Layanan 4G sangat membantu seseorang dalam berbagai keperluan, tidak terkecuali saat ingin berbagi cerita inspiratif. Kali ini saya akan bercerita kisah menarik tentang ide pasar murah berbasis kerakyatan yang dihelat di kampung saya pada hari Minggu, 03 Juli yang lalu.  Dulu imajinasi pribadi tentang pasar cukup identik dengan situasi yang tergolong kurang nyaman. Salah satunya adalah  kedatangan pengunjung yang membludak sehingga menyebabkan antrian panjang di kasir yang seringkali membuat kuwalahan, baik dari sisi panitia maupun dari sisi pengunjung pasar murah itu sendiri. Persis seperti perumpamaan ada gula ada semut. Gulanya sedikit, semutnya berjubel.
[caption caption="Contoh Produk yang Dijual di Pasar Murah"][/caption]
Namun anggapan tersebut mulai sirna ketika saya ikut membantu pelaksanaan pasar murah di kampung saya. Tidak hanya pelaksanaannya saja yang tergolong lancar, namun konsep pasar murah ini juga sangat unik. Semula saya kira pasar murah ini terselenggara atas bantuan pemerintah ataupun organisasi keagamaan yang eksis di kampung. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Ternyata pasar murah tersebut berkonsep kerakyatan: dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Keren deh! Yuk tengok lebih lanjut!
*Dananya diperoleh dari iuran warga*
Tahun ini adalah kali ke-4 dihelat pasar murah di kampung saya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pasar murah yang dihelat digelar di satu-satunya sekolah dasar (SD) di kampung saya. Entah mengapa saya cukup terkesima dengan konsep kerakyatan yang diusung dalam pasar murah di kampung saya ini. Di event tahunan ini saya membantu ibu untuk berjaga di salah satu stand sembako.
Ternyata dana yang sejujurnya tidak terlalu besar ini jika dikelola dengan baik ternyata dapat mendatangkan manfaat yang cukup signifikan lho! Minimal bagi masyarakat di sekitar kampung saya. Bagaimana tidak, selain dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi, acara pasar murah ini juga dapat dimanfaatkan warga untuk berburu aneka kebutuhan lebaran dengan harga yang sangat bersaing. Tinggal jalan ke SD, pilih, lalu beli sesuai dengan anggaran belanja dan kuota yang disediakan oleh panitia. Hemat bensin, tanpa biaya parkir pula. Begitu mudah dan irit.Â
[caption caption="Bertemu Kawan Lama"]
Saat kerumunan warga mulai menyusut, tidak disangka-sangka saya dapat bertemu sahabat lama yang baru mudik dari Banyuwangi. Ternyata habis mudik tahun ini dia akan menyusul suaminya ke Australia. Sungguh moment reuni yang cukup unik, bertemu secara tidak sengaja di acara semacam ini.
*Sembako murah untuk warga*
[caption caption="Pengunjung Pasar Murah"]
Paket sembako seharga 60 ribu rupiah di pasar murah dijual setengah harga. Teknisnya, warga yang berhak menebus sembako akan diberi kupon paket sembako berwarna kuning. Paket sembako tersebut berisi berbagai kebutuhan dapur seperti mie instan, kerupuk, minyak goreng, gula pasir, gula jawa, teh celup, bawang putih dan bawang merah. Â
Selain paket sembako, warga juga diberikan satu lembar daftar belanja yang berisikan berbagai kebutuhan pangan yang kemungkinan diperlukan untuk merayakan lebaran seperti sirup, minuman bersoda, bumbu dapur, tepung terigu hingga aneka makanan ringan seperti kue kering, wafer ataupun camilan lainnya.
*Penyelenggara acara oleh warga*
Selain dana dari warga dan dikembalikan untuk kepentingan warga yang membutuhkan, kepanitiaan acara ini dilakukan pula oleh warga sekitar, termasuk ibu saya. Paket sembako tersebut dapat dibeli oleh warga yang lolos verifikasi. Setiap kepala keluarga yang berhak menebus paket sembako murah telah didata oleh panitia sehingga tidak akan ada warga yang mendapat jatah dobel atau sebaliknya, terlewat dari hitungan.
Selain itu, ada pula cerita menarik terkait pengambilan uang jimpitan ini. Pasalnya pengambilan uang jimpitan dilakukan dengan sistim ronda malam. Mereka yang kejatah ronda, maka wajib mengambil uang jimpitan yang dipasang di depan rumah warga. Selain dapat menambah pundi-pundi kas, sistem pengambilan uang jimpitan juga turut berpartisipasi dalam kegiatan penjagaan keamanan di kampung. Belum lagi kalau uang yang setoran hariannya terbilang super ringan ini ternyata dapat dimanfaatkan untuk keperluan orang banyak, seperti pasar murah hingga acara lain seperti jalan sehat atau kegiatan positif lainnya. Istilah setali tiga uang cocok sekali menggambarkan rantai uang jimpitan tersebut.
Selain dari sumbangan tiap RT, warga juga memiliki berinisiatif menyumbangkan pakaian pantas pakai untuk dijual di salah satu stand pasar murah. Berbagai jenis pakaian pantas pakai tersedia di pasar murah ini, mulai dari pakaian anak-anak, remaja hingga gamisuntuk dewasa. Harga yang dipatok dalam acara ini terbilang sangat murah, mulai dari 3 hingga 10 ribu rupiah saja. Selanjutnya, uang hasil penjualan pakaian pantas pakai ini akan dimasukkan ke dalam tabungan kas warga. Nantinya uang tersebut dapat diputar kembali untuk modal pendanaan kegiatan lain yang digelar kampung.Â
Untuk menghindari kerumunan warga saat digelar pasar murah, panitia telah menyediakan beberapa spot penukaran sembako sesuai dengan RT masing-masing. Waktu itu saya membantu untuk melayani penukaran sembako di RT 9, 10 dan RT 11. Berkat kesigapan panitia, acara pasar murah tersebut dapat berjalan dengan lancar, tanpa insiden desak-desakan yang memakan korban.
Memang benar ya, dengan layanan 4G, menyebarkan kisah inspiratif terasa begitu mudah! Tinggal klik, beres!  Bagaimana dengan cerita #4GinAja Ramadan Mu tahun ini? Ayo share di http://www.smartfren.com/id/4ginaja ! Stttt, ada beragam hadiah seru menanti lho!Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H