Belum lagi jika satu orang memiliki lebih dari satu rekening bank. Karena itulah ada kemungkinan jumlah penduduk Indonesia yang memiliki rekening masih jauh dari angka 170 juta tadi.
Menariknya, meski jumlah kepemilikan rekening meningkat namun kenaikan tersebut tidak berbanding lurus dengan nilai total simpanan. Nilai total simpanan bulan Oktober 2015 malah mengalami penurunan sebesar Rp. 92.037 miliar. Data ini dapat menimbulkan berbagai asumsi. Salah satunya adalah kurangnya gairah masyarakat dalam menabung.
Padahal telah ada aturan yang jelas yang menjamin keamanan dana tabungan nasabah yang disimpan di bank yang dikelola LPS. Lalu bagaimana cara agar kita mampu merencanakan keuangan terbaik untuk masa depan meski saat ini penghasilan kita masih tergolong pas-pasan?
Bagaimana Cara Terbaik Merencanakan Keuangan untuk Masa Depan?
Ada berbagai hal positif yang dibagikan dalam acara Nangkring Bersama LPS dan Kompasianer Jogja yang digelar pada hari Sabtu, tanggal 24 April yang lalu. Salah satu pembicara dalam acara ini yaitu Bapak Ang Tek Khun terbilang sangat kooperatif.
Bahkan ia tidak sungkan berbagi pengalaman dengan Kompasianer Jogja terkait perencanaan keuangan masa depan yang sudah dilakukannya selama ini. Bapak Ang Tek Khun merupakan seorang wirausahawan lokal sekaligus penggiat komunitas di Jogja.
Beberapa tips yang dikemukakan beliau terbilang cukup sederhana karena hanya menggabungkan beberapa prinsip matematika dasar yang sudah dikenal luas sejak berada di bangku sekolah dasar seperti pembagian (:), penambahan (+), pengurangan (-) dan juga perkalian (x).
Dalam prinsip pembagian, kita wajib memiliki perencanaan pembagian alokasi dana yang jelas dari penghasilan tetap kita. Pembagian alokasi dana penghasilan ini penting agar kita tidak mengalami “besar pasak daripada tiang”.
Perencanaan ini sekaligus menjadi remote control kita dalam membelanjakan penghasilan tetap yang didapat setiap bulannya. Selain untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari, Anda wajib memiliki dana tabungan yang tidak boleh digunakan untuk keperluan lain yang tidak begitu penting.
Dalam hal ini investasi tidak lain merupakan wujud perkalian dari uang tabungan yang Anda sisihkan setiap bulanannya. Jika Anda dapat menyisihkan Rp 500.000 saja setiap bulannya maka dalam jangka 10 tahun ke depan setidaknya Anda memiliki dana segar sekitar 60 juta rupiah. Belum lagi jika Anda dapat mengurangi alokasi anggaran bulanan yang sejatinya dapat dikurangi atau dipangkas sehingga alokasi dana tersebut dapat ditabung.