Hingga kita lupa melihat ada aspek lain dalam kehidupan manusia seperti jati diri, karakter, moral dan kepedulian.
Ada murid yang tega memukuli gurunya sampai KO. Padahal, murid itu ditegur karena tidak memperhatikan guru saat di kelas.
Ada murid dan wali murid yang mencederai kepala sekolah hingga harus dirawat di rumah sakit karena mendengar isu akan diadakan tes keperawanan di sekolah.
Bukan hanya guru dan kepala sekolah yang menjadi korban. Murid-murid itu juga korban. KORBAN KURIKULUM yang menomorsatukan prestasi akademis!
Tiga, Ujian Nasional Membuat Anak Tidak Paham Tujuan Sekolah
Berapa anak yang sekolah dengan tujuan yang penting lulus ujian? BANYAK!
Ada sarjana manjemen, tapi hutangnya dimana-mana. Ada progammer, tapi sekarang jadi hacker untuk meretas duit orang.
Kenapa? Karena mereka berangkat sekolah dengan tujuan yang tidak tepat. Tidak ada yang salah kalau kita menaruh harapan pada sekolah. Bahwa dengan sekolah, saya harus punya kehidupan yang lebih baik.
Tapi, kehidupan yang lebih baik tidak didapatkan dari ijazah. Melainkan dari ilmu. Jadi, hapus ujian nasional agar anak-anak sadar bahwa sekolah bukan untuk mencari ijazah.
Empat, Ujian Nasional Membuat Anak Malas Belajar
Ini terjadi karena ujian nasional akan dijalani anak sekali dalam satu jenjang. Bisa jadi, saya, Anda dan anak-anak kita hanya belajar serius saat akan menghadapi Ujian Nasional.
Dalam keseharian, kita tidak perlu belajar mati-matian. Biasa saja. Santai kaya di pantai!
Yang menentukan lulus atau tidak, yang menentukan berhasil atau tidak, kan Ujian Nasional. Buat apa kita susah-susah belajar dalam keseharian? Nanti, kalau sudah mau dekat jadwal Ujian Nasional, kita daftar ke Bimbingan Belajar.