Mohon tunggu...
Ayu Safitri
Ayu Safitri Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer dan Konsultan Homeschooling

Penulis dan Trainer untuk http://pelatihanhomeschooling.com/ Ikuti saya di Instagram https://www.instagram.com/missayusafitri/ Ikuti saya di Facebook https://www.facebook.com/missayusafitri Tonton dan subscribe VLOG saya http://bit.ly/apaituhomeschooling

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Dalami Hobi Dapat Mengalihkan Anak dari Kecanduan Media Sosial

5 Agustus 2017   07:46 Diperbarui: 6 Agustus 2017   13:40 2349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, di balik usahanya menampilkan sesuatu yang keren, tersembunyi jiwa yang sakit. Jiwa yang perlu diangkat penyakit narsisnya. Jiwa yang harus diajari bagaimana caranya mengenali nilai dalam diri. Sehingga, tak lagi berusaha membentuk citra diri keren melalui media sosial, tapi berubah menyibukkan diri menggali potensi. Karena orang yang benar-benar keren dan bernilai tak perlu menceritakannya pada dunia. Sebaliknya, dunialah yang akan menceritakan kisahmu dengan sendirinya.

Menjadi Orangtua Siaga

Dunia berubah begitu cepat dan didominasi oleh ketidakpastian. Ini akan menjadi perubahan yang menakutkan bagi mereka yang tak mempersiapkan diri dengan baik. Mereka yang tak mampu mengenali potensinya, tak mau belajar sejarah, malas membaca situasi, tak bersikeras menggali ide, dan bangga berlebihan pada kerennya tampilan luar akan kesulitan bersaing di dunia yang penuh ketidakpastian ini.

Anak-anak dengan mental tahan banting terhadap perubahan, kontrol emosi yang baik, mampu membuat keputusan tepat, mengenali minat, melatih bakat, dan senantiasa memperbarui kemampuan bisa jadi sedang mengunduh keuntungan sekarang. Berbeda dengan anak-anak yang tak dipersiapkan orangtuanya.

Contohnya seperti tingkah polah remaja dan dewasa muda di atas. Tak lagi simpati pada lingkungan, tak peduli kebermanfaatan hidupnya, yang dipikirkan hanya kesenangan hari ini, bagaimana menghabiskan gaji atau uang saku bulan ini dan foto apa yang harus di-upload malam nanti.

Seperti pisau dapur yang menjadi baik jika digunakan untuk mengupas apel, bisa juga menjadi jahat jika digunakan untuk menusuk perut orang. Media sosial sebagai salah satu produk teknologi pun bersifat netral. Baik buruknya tergantung dari individu yang memanfaatkan.

Anak-anak pun tak bisa ketergantungan atau mengunduh dampak negatifnya, jika orangtua yang bertanggung jawab pada pengasuhan dan pendidikan anak mampu mengontrol penggunaan gadget di rumah masing-masing.

Melarang atau membatasi anak bermain media sosial agaknya mustahil jika tak dibarengi dengan melatih bakat mereka. Bayangkan, orangtua melarang anak menggunakan gadget, membatasi waktu bermain games ,tapi tak mengajak anak mendalami hobi atau potensi. Lalu, dengan cara apa anak-anak menghabiskan waktunya? Apakah mereka harus berkutat pada sekolah, PR dan les saja?

Orangtua sendiri sibuk dengan bisnis dan tugas kantor. Jarang meluangkan waktu menyenangkan bersama anak dan berdalih sibuk, tak sempat karena harus kerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Orangtua nampaknya akan kesulitan melarang anak memanfaatkan media sosial. Karena anak-anak kita ini lahir dan berkembang bersama teknologi, maka mereka tak bisa dipisahkan dari produk-produk teknologi. Benar kita mengawasi ketat aktivitas anak di rumah. Tapi, bagaimana dengan lingkungan tempat tinggal dan pergaulannya di sekolah?

Anak-anak kita tak hanya belajar dari keluarganya, tapi juga mengambil pemikiran dari lingkungan sekitarnya. Bagaimana jika anak-anak dekat dengan lingkungan yang tak bertanggung jawab?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun