Mohon tunggu...
Ayu Safitri
Ayu Safitri Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer dan Konsultan Homeschooling

Penulis dan Trainer untuk http://pelatihanhomeschooling.com/ Ikuti saya di Instagram https://www.instagram.com/missayusafitri/ Ikuti saya di Facebook https://www.facebook.com/missayusafitri Tonton dan subscribe VLOG saya http://bit.ly/apaituhomeschooling

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Dalami Hobi Dapat Mengalihkan Anak dari Kecanduan Media Sosial

5 Agustus 2017   07:46 Diperbarui: 6 Agustus 2017   13:40 2349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pelatihanparenting.com

Bayangkan anak melihat foto seorang wanita berpakaian minim sedang bercumbu dengan pria di media sosial! Kemudian, temannya yang tak memiliki pengetahuan tepat berkomentar "Amboi! Asyik banget lagi cipokan sama pacar."

Berbeda saat anak melihat foto itu dan Anda bersama mereka. Kemudian Anda merespon, "Itu namanya ciuman untuk mengungkapkan kasih sayang. Seperti ibu dan ayah yang berpelukan karena saling menyayangi. Tapi, itu hanya boleh dilakukan setelah menikah. Dan, sifatnya private! Tak boleh dipamerkan di media sosial."

Bukankah menakutkan jika anak mendapatkan pelajaran dari sumber yang tak tepat? Berbeda saat Anda menginjinkan anak mengakses media sosial, tapi Anda tetap mengontrol dan memberikan arahan. Sekalipun sumber di luar keluarga menyumbang pemikiran negatif, seharusnya anak-anak tak mudah goyah karena telah memiliki pengetahuan dasar yang kuat.

Melatih Bakat Anak

Orangtua, berhentilah nyinyir melarang atau membatasi penggunaan media sosial, tapi tak memberi 'alat' lain sebagai pengganti. Itu sama saja dengan merampas hak anak.

Inilah 'alat' pengganti yang sebaiknya Anda berikan kepada anak, kenalkan mereka pada hobi dan latih bakatnya. Dengan cara ini, waktu anak lebih banyak dihabiskan untuk mengembangkan potensi yang akan bermanfaat bagi masa depannya.

Sumber: pelatihanparenting.com
Sumber: pelatihanparenting.com
Orangtua bisa mengenali minat dan bakat anak melalui tanda-tanda yang muncul dari keseharian mereka. Bagaimana cara anak merespon masalah, kecenderungannya memilih kegiatan saat liburan, bagaimana ia menghabiskan waktu luang, apakah lebih suka kegiatan outdoor atau indoor,apakah lebih suka kegiatan berkelompok atau kerja individu.

Jangan lupa juga berikan stimulasi mengenai macam-macam profesi di dunia. Hindari mempersempit pengetahuannya bahwa profesi terbaik adalah yang mampu menghasilkan banyak uang, seperti dokter, pegawai bank atau karyawan BUMN. Semua orang dengan profesi apapun berkesempatan meraih sukses selama ia mengetahui bidang apa yang dicintai, berani menggembleng potensinya melalui latihan, latihan dan latihan serta bersedia memperbarui ketrampilannya sejalan dengan perubahan yang sedang terjadi.

Tampilan luar yang keren memang baik. Tapi, bagaimana jika cover buku yang menarik dan merampok hati banyak orang ini saat dibuka, kemudian dibaca beberapa halaman ternyata isinya jauh dari kata menarik? Pembaca tentu tak tinggal diam. Mereka bisa membuat review atau membujuk orang untuk tak membaca tulisan dengan judul itu, sebab abal-abal. Tak sesuai dengan apa yang diperlihatkan dari luar!

Look and value yang seimbang hendaknya digunakan orangtua untuk mendukung Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) saat merayakan Hari Keluarga Nasional (Harganas) dalam membangun keluarga berketahanan yang tak hanya pintar mengunduh dampak negatif, tapi mampu mengelola media sosial untuk dimanfaatkan dalam mendidik dan mengasuh anak dengan baik.

Dalam sebuah acara dengan tema Harganas Lampung pun terihat sinergi pemerintah lokal dan pusat untuk membentuk pemimpin-pemimpin perubahan di masa depan yang pandai mengelola kemampuan diri, yang kaya akan kepedulian dengan sesama karena sibuk memberdayakan potensinya dan tak latah dengan munculnya cafe atau resto baru yang menawarkan spot selfie. Semoga wajah anak-anak yang heboh dengan tampilan luar, tapi tak berdaya dan tak terampil menghadapi perubahan ini tak lagi mendominasi media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun