Mohon tunggu...
Ayu Safitri
Ayu Safitri Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer dan Konsultan Homeschooling

Penulis dan Trainer untuk http://pelatihanhomeschooling.com/ Ikuti saya di Instagram https://www.instagram.com/missayusafitri/ Ikuti saya di Facebook https://www.facebook.com/missayusafitri Tonton dan subscribe VLOG saya http://bit.ly/apaituhomeschooling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Jitu Membuat Anak Mampu Berpikir Kritis

15 Februari 2018   15:40 Diperbarui: 15 Februari 2018   15:56 1999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: careernews.id

Hal yang paling dibutuhkan bangsa kita saat ini adalah KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS. Supaya tidak mudah diadu domba, tidak mudah terbawa arus negatif, tidak mudah percaya berita hoax,bisa membedakan mana informasi valid dan tidak, bisa membedakan mana informasi yang dibutuhkan dan tidak.

Orang-orang yang pemikirannya mudah diombang-ambing oleh berita hoaxyang makin menjamur melalui media sosial dan  media online lainnya adalah karena mereka TIDAK MEMILIKI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS.

Dibisikin opini A, ngikut.Dikasih tahu opini C, manut.Diajak nyebur ke laut, ya mau-mau saja. Karena tak bisa berpikir kritis, maka mereka tak punya prinsip yang jelas dalam hidup.

Tahukah Anda, penyebab dari sulitnya seseorang berpikir kritis? Penyebabnya adalah kebiasaan belajar yang diajarkan sekolah selama ini SALAH!

Selama bertahun-tahun, lebih tepatnya 12 tahun dari SD sampai dengan SMA, kita belajar dengan cara yang salah. Kita dan anak-anak kita hanya diminta untuk menghafal dan mengulang informasi. Kita dan anak-anak kita TIDAK PERNAH DIAJARI BAGAIMANA CARA BERPIKIR.

Coba perhatikan pertanyaan-pertanyaan yang SELALUmuncul di LKS, buku paket atau yang disusun guru di sekolah.

  1. Siapa penemu radio?
  2. Kapan radio ditemukan?
  3. Dimana radio ditemukan?
  4. Apa itu radio? Dll

Hampir semua pertanyaan diawali dengan istilah siapa, kapan, sebutkan, jelaskan, dimana, apa pengertian dari..

Semua pertanyaan itu BISA DENGAN MUDAHkita temukan di LKS, buku paket maupun internet. Apalagi teknologi internet yang makin hari makin memudahkan, tapi juga bisa menyesatkan jika anak tak diajari bagaimana mengelola informasi dengan tepat.

Hanya perlu sekali klik,ribuan laman dengan segala jenis konten muncul dalam seper sekian detik. Tanpa ada proses berpikir, pertanyaan-pertanyaan monoton itu jawabannya bisa dicopydengan sangat amat mudah.

Lalu, kapan anak kita bisa berpikir? Inilah yang membuat bangsa kita makin hari makin mudah dipecah belah oleh selentingan isu tak masuk akal.

Berpikir Kritis

Lalu, bagaimana cara membuat anak kita mampu berpikir kritis? Supaya mereka tidak mudah dibohongi orang lain, tidak mudah mengikuti opini yang belum terbukti kevalidannya.

Caranya mudah sekali! Jangan berikan pertanyaan-pertanyaan yang mana jawabannya bisa mereka temukan di buku maupun internet.

Paksa mereka untuk berpikir! Paksa mereka mengungkapkan pendapat dan cara pandangnya terhadap sebuah materi atau informasi.

Misalnya, kita memberikan informasi berupa penemuan radio oleh Marconi. Jangan tanyakan siapa penemu radiodan kapan ditemukannya.

Tanyakan pada anak beberapa pertanyaan semacam ini;

  1. Apa yang membuat Marconi terinspirasi untuk melakukan riset dan akhirnya mampu menemukan radio?
  2. Radio bisa digunakan untuk membagikan informasi. Di jaman dulu sebelum ditemukan radio, bagaimana cara orang-orang membagikan informasi?
  3. Apa dampaknya pada bidang sosial, ekonomi dan pendidikan setelah radio ditemukan?
  4. Semenjak teknologi internet semakin maju, radio sudah tak banyak dilirik. Jika kamu punya daya dan kesempatan, apa yang akan kamu lakukan untuk membuat tren radio kembali naik?

Dan, pertanyaan-pertanyaan lain yang tak bisa ditemukan di buku ataupun internet. Jawaban dari pertanyaan di atas HARUS LAHIRdari proses berpikir kritis dan cara pandang anak-anak kita.

Memang tidak ada jawaban PASTIdan tidak ada jawaban BENAR-SALAHuntuk pertanyaan semacam ini. Karena anak-anak kita memang tidak pantas untuk diberi label apalagi disalahkan. Kita harus menilai mereka dari proses berpikir dan cara pandang mereka.

Jika memang tidak sesuai dengan pemikiran Anda sebagai orangtua atau guru, jangan buru-buru disalahkan atau dianggap sesat. Tiap anak berhak punya pendapat dan pemikiran hasil dari proses berpikir kritis mereka.

Ingat! Konsep dari pertanyaan-pertanyaan yang Anda susun harus mengandung 2 hal, ANALISA DAN EVALUASI.

Otak kita hanya akan bekerja kalau sering digunakan untuk menganalisa dan mengevaluasi. Kalau hanya digunakan untuk menghafal, itu sama saja otak tak pernah digunakan.

Ini memang cara yang sangat sederhana, tapi jika Anda mampu menerapkannya secara perlahan dan berkesinambungan pada anak, insyallah mereka akan menjadi manusia pembangun bangsa yang kritis! Tidak mudah termakan hoaxapalagi ikut tawuran. Semoga bermanfaat dan selamat berpikir kritis!

***Sumber: www.pelatihanhomeschooling.com/berpikir-kritis/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun