Tapi, kalau masih dalam jenjang sekolah dasar dan menengah, inilah waktu yang tepat untuk tidak terlalu memusingkan grammar.
Kedua, berusaha menghafal isi kamus
Kita memang membutuhkan vocabularysaat bicara. Tapi, bukan dengan cara menghafal isi kamus kata per kata.
Yang juga tak kalah penting adalah belajar frasa. Bukan sekedar menghafal ribuan kata, tapi kita nggak bisa membuat kalimat tepat dan pas.
Pelajari frasa dengan baik, maka kita akan lebih mudah dalam menyusun kalimat.
Ketiga, hobi banget menerjemahkan
Kalau mau bikin kalimat dalam bahasa Inggris, kita suka menerjemahkan kata satu per satu. Tak hanya itu, kita juga akan mengoreksi kalimat itu satu per satu dengan beragam aturan grammar yang sudah kita pelajari.
Lama! Kapan bisa ngomong bahasa inggris kalau begitu? Dan, itu adalah cara yang tidak praktis. Cara menerjemahkan yang tepat adalah frasa per frasa. Buka kata per kata.
Keempat, urutan belajar yang salah
Kalau ingin lancar berbahasa inggris, maka aspek speakingharus mendapat porsi belajar yang lebih. Yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya!
Sejak kelas 1 SD, anak-anak sudah diminta untuk menghafal alfabet, membaca cerita, menghafal puluhan vocab, tenses dan menerjemahkan. Porsi untuk membaca dan menulis jauh lebih banyak.
Padahal, kalau diingat-ingat dulu zaman kita bayi atau perhatikan bayi Anda saat belajar bicara, mereka tidak langsung diminta orangtuanya untuk membaca dan menghafal alfabet kan?
Mereka belajar mendengarkan dulu dari orang-orang di sekitarnya. Setelah menangkap dua atau tiga kata, mereka belajar bicara dengan cara menirukan.
Tahapan yang tepat adalah MENDENGARKAN, BERBICARA, MEMBACA DAN MENULIS.