Lihat status teman di FaceBook tentang menyusui bayi di tempat umum, dengan kalimat pembuka kurang lebih seperti ini .... "saya makan donat di kamar kecil aduh nikmatnya.... tunggu dulu, di kamar kecil? Jijik ya? lantas kenapa kebanyakan orang mengusulkan kalau mau menyusui bayi harus ke kamar kecil alias  WC di tempat umum? Syukur-syukur di tempat umum itu punya ruangan khusus untuk ibu-ibu yang mau menyusui...."  Jadi dukunglah ibu-ibu yang menyusui di tempat umum, anggaplah itu hal yang wajar, bukan bereaksi kaget atau marah-marah.
Menyusui di tempat umum untuk orang Indonesia adalah biasa, puluhan tahun yang lalu masih kita jumpai ibu-ibu yang menyusui anaknya di oplet atau di bus umum.... tidak tahu kalau sekarang. Atau menyusui di pasar sambil belanja, atau di teras depan rumah dimana banyak orang lalu lalang. Bagaimana reaksi orang-orang sekitarnya? Kebanyakan langsung memalingkan muka untuk yang pria dan yang wanita biasa-biasa saja malah bisa-bisa jadi bahan buat ngobrol dengan si ibu tersebut.Â
Bagaimana dengan sekarang? Saya sudah jarang melihat ibu menyusui di tempat umum, seperti di mal. Apakah karena mal rata-rata sudah punya ruangan khusus laktasi atau ibunya sudah mempersiapkan asi di botol, sehingga tidak repot buka baju atau cari tempat nyaman. Di restaurant atau cafe saya juga tidak pernah lihat... tidak tahu kalau pagi sampai siang hari apakah ada ibu yang menyusui disana (pengamatan di kota bukan di desa). Mungkin Indonesia sudah menjadi negara yang sangat sopan, khawatir tindakan mengeluarkan anggota badan (satu buah dada) untuk si bayi menyusui di tempat umum bisa dianggap tidak sopan, porno aksi, dll. Walaupun belum ada UU yang melarang menyusui di tempat umum.
Di negara barat, Amerika contohnya, banyak kampanye untuk mendukung ibu menyusui di tempat umum. Ternyata orang barat khususnya pria risih melihat ibu menyusui bayinya di cafe karena melihat sebagian buah dadanya, tapi tidak risi kalau melihat wanita mengenakan super duper mini tank top yang juga memperlihatkan sebagian buah dadanya. Standar ganda rupanya....
Ada yang mengusulkan untuk menutup dengan selimut kalau menyusui ditempat umum, dijawab bahwa justru itu menarik perhatian, si bayi kepanasan, si bayi kadang malah menarik selimut sehingga membuat kacau, kontak mata antar ibu dan bayi penting, dan banyak alasan lain. Banyak kejadian atau berita di media tentang seorang ibu yang lagi menyusui di kedai kopi di mal diserang dengan makian oleh seorang pria. Banyak yang membela si ibu termasuk pegawai di kedai itu dan beberapa pengunjung mal. Atau sebaliknya, pemilik/pegawai kedai kopi yang melarang seorang ibu menyusui di kedai itu karena berdasarkan keluhan pengunjung lain.
Tanggapan orang-orang juga bervariasi seperti, kalau risi melihat ibu menyusui ya jangan dilihat atau pergi dari tempat itu. Â Adalah hal yang paling natural dan normal seorang ibu menyusui di tempat umum. Kenapa tidak ditutup dengan selimut. Pergi ke tempat yang lebih privasi atau ngumpet di balik tembok biar tidak dilihat umum. Masih banyak lagi, bahkan di beberapa negara bagian di Amerika sudah ada UU yang memperbolehkan menyusui di tempat umum. Ternyata diperlukan UU biar legal.
Kalau saya perhatikan justru apa yang dulu sekali menyusui di tempat umum adalah hal biasa sudah menjadi tidak biasa bagi banyak wanita karena kebanyakan wanita jaman sekarang di Asia tidak melakukan lagi sedangkan di negara Barat yang katanya lebih maju, beramai-ramai mendukung gerakan menyusui di tempat umum bagi ibu-ibu dan  mengusulkan kenapa harus dilakukan di rumah?
Saya pribadi mendukung ibu yang mau menyusui di tempat umum selama dalam keadaan terpaksa atau memang sudah waktunya harus menyusui. Dalam arti ibu yang masih menyusui tentunya tidak harus sepanjang hari di rumah tidak bisa jalan-jalan dengan keluarga ke mal atau tempat hiburan keluarga. Kalau bepergian keluar rumah dan agak lama tentunya sudah dipikirkan dan disiapkan kalau nanti si bayi harus disusui, misal pakaian yang nyaman. Tapi kalau sengaja pergi karena ingin menyusui di kedai kopi sambil ketemu dan ngobrol dengan teman sesama meyusui, kayaknya kok berlebihan ya..... jangan panas ini pendapat saya pribadi loh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H