ilustrasi (my.opera.com)
***
angkara menggelegar di tengah keteduhan
disambut kepanikan jiwa berkalung kalut
__siapa?
__apa?
__dimana?
__mana?
anak-anak itu menciap-ciap pilu
memanggil Engkau di arsy-Mu
Ya Ilah... Ilahi Rabbi!!
apakah Engkau biarkan angkara merajalela?
menjadikan aku manusia sia-sia
untuk kembali pada tanah merana
burung nazar memandang nanar
cakar terbang menyambar-nyambar
nafas kami masih merayapi ratap
Ya Ilah... Ilahi Rabbi!!
apakah harus aku melupakan hasrat bumi?
tempat indah berkidung agung
melantunkan pantun cinta bara asmara
di antara deru angin dan debur ombak
Ya Ilah... Ilahi Rabbi!!
apakah Engkau biarkan aku melupakan jiwa?
yang sedari fajar kusebarkan di rerumputan
memerdekakan diri dengan hasrat lega
berjanji damai menyertai sepanjang jaman
Ya Ilah... Ilahi Rabbi!!
apakah Engkau biarkan aku membungkam dekapan?
kala anak-anak jalanan merintih kelaparan
apakah Engkau biarkan aku memilih sembunyi semadi?
menyelamatkan diri, membiarkan anak-anak itu mati
Ya Ilah... Ilahi Rabbi!!
segenap jiwa-raga serempak menyeru nama-Mu
kala melihat potret kusam istana dunia
Ya Ilahi... Ilahi Rabbi!!
biarpun maut kelaparan melahap
Engkau tak pernah terlelap
kalaupun nyenyak di buaian badai
Engkau tak biarkan angkara jadi raja
Ya Ilah... Ilahi Rabbi!!
pada-Mu kubermunajat asa
jelajahi bumi via dolorosa
untuk merengkuh hati nurani
Ya Ilah... Ilahi Rabbi!!
: Hampirilah dunia gundahku
***
Bengkulu, 25 Februari 2014
Lipul El Pupaka - #penailusi
Aktivis FAM Indonesia : IDFAM2015M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H