Hal yang paling dibutuhkan bangsa kita saat ini adalah KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS. Supaya tidak mudah diadu domba, tidak mudah terbawa arus negatif, tidak mudah percaya berita hoax,bisa membedakan mana informasi valid dan tidak, bisa membedakan mana informasi yang dibutuhkan dan tidak.
Orang-orang yang pemikirannya mudah diombang-ambing oleh berita hoaxyang makin menjamur melalui media sosial dan  media online lainnya adalah karena mereka TIDAK MEMILIKI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS.
Dibisikin opini A, ngikut.Dikasih tahu opini C, manut.Diajak nyebur ke laut, ya mau-mau saja. Karena tak bisa berpikir kritis, maka mereka tak punya prinsip yang jelas dalam hidup.
Tahukah Anda, penyebab dari sulitnya seseorang berpikir kritis? Penyebabnya adalah kebiasaan belajar yang diajarkan sekolah selama ini SALAH!
Selama bertahun-tahun, lebih tepatnya 12 tahun dari SD sampai dengan SMA, kita belajar dengan cara yang salah. Kita dan anak-anak kita hanya diminta untuk menghafal dan mengulang informasi. Kita dan anak-anak kita TIDAK PERNAH DIAJARI BAGAIMANA CARA BERPIKIR.
Coba perhatikan pertanyaan-pertanyaan yang SELALUmuncul di LKS, buku paket atau yang disusun guru di sekolah.
- Siapa penemu radio?
- Kapan radio ditemukan?
- Dimana radio ditemukan?
- Apa itu radio? Dll
Hampir semua pertanyaan diawali dengan istilah siapa, kapan, sebutkan, jelaskan, dimana, apa pengertian dari..
Semua pertanyaan itu BISA DENGAN MUDAHkita temukan di LKS, buku paket maupun internet. Apalagi teknologi internet yang makin hari makin memudahkan, tapi juga bisa menyesatkan jika anak tak diajari bagaimana mengelola informasi dengan tepat.
Hanya perlu sekali klik,ribuan laman dengan segala jenis konten muncul dalam seper sekian detik. Tanpa ada proses berpikir, pertanyaan-pertanyaan monoton itu jawabannya bisa dicopydengan sangat amat mudah.
Lalu, kapan anak kita bisa berpikir? Inilah yang membuat bangsa kita makin hari makin mudah dipecah belah oleh selentingan isu tak masuk akal.
Berpikir Kritis
Lalu, bagaimana cara membuat anak kita mampu berpikir kritis? Supaya mereka tidak mudah dibohongi orang lain, tidak mudah mengikuti opini yang belum terbukti kevalidannya.