Hai kamu yang saat ini menjadi seorang teman berbagi hampir di tiap waktuku, yang aku sebut kekasih. Terima kasih untuk bahagia yang kau beri setiap harinya meski melalui pesan singkat. Aku ingin sampaikan beberapa hal padamu.
Kau tau bahwa tidak ada yang dapat menebak takdir seseorang, akan bagaimana kisah kita di waktu yang akan datang. Namun yang perlu kau tau, aku tidak sedang berusaha mencari yang lain. Aku sudah cukup bahagia bersamamu, meski untuk beberapa waktu sebelum ini aku pernah sangat bersedih karena mu. Tapi itu kujadikan pengingat bahwa cinta bukan hanya tentang bahagia saja.
Untukmu yang pernah memberikan kado pertama sebagai kado paling indah dalam hidupku. Kau ingat? 14 Juni 2016 untuk pertama kali kau memberikan hadiah terindah, sebuah Alkitab biru dan kalung berliontin salib. Tak terkira betapa bahagianya aku saat itu.
Untukmu yang terlihat sangat mencintai ibumu. Aku terkagum kagum akan hal itu. Kau tau, harapan terbesarku adalah mendapatkan pasangan yang mencintai ibunya dan mencintai anak2. Semuanya itu ada padamu, itulah alasan mengapa aku tidak sedang dalam usaha mencari yang lain.
Maafkan setiap tingkah kekanakan ku yang terkadang ku sengaja. Aku hanya sedang menilaimu, bagaimana reaksi mu jika nanti aku melakukan hal yang sama saat kita sudah benar2 bersama. Ku harap kau selalu menyabariku.
Tulisan ini akan ku sambung beberapa waktu yang akan datang. Saat ini aku sedang merindukanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H