Mohon tunggu...
Lira puspita
Lira puspita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran lingkungan dan budaya dalam perkembangan sosial emosional

19 Januari 2025   00:29 Diperbarui: 19 Januari 2025   00:29 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Budaya berperan besar dalam membentuk bagaimana anak mengekspresikan emosi, berinteraksi dengan orang lain, dan memandang dunia. Beberapa peran budaya dalam perkembangan sosial emosional adalah:

1. Norma Ekspresi Emosi

Setiap budaya memiliki aturan yang berbeda tentang bagaimana emosi harus diekspresikan. Misalnya, dalam budaya Barat, ekspresi emosi secara langsung sering dianggap sebagai kejujuran. Sementara itu, dalam budaya Timur, pengendalian emosi sering dihargai sebagai bentuk kedewasaan dan penghormatan. Anak belajar pola-pola ini dari pengasuh dan lingkungannya.

2. Nilai Kolektivisme dan Individualisme

Budaya kolektivis, seperti yang banyak ditemukan di Asia, cenderung menekankan harmoni sosial dan kepentingan kelompok di atas individu. Anak-anak dalam budaya ini biasanya diajarkan untuk lebih sensitif terhadap perasaan orang lain. Sebaliknya, budaya individualis, seperti di Amerika Serikat, mendorong anak untuk mandiri dan mengungkapkan pendapatnya dengan bebas.

3. Ritual dan Tradisi

Tradisi dan ritual budaya, seperti perayaan keluarga, kegiatan keagamaan, atau upacara adat, menjadi sarana bagi anak untuk memahami nilai-nilai budaya dan membangun hubungan sosial yang mendalam dengan anggota komunitasnya.

Kolaborasi Lingkungan dan Budaya

Dalam praktiknya, lingkungan dan budaya saling bersinergi dalam membentuk perkembangan sosial emosional anak. Lingkungan keluarga yang mendukung dan menghormati nilai-nilai budaya akan memberikan pijakan yang kuat bagi anak untuk menghadapi dunia luar.

Sebagai contoh, seorang anak yang tumbuh dalam keluarga yang hangat di masyarakat yang menjunjung tinggi solidaritas akan cenderung memiliki rasa empati yang tinggi. Sebaliknya, konflik antara nilai keluarga dan budaya dapat menciptakan kebingungan emosional bagi anak.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun