Mohon tunggu...
Lipul El Pupaka
Lipul El Pupaka Mohon Tunggu... Wiraswasta - lagi malas malasnya

ini bio belum diisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kelud Mabuk

14 Februari 2014   00:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:51 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ilustrasi (tribunnews.com)

***

Asap itu sendiri berdiri, seperti tugu
mandangi batang-batang, lahar menyibak
magma mabuk dan tangis mengandung angin
tungkuku belum usai menanak air mata bencana
saat murka kelud datang tiba-tiba
orang-orang berlarian menjauh bukit
menimang duka,
menjerit,
pekik,
___awasssss.. Kelud bererupsi,
___laharnya bermuntahan
___berterbaran bagai topan
___lariiiiiiiiii.. lariii..

Dan anak-anak itu
tak tahu mengapa
tak harus menunggu Emak Bapak kembali
tubuh kecilnya berlari sendiri
menghardik lahar pulang ke rumahnya

Kelud mabuk, terbatuk
dalam pesta muntahan larva
melempar orang-orang ke berbagai arah

Semburan api Kelud hadirkan ribuan duka di pojokan
Lahar itu meluluhlantakan pintu surga hidup mereka
ladang sawah menangis
hewan-hewan meninggal sarang
anak-anak lupa menyusu
orang tua sibuk menyelamatkan diri keluarga
__"Oh... kelud kenapa kau balut rumah kami dengan percikan laharmu"

mengubur rindu rumah petak
dan pertengkaran yang belum selesai
serombongan burung gagak
menggenggam batang-batang
luka menyepuh pagi
tangis menyorak siang
pilu menusuk hati
__"Hai, kelud berhentilah kau bererupsi, tak kuasa hati ini kau cabik cabik"

Oh... Tuhan
jadikan erupsi ini berkah di nanti hari
Atas kuasa-Mu semuanya pasti
Dan kami hanya berdoa disini
Esok dan nanti
Tak ada lagi erupsi.

***

"Teruntuk suadara-saudari di sekitar Gunung Kelud, semoga erupsinya cepat berlalu"
__ aamiin__

Bengkulu, 13 Februari 2014
Lipul El Pupaka ~ #PenaIlusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun