[caption id="attachment_313691" align="alignnone" width="600" caption="ilustrasi (soloblitz.co.id)"][/caption] ***
Wanita itu berkubang dalam lumpur Wanita itu kepergok dan babak belur Wanita itu dihujani cacimaki Wanita itu tak jadi mandi batu
Wanita itu mencium kaki-Nya Wanita itu mengharumkan kepala-Nya Wanita itu menyanyikan suka Wanita itu melagukan cinta
Padanya aku sibuk bertanya, "Hei, apakah ceriamu itu kini?"
Jawab wanita itu dengan lantang, Menghentak pusara alam ": Ceriaku adalah dari pembebasan-Nya. : Bukan mencari-cari di antara fatamorgana keadilan bikinan manusia yang bisa dibeli. : Bukan mencari-cari di antara keliaran berahi. : Bukan mencari-cari di antara puja-puji. : Bukan mencari-cari di antara resep-resep seksi-sensasi. : Bukan mencari-cari di antara busana-busana masa kini. : Bukan mencari-cari di antara prestasi-prestasi. : Bukan mencari-cari di antara kursi puri-puri. : Bukan mencari-cari di antara janji-janji teknologi. : Bukan mencari-cari di antara suka-suka sendiri.
Ceriaku adalah pembebasan-Nya Pembebasan-Nya adalah kunci ceriaku Dan, kugerakkan kunci itu dengan sebuah janji Janjiku adalah aku tak akan kembali lagi ke kubangan masa lalu Itulah ceriaku yang sekilas telah diceritakan dalam titahku"
Aku hanya bisa tertegun Menatapi wanita itu penuh kata ceria Menikmati kemerdekaan bersama-Nya Menikmati singgasana yang di rawat dengan cinta Wanita itu bernama Bu' Risma Walikota Surabaya. ====*^*====
"Jangan mundur deh Buk Risma. Hehe.. Kusampaikan salam untukmu lewat puisi ini"
Bengkulu, 24 Februari 2014 Lipul El Pupaka - #penailusi Aktivis FAM Indonesia;IDFAM2015M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H