa AJI-NO-MOTO secukupnya saja. Selain digunakan untuk mengolah makanan bersantan seperti sayur pondo dan  buntil daun pepaya, ibu juga membubuhkan AJI-NO-MOTO pada berbagai masakan lainnya seperti mie lethek hingga sop ikan patin ataupun sop ceker favorit saya. Dengan penyedap rasa AJI-NO-MOTO, ibu tidak perlu menambahkan garam terlalu banyak jika ingin mendapatkan citarasa umami yang “menggoyang” lidah.

Eh bentar-bentar, ada gitu Kompasianer yang belum tahu tentang mie lethek? Mie lethek merupakan salah satu mie unik khas Bantul, Jogja yang terbuat dari tepung singkong. Dalam Bahasa Jawa, kata lethek identik dengan arti kurang bersih. Namun jangan dikaitkan dengan kebersihan mie letheknya lho ya! Penamaan mie lethek hanya merujuk pada warna mie yang tidak se cling berbagai jenis mie pada umumnya. Mie lethek berwarna agak kecoklatan sehingga terlihat kusam, dimana dalam Bahasa Jawa disebut dengan lethek.

Karena dibuat dari tepung singkong, kita harus pandai-pandai dalam memasak mie uik ini. Kelebihan air sedikit saja bisa membuat tekstur mie menjadi berbentuk gumpalan-gumpalan. Karena itulah diperlukan teknik memasak dan penggunaan bumbu yang pas. Setelah bumbu ditumis, tambahkan garam, penyedap rasa dan air secukupnya lalu masukkan mie, aduk perlahan hingga merata. Voila, mie lethek pun siap disajikan di atas meja makan Anda.

***

Asyiknya lagi nih, ternyata AJI-NO-MOTO juga mengeluarkan bumbu praktis berbagai kuliner nusantara seperti bumbu rendang, bumbu sayur asam, tepung bakwan dan masih banyak lagi. Jadi kapanpun mau merasakan olahan lezat seperti masakan ibu, tinggal masukkan saja bumbu siap saji AJI-NO-MOTO sesuai takaran. Mudah, halal, lezat, bikin ketagihan pula. Selamat mencoba!

Artikel ini diikutkan dalam Lomba Blog Ciptakan Masakan yang Aman dan Halal untuk Keluarga yang Diselenggarakan Atas Kerjasama Ajinomoto dan Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun