Masih dalam rangka perayaan kemerdekaan RI ke 76,  diaspora Indonesia di Montreal, Kanada,  sekali lagi sukses memperkenalkan seni budaya Nusantara kepada masyarakat Amerika Utara.  Penulis melihat ada undangan di Facebook kalau klub diaspora Indonesia yang baru dibentuk yaitu I'M Dancing Club akan mengadakan latihan perdana pada hari Jumat 27 Agustus 2021, jam 5 sore.  Latihan perdana Club de Danse Indonsien de Montral yang berlokasi  di Galerie d'art Steward Hall, di daerah Pointe Claire.  Â
Sekilas Mengenai Klub Tari Tradisional Indonesia
Adapun pembentukan kelompok tari tradisional Indonesia ini baru dibentuk di tahun 2021,  dengan dukungan dari Association de la  Communaut Indonsienne du Qubec (ACIQ), yang merupakan wadah diaspora Indonesia di propinsi Quebec tanpa melihat perbedaan suku, adat, ras, dan agama.  Dukungan juga didapat dari KBRI melalui Bapak Syech Afen Sena, selaku Atase Perhubungan / Wakil Tetap Pengganti Republik Indonesia di  Kantor Kepentingan Indonesia Pada ICAO (KKIP-ICAO) . Adapun Club de Danse Indonsien de Montral ini dibawah pelatihan oleh Ita Gouteron, seorang pengajar tari tradisional yang sudah melakukan berbagai pementasan tari berskala international.  Â
Latihan Goyang Maumere Mengguncang Montreal
Pada hari Jumat 27 Agustus jam 5 sore,  peserta mulai datang satu per satu.  Cuaca di Montreal sore itu tidak terlalu terik,  sekitar 20 Celsius. Kurang lebih 10 orang hadir di latihan perdana ini.  Semua peserta tidak lupa menerapkan protokol kesehatan yang ketat, berhubung acara yang melibatkan kegiatan kelompok wajib menjaga jarak dan prokes. Diaspora  yang berpartisipasi diberikan kaos I'M Dancing Club.  Kemudian pelatih memberikan briefing bagaimana gerakan tari tradisional Goyang Maumere.Â
Saat sedang berlatih,  banyak kejadian yang tidak terduga terjadi.  Ada warga setempat  yang sedang naik sepeda,  tertarik melihat latihan menari di lapangan pinggir danau tersebut,  tiba tiba bertanya apakah boleh ikut bergabung, dan langsung diajarkan gerakan Goyang Maumere dan Poco Poco.   Dan  setelah 30 menit berlatih, tiba tiba di tepi danau tersebut muncul rombongan penari kontemporer setempat berseragam hitam yang juga takjub dengan tarian tradisional Nusantara,  dan akhirnya ikut bergabung bersama.
Akhirnya menjelang pukul 7 sore, Â latihan berakhir, Â dan semua peserta dan juga kelompok lokal yang bergabung secara dadakan berpose bersama. Â Â
Rombongan penari kontemporer setempat ikut bergabung