Begitu penulis memasuki area festival, tidak terlalu jauh terlihat layar raksasa sedang memutar film.  Teknologi layar tancap yang digunakan termasuk modern, karena tingginya setara gedung 3 tingkat, yaitu 9 meters,  dan menggunakan teknik layar yang dapat mengembang seperti balon.   Jadi berbeda dengan di Indonesia yang masih menggunakan bambu untuk menopang layar tancapnya.Â
[caption caption="Layar tancap setinggi 9 meter. "]
Â
           Penasaran bagaimana teknik layar yang bisa mengembang tersebut, penulis melihat ke bagian belakang layar untuk melihat arsitektur dari layar tancap tersebut. Ternyata konsepnya seperti balon yang dipakai untuk berenang, yaitu diisi udara sehingga layar akan terkembang. Di bangku duduk sudah terlihat seratusan penonton duduk menonton film tersebut. Penonton yang datang belakangan  duduk di anak-anakan tangga batu, ataupun menonton sambil berdiri. Sementara di belakang penonton terlihat tenda putih tempat memutar proyektor film ke layar tancap tersebut.
[caption caption="Bagian belakang layar tancap, diisi udara sehingga layar terkembang."]
Â
[caption caption="Proyektor pemutar film. "]
Â
[caption caption="Penonton sudah ramai duduk di undakan anak tangga. "]
Â
           Berhubung hari telah malam, dan hari senin akan ada kegiatan lain yang harus diikuti, maka penulis meninggalkan acara sebelum film berakhir.Â