Mohon tunggu...
Lipul El Pupaka
Lipul El Pupaka Mohon Tunggu... Wiraswasta - lagi malas malasnya

ini bio belum diisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jerit Bocah Jalanan [JeBoJa 1]

3 Januari 2014   15:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:12 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-------

Aku salah satu bocah pengamen jalanan

memburu bis kota berebut santapan.

Tanpa peduli atas perihnya ocehan

-

Aku sandarkan tubuh pada tiang rebahan

Tanganku mantap mencengkram perut tanda kelaparan

Yang sudah dua hari belum disentuh makanan

-

Tak ada yang peduli, aku benar kelaparan.

-

Kulempar pandanganku ke tengah jalan

Puluhan, ratusan mobil mewah silih berganti menggilas aspal jalan

Riuh bunyi klakson serupa simfoni terburuk karya maestro rendahan

-

Sepasang tiang lampu merah yang telah hilang fungsi sungguhan

Terpasang spanduk indah hitam dari negarawan,

"Bersama kita bangun bangsa, kawan!”

Dibawah itu aku bersama teman mencari keadilan.

Bertahan, panas mentari pun dilawan

Berharap ada mereka jutawan berkasihan.

-

Disampingku jatuh seorang teman

dan terjungkal menghantam trotoar hitam lesehan.

Seorang ibu menjerit kasian,

Namun dua lelaki berdasi singgah mengumpat tanpa tertahan,

“Dasar buta dan tuli, sampah jalanan!”

-

Bocah ini meringis nangis sakit

Tiada bisa berdiri bangkit

Terusssss...terus memegangi lutut yang berdarah

melap dengan tangan kecilnya resah

Lalu si bocah coba beranjak tertatih, tanpa tahu arah

kemana, dimana entah ia temanku telah lelah

-

Luka mengering di terik mentari yang sumeringah,

dihalau waktu hari lapar pun menyerah

Kemudian, ketakberdayaan kian lalu... dan berlalu.

Pasrah.

-

Oh.. sungguh malang nasib bocah jalan

Hidup tertindaskan

Tidur dikolong-kolong jembatan

Kardus bekas jadi landasan.

Mencekam..Kejam..Oh..Kejam!

-

Ini jeritku untuk kalian kawan

Kita hidup punya Tuhan

Semoga kelak jadi jutawan.

.

.

----------------

Pict by : www.ceritamu.com ^ istisubandini.blogspot.com

___________________________________________

Lipul El Pupaka – #PENAILUSI

"Puisi untuk rekan-rekan yang termarjinalkan"

Bengkulu, 03 Januari 2014  Pkl. 15.25 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun