Mohon tunggu...
Liria Lase
Liria Lase Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Melankolis, Pecinta Senja, Laut dan Hujan. www.airpecah.blogspot.co.id https://www.wattpad.com/user/lirialase https://www.tumblr.com/blog/airpecah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerdiklah Seperti Ular dan Tulus Seperti Merpati

12 Juli 2017   13:13 Diperbarui: 12 Juli 2017   16:09 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seseorang pernah berkata "Jangan terlalu baik sama orang, nanti kamu bisa di anggap bodoh. Kamu tau kan sesuatu yang berlebihan itu tidak baik". Sampai sekarang kata-kata dan ucapannya selalu teringat oleh saya ketika saya melakukan sesuatu kepada orang lain. Saya membenarkan perkataannya, namun untuk satu poin tentang kebaikan saya tidak setuju. Berbuat baik pada orang lain harus tetap dilakukan dilakukan. Tentang kadar berlebihan atau tidak, itu tergantung dari orang lain yang menanggapi. Ketika kita melakukan kebaikan kepada orang lain dengan tulus dan ikhlas, tanpa berpikir akan ada imbalan yang kita terima dari orang tersebut, maka kita sudah melakukan hal baik.

Aku juga tidak tau, apakah ada kadar berlebihan untuk berbuat baik pada orang lain? Apakah ketika kita benar-benar berkorban untuk orang lain itu dapat di nilai berlebihan? Atau ketika kita rela sakit demi orang lain itu dianggap berlebihan? Atau ketika kebahagiaan orang lain yang menjadi prioritas kita itu dianggap sebagai sesuatu yang berlebihan? Menurut saya, itu kembali lagi pada pandangan masing-masing orang.

Saya pernah melihat ilustrasi gambar tentang angka 6 dan angka 9. Masing-masing nya berada di sisi atas dan sisi bawah angka tersebut. Salah seorang menyebut bahwa itu angka 6 sedang yang lain menyebut itu angka 9. Siapa yang benar? Atau siapa yang salah? Keduanya sama-sama benar dan sama-sama salah. Mereka benar menurut pandangannya, dan mereka salah menurut pandangan orang lain.

Kembali lagi ke topik tentang terlalu baik dengan orang lain. Papa dan mama selalu mengingatkan agar anak-anaknya selalu menjadi orang yang baik, yang membantu orang lain, yang tidak membuat orang lain benci dengan keberadaan kita. Hal itu tertanam dan menjadi pengingat bagi kami. Dan papa atau mama tidak pernah mengatakan "jangan terlalu baik" pada orang lain. Mereka hanya mengingatkan agar "cerdiklah seperti ular dan tulus seperti merpati" - Matius 10:16

Rasanya nasehat ini sudah cukup menjelaskan tentang bagaimana kita bersikap di atas kepada orang lain. Ketika kita berbuat baik, sedang orang lain menganggap kita bodoh, itu artinya sesuatu sedang di tambahkan kepada kita. Jadi menurut saya, tidak ada istilah "Jangan terlalu baik". Mungkin saja ada pendapat berbeda sih.

Liria Lase

Pasar Usang,

Juli, 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun